Perasaan Jungkook dan Ulang Tahun (1)✔️

218 75 38
                                    

Jungkook adalah orang pertama yang berkenalan dengan Jimin sepuluh tahun yang lalu. Jungkook terpaut dua tahun lebih muda dari dirinya. Mereka selalu tersenyum, tartawa, dan kadang kali menangis karena hal-hal kecil. Jungkook anak yang begitu jujur bagi Jimin. Masih sangat membekas diingatan Jimin ketika Jungkook selalu memberikan semangat kepada semua anggota saat semuanya lelah dengan karier mereka. Lelaki bergigi kelinci itu juga tak segan memarahinya siapa saja saat melakukan sesuatu hal yang salah. Jungkook-lah yang selalu menyadarkannya bahwa manusia tak luput dari kesalahan dan di saat kesalahan itu terjadi, maka sahabatlah yang mempunyai peran untuk menyadarkan kita.

Jimin yang tengah duduk di samping Jungkook ingin memberikan saran pada lelaki itu tentang suatu hal yang penting. Saat inilah Jimin berperan sebagai hyung dan sahabat untuk Jungkook.

"Ini ... mengenai Dean."

"Ada apa dengan Dean?" Jungkook merasa aneh dengan sikap Jimin.

"Kau harus janji dulu untuk tidak memukulku." Jimin mengangkat jari kelingkingnya.

"Bagaimana aku bisa berjanji pada kelingking pendek ini? Sepertinya kau terlalu sering mengupil, Hyung. Lihat! kelingkingmu semakin pendek dan hidungmu semakin besar." Gelak tawa Jungkook terdengar nyaring di ruang makan.

"Geum Jungkook! Aku sedang serius." Sangat menyebalkan mempunyai adik seperti Jungkook.

"Baiklah." Jungkook menautkan kelingkingnya, "Lalu apa yang ingin kau katakan?"

"Apa ... kau tau kalau Dean menyukaimu?"

Jungkook menggebrak meja hingga membuat Jimin terlonjak kaget. "Tentu saja aku tau. Dia seorang Angel dan aku adalah idolanya," seru Jungkook dengan senyuman terpatri jelas di bibirnya.

"KENAPA KAU MENGAGETKANKU?!" Jimin mengelus dadanya.

Jungkook kaget mendengar bentakan Jimin. Jimin adalah sosok malaikat di antara mereka bertujuh. Lelaki itu selalu tersenyum dan menenangkan siapa pun yang tengah dilanda masalah. Tak disangka Jimin marah hanya karena dikagetkan.

"Maaf, hyung. Aku hanya sedang bersemangat."

Siapa yang tidak luluh jika kelinci manis itu memamerkan gigi lucunya. "Baiklah ... kembali ke topik," Jimin lalu semakin mendekatkan kursinya. "Ini tentang Dean dan yang kumaksud tadi, apa kau tahu Dean menyukaimu? Menyukai sebagai wanita pada lelaki." Suara Jimin mengecil pada akhir kalimatnya.

"Dia menyukaiku? Benarkah?" Mungkin bakat akting Taehyung sudah menular pada Jungkook.

"Aku yakin dia menyukaimu, Kook. Dia sering melihatmu diam-diam. Wajahnya murung jika kau membicarakan Hye Mi. Lalu tingkahnya juga berbeda jika bersamamu." Jimin menjelaskan dengan sungguh-sungguh.

"Lalu? Apa masalahnya?"

Jimin menghela napas menghadapi otak lambat Jungkook. "Kook, pikirkan Dean!"

Jungkook memandang kosong hingga beberapa menit kemudian.

"Ya! Kau mendengarku tidak?"

"Kau bilang pikirkan Dean. Aku sedang memikirkan Dean," jawab polos Jungkook

"Bukan itu maksudku, Bodoh."

"Lalu apa?"

"Apa kau menyukai Dean?"

Deg!

"Te-tentu saja tidak. Ah, bukan, a-aku menyukainya, tapi sebagai penggemarku ... dia sudah kuanggap keluargaku sendiri." Jungkook gelagapan menjawabnya.

Jimin menggebrak meja kuat. "Itu yang kumaksud, Kook."

Jungkook mengelus dadanya karena terkejut. Sepertinya Jimin berniat membunuhnya secara mendadak. Jungkook seakan lupa dengan apa yang dilakukannya pada Jimin tadi.

Together with BTSS ¦| JJK |¦ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang