21

1.1K 91 22
                                    

HAPPY READING MINNA

"Ah, ini sangat enak. Lain kali aku akan mentraktirmu kalau tidak tanggal tua." Naruto mendengus kesal. Ini hanya keberuntungan ingat! Seorang Uzumaki Naruto tidak pernah kalah. Ya, tak pernah kalah selain dari nii san buluknya ini.

"Huh, padahal aku ingin menghabiskan isi dompetmu."

"Sayang keberuntungan bersamaku."

"Sialan!"

Kurama tertawa geli melihat ekspresi dari jiwa naruto dengan raga Hinata. Terasa hangat.

Kurama merutuki dirinya sendiri kenapa dia harus berkorban demi keluarga idiot itu. Kurama merasa tolol sendiri.

"Kenapa kau tak makan?" Naruto tersenyum masam ke arah kurama.

"Kau ingat bukan aku bukan tipe orang yang menyukai benda lunak menjijikan itu."

"Ini jelly rasa apel, bukan apapun yang kau maksud menjijikan itu."

"Cih, rasanya tak lebih dari orang berciuman."

Kurama menghentikan acara 'mari makan jelly rasa apel. Menatap horor ke arah Naruto.

"KAU PERNAH BERCIUMAN?!" Hening. Suasana rumah jelly milik kurenai langsung hening.

Naruto memerah menahan malu. Bisa bisanya nii san nya bertanya tanpa di filter di tempat umum.

"aku tidak pernah. Sekali lagi ku tekankan tidak pernah." Kata Naruto sengit. Para pembeli melihatnya seolah mereka adalah pasangan yang tengah bertengkar.

Kalau Naruto sampai mendengarnya. Heumm, pasti akan masuk rumah sakit dan baru keluar 1 tahun kemudian.

Bagi Naruto dia lebih memilih melajang daripada menikahi rubah buluk di depannya walaupun mereka tidak bersaudara sekalipun.

"dan, kalau kau ingin mengatakan sesuatu yang berbau buku sampul orange milik Kakashi nii, kau harus memfilternya atau kau akan mendapatkan akibatnya sayang." Kurama langsung ciut nyalinya. Mungkin kata kata sayang itu adalah kata romantis bagi mereka. Tapi baginya kata sayang itu adalah sirine berbahaya.

"Hehehe.... Gomen gomen Hinata Chan." Naruto mendengus kesal. Bisa bisanya nii san baka nya ini menggodanya. Sialan.

"Kau memerah sayang." Naruto mendelik kesal ke arah kurama yang tersenyum tapi kesan mengejek.

BLETAK!

"Ittai! Kenapa kau memukulku!" Naruto memutar matanya jengah.

"Karena kau adalah orang baka, hentai, playboy cap kakap, dan jangan lupakan otak udangmu." Kurama langsung muram dan pundung di pojokan.

Naruto menghentakkan kakinya kesal lalu keluar dari rumah terkutuk menurutnya.

"Kenapa ini terjadi padaku." Kata kurama frustasi. Berpikir apa dosanya hingga dia memiliki adik yang sangat sinting menurutnya.

"Nak, kejarlah pacarmu. Nanti kau bisa putus lho." Kurama sweatdrop dengan perkataan salah satu ibu ibu di sana.

Dia dengan Naruto pacaran

Dia dengan Naruto pacaran

Pacaran...

"TIDAAAAK!!!!" Kurama langsung berlari dari rumah keramat miliknya yang tiba tiba jadi absurd.

"Hahaha... Ciri ciri suami takut istri sudah terlihat."

"Jadi iri dengan kebersamaan mereka."

"Ah, seharusnya aku tadi merekamnya."

"Cih."

Kita abaikan saja gosip ala ibu ibu ini juga seseorang yang tengah cembokur sepertinya dan beralih ke tempat Hinata.

Hinata berulang kali meremas dress nya gugup. Merutuki kenapa dia harus berada di lingkup orang menyebalkan seperti otsutsuki Toneri. Hah... Apalagi mereka sekarang adalah rival. Ini sangat menyebalkan.

"Kitsune sama, anda ada masalah?" Tanya tenten sopan. Hinata tak menjawab. Tenten sudah tau sifat menyebalkan kitsune menurutnya dan juga kebal. Kalau tidak, mungkin ia sudah mengundurkan diri dari dulu.

"Aku tak apa. Aku hanya bingung kenapa di antara semua orang disini kenapa dia yang jadi lawan mainku?!" Tenten mengedipkan matanya beberapa kali. Apa ini sudah kiamat?, Pikirnya.

Kitsune itu sangat ketus padanya kenapa mendadak curhat tentang lawan mainnya. Ini lebih horor dari film horor yang biasa ditonton.

"Maksud anda Toneri san?"

"Yaya, dia yang ku maksud. Rasanya aku ingin mencekiknya lalu membuangnya ke pantai selatan Indonesia. Biar jadi budak nyi Roro kidul."

Nafas tenten jadi tersendat sendat. Apakah ini benar benar kiamat?

"Kenapa kau seperti melihat setan?" Tenten menggelengkan kepalanya.

"Setannya adalah kau." Batin nista tenten.

"Kitsune sama, sekarang sudah waktunya syuting." Hinata beranjak dari duduk manisnya lalu segera menuju tempat syuting. Meninggalkan tenten yang mematung.

Asuma mengerenyitkan dahinya heran. Lalu menghampiri tenten.

"Tenten san, kenapa anda melamun?"

"Aku rasa dunia akan kiamat."




TEBECE
HAHAHAHA... GOMEN GOMEN PHP IN KALIAN SEMUA READER SAN. KEMARIN TIBA TIBA TERPANGGIL SAMA DPP. PADAHAL MALEM MALEM. MEMANG SYALAND:")

TUNGGU UPDATE BESOK YA

SALAM HANGAT

FRLYNKITSUNE

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang