1

2.7K 152 3
                                    

"Hiks... Ke-kenapa kalian melakukan semua ini padaku hiks" lirih gadis pirang bermata shapire sambil terisak.

" Simpel saja, karena aku sudah tidak mencintai mu lagi." Kata pemuda itu tanpa rasa salah membuat gadis itu mematung lalu menatap pemuda itu tak percaya.

"Hiks.. ka-kau jahat! Aku sudah memberikanmu segalanya hingga aku meninggalkan keluargaku untuk cintaku padamu tapi hiks..." Gadis itu tak mampu melanjutkan kata katanya karena sesak di hatinya. Dan seketika hujan turun dengan derasnya

"Itu karena kau bodoh dan kau juga adalah anak buangan dari keluargamu yang sok itu!" Ejek pemuda itu. Gadis itu menatapnya emosi lalu menampar wajah pemuda itu.








Cut!

Teriak seorang sutradara di sana. Hujan buatan pun berhenti dan para kru membereskan tempat syuting tersebut.

"Wah kitsune san, bakatmu memang benar benar luar biasa! Kau mampu mendramatisir keadaan tersebut seolah olah itu nyata!" Puji sang sutradara pada gadis bermata shapire yang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Huh, memang aku berbakat sejak kecil." Kata kitsune dengan angkuh dan sombongnya.

"Besok kau datang kemari jam 10 pagi lalu kita lanjutkan syuting tadi." Ujar sang sutradara.

"Tentu saja Kabuto san." Kata kitsune lalu beranjak pergi ke ruang ganti.

"Hah... Memang benar kata orang kalau kitsune san itu berbakat tetapi angkuh dan sombong." Ujar shizune. Kabuto menghela nafas panjang.

"Sudahlah biarkan saja. Toh itu bukan urusan kita." Kata Kabuto lalu pergi dari tempat syuting diikuti shizune.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mansion Namikaze

"Darimana saja kau anak sialan! Apa kau tak tau ini jam berapa!" Ujar perempuan bersurai merah alias namikaze kushina menatap gadis pirang bermata shapire dengan emosi.

"Naru habis dari perpustakaan kaa- sama." Ujar gadis itu sambil menundukkan kepala.

Plak!

Tamparan keras dari pria berambut kuning membuat gadis itu jatuh tersungkur sambil memegangi pipinya.

"Buat apa kau ke perpustakaan ! Kau itu hanya aib keluargaku. Mau belajar sampai kau mati pun kau tak akan bisa seperti Kurama dan naruko." Sarkas Minato. Yang dibicarakan hanya menunduk membisu. Terlalu sakit hatinya pada kedua orang tuanya.

"Kaa-san, tou-san lebih baik kita pergi jalan jalan keluar daripada kalian mengurusi anak pembawa sial ini."kata naruko, kembaran Naruto hanya saja rambut dan matanya menurun pada ibunya. Sedangkan Naruto pada ayahnya.

"Benar itu Anata, lebih baik kita pergi. Kita tinggalkan anak sialan ini dan merayakan keberhasilan naruko karena mendapat peringkat 1 lagi tahun ini." Kata kushina bergelayut manja di lengan Minato. Minato yang luluh langsung meninggalkan Naruto seorang diri yang masih memegangi pipinya yang merah bersama kushina dan naruko.

Tanpa mereka sadari Naruto menyeringai menatap mereka dengan bengis.

"Dasar orang bodoh."

Naruto pun segera beranjak dari tempatnya lalu membersihkan bajunya seolah ada kotoran di bajunya lalu beranjak ke kamarnya.

Mansion Hyuga

"Sayang, kenapa kau selalu pulang dengan keadaan lebam seperti ini sayang. Apa ada yang menganggu mu di sekolah? Katakanlah." Ujar Hyuga shion dengan cemas melihat anaknya yang selalu terluka.

"Tadi Hinata hanya jatuh karena kurang berhati hati." Selalu jawaban yang sama dengan senyuman paksa yang ditunjukkan Hinata pada kaa sannya.

"Kenapa kau selalu saja bilang hal yang sama hime?" Tanya shion sendu.

"Sudahlah kaa Chan, aku baik baik saja. Aku hanya kurang hati hati makannya selalu luka." Kata Hinata sambil meringis ketika shion mengobati lukanya.

"Apakah Sasuke tidak menjagamu sehingga kau selalu saja seperti ini." Kesal shion.

" tidak kaa Chan. Malahan Sasuke selalu melindungiku dan tak pernah menyakitiku." Ujar Hinata sambil tersenyum Miris.

"Ya sudah, sekarang hime masuk ke kamar dan beristirahat, ne?" Kata shion lembut sambil mencium kening dan mengelus Surai putrinya. Hinata mengangguk lalu berjalan tertatih tatih ke kamarnya.

Dalam malam sunyi itu dua hati tengah terisak dan mengadu pada kami sama.

"Kapan penderitaanku berakhir kami sama? Aku ingin tousan dan kaasan melihatku bukan karena apa yang ada tadi apa adanya." -Namikaze Naruto

"Kapan teman temanku berhenti menggangu ku kami sama. Aku ingin seperti gadis lain pada umumnya yang suka bermain dan bukan suka dipermainkan."-Hyuga Hinata

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang