30

1K 77 16
                                    


Hai readers! janlup voment okay. thx

naruto menatap layar ponselnya dengan serius. membuang nafasnya dan meletakkan ponselnya dengan kasar. ia menatap lurus ke depan dengan tatapan campur aduk.

"apakah keputusanku sudah benar?" mengingat kejadian tempo hari membuatnya teringat sosok yang berarti dalam hidupnya sekaligus berbahaya bagi hidupnya. 

"shit, kurasa mati akan lebih baik daripada aku harus memikirkan semua ini." umpatnya kesal. Naruto melempar bantal ke segala arah dengan kasar.

"Kalau kau mati siapa yang akan mendampingiku?" Double shit, pikir Naruto. Lelaki berambut aneh ini berada di hadapannya lagi.

"Kenapa kau kemari?! Tidak ada satupun yang boleh memasuki kamarku!" Teriak Naruto.

Sasuke tersenyum. "Di depan pintumu tertulis siapapun boleh masuk."

Naruto tertegun. Dia lupa ada di mansion hyuuga untuk sesaat.

Dalam hati dia merutuki Hinata yang memperbolehkan semua orang masuk walau tanpa diundang seperti jalangkung.

"Daripada kau marah marah seperti ini ada baiknya kalau kita keluar jalan jalan." Mata Naruto menatap nyalang ke arah Sasuke. bisa saja siluman ayam ini mencari kesempatan dalamkesempitan, pikirnya.

"Apa kau tidak bosan di dalam rumah seharian?" Jelas saja bosan, pikir Naruto. Tapi hang out dengan lelaki yang dia cap bajingan ini akan menurunkan harga dirinya.

Sasuke mendengus. "Kalau kau tidak cepat ambil keputusan maka kita batalkan saja."

"Hufttt, apa boleh buat?" Batin Naruto. Dengan terpaksa dia menganggukan kepalanya.

Hal itu membuat seuntai senyum tampan terpampang di wajah Sasuke untuk waktu yang singkat.

"Aku tunggu kau di bawah baby."

Baby? Mendadak Naruto merasa jijik dan geli mendengarnya.

"Aku harap ini terakhir kalinya aku mendengar dia berkata menjijikan seperti itu." Naruto bangkit dari ranjangnya lalu segera bersiap siap.
_____________________________

"Huahh, akhirnya aku bisa menikmati angin di taman setelah sekian lama." Pekik Hinata sambil berlari meloncat ke sana kemari.

"Kau terlihat kampungan kit." Ujar Toneri dengan malas.

Yap, mereka sedang berjalan jalan di taman dekat mereka bekerja. Bukan kencan, hanya berjalan jalan. Tapi mungkin nanti? Kita lihat saja.

"Aku bukan kampungan baka! Aku hanya rindu!" Kesal hinata dengan tatapan tajam.

Bukannya terlihat mengerikan malah seperti boneka lucu yang di pasang di etalase toko di mata Toneri, tunggu apa yang dia pikirkan?

Toneri memijat pangkal hidungnya, "Aku mungkin sudah tidak waras memikirkan hal konyol seperti itu." Lirihnya.

"Memang kau tidak waras otsutsuki san." Ejek Hinata.

"Maaf tapi aku tidak sepertimu yang-"

"Mhhh, terushhh."

Kalimat Toneri mendadak berhenti mendengar suara aneh yang tidak asing untuknya.

Hinata menoleh ke arah Toneri dengan pandangan takut takut, "Ot-otsutsuki, a-apakah disini a-ada hantu?" Tanya nya.

"Kita cek bersama." Toneri dan hinata berjalan bersamaan mencari sumber suara atau lebih tepatnya Toneri duluan dan hinata di belakang sambil memegang kaos Toneri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang