20

1K 93 9
                                    

Happy reading Minna.

"Kenapa kau menghampirinya?"

"Maksudmu?"

Naruto mengurangi kecepatan mobilnya. Tak peduli terlambat tidak.

Toh kitsune itu artis. Mau batal kontrak tidak masalah. Masih banyak yang ingin menawarkan kontrak drama.

"Hah... Maksudku kenapa kau adu mulut dengan otsutsuki Toneri?" Hinata memiringkan kepalanya bingung. Naruto menepuk kepalanya.

"Pemuda tadi itu namanya otsutsuki Toneri. Seorang mahasiswa yang sedang magang di agensi ayahnya." Hinata membuat 'O' pada mulutnya.

"Aku tak tau dan tak mau tau. Yang jelas dia sudah seenak udel menghinamu. Dasar tidak sopan." Naruto mendengus geli mendengarnya. Toh, dia sudah kebal dengan begituan.

Apalagi dengan Toneri, sang aktor yang merupakan rivalnya.

"Jangan kaget. Dia itu rivalku sejak dulu." Hinata cengo lalu menoleh kearah Naruto yang Mesam mesem.

"Dia juga pernah menembak ku. Bukan artian cinta tapi dalam artian sebenarnya. Untung aku tak kena." Ujar Naruto tertawa geli. Hinata menatap horor ke arah Naruto. Bisa bisanya dia tertawa? Mungkin dia sudah tak waras!

Naruto menghentikan mobilnya di depan salon Konan.

"Aku pulang dulu." Hinata melambaikan tangannya dibalas dengan kedipan Naruto.

Naruto kembali melanjutkan perjalanannya. Bukan ke mansion tapi ke suatu tempat. Ya, tempat rahasianya.

Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai di sana.

"Hah, akhirnya sampai juga." Senyum manis dan tulus Naruto mengembang. Seolah tak ada beban.

"Hah... Kapan terakhir kali aku kesini?" Naruto terkekeh geli. Kupu kupu berterbangan menambah pesona taman alam yang indah.

"Hah... Aku ingin kembali ke wujud asliku." Iris blue sapphire nya menatap sendu ke arah bunga mawar yang kelihatannya hitam.

Naruto berjalan mendekati nya.

Naruto meniupinya lalu berterbangan lah abu hitam yang menutupinya dan memperlihatkan warna bunga itu yang asli. Putih.

Salah satu kelopaknya jatuh. Naruto menatap miris kelopak itu.

"Hidup ibarat bunga. Sungguh menyedihkan bukan?"

Naruto tersentak. Menoleh dengan patah patah. Melihat seseorang yang selalu mendukungnya dibalik bayang bayang.

Namikaze kurama

"Siapa kau?" Kurama mendengus kesal mendengarnya.

"Jangan menyembunyikan fakta. Kalau kau bertukar raga dengan Hinata." Naruto membelalakkan matanya kaget.

Dia juga tau? Bagaimana bisa?!

"Kau lupa kalau aku selalu memantaumu dari kejauhan?"

"Kenapa kau kemari?!" Sarkas Naruto. Kurama hanya tersenyum dengan kesan meremehkan.

"Hah... Kau ini tak ada baik baiknya dengan nii san tampanmu ini." Naruto menatap tajam kurama.

"Kau tak pantas di baikin." Kata Naruto tajam. Kurama menghela nafas panjang.

"Gomen gomen. Saat itu aku sedang tak ada di mansion. Aku sedang ke luar negeri. Saat aku pulang kau sudah tak ada." Naruto menatap sendu ke bawah. Mengingat perkataan keluarganya terhadap dirinya.

"Lalu disana aku meledak dan meninggalkan rumah."

"Bukannya kalau kau meledak artinya kau mati?"

BLETAK!

"Ittai! Kenapa kau memukulku nii san hentai no baka." Kurama melotot. Tak terima dirinya diperlakukan seperti ini. Dia tidak kuadh:V

"Enak saja! Kau bahkan lebih parah saat menjadi kitsune." Naruto mendengus kesal sekaligus geli. Memang benar sih katanya nii san hentai nya ini.

"Setidaknya aku tak pernah menyewakan tubuh indahku ke lelaki otak udang." Kurama tertawa terbahak bahak sekaligus miris dengan nasibnya. Dia juga sama dengan lelaki di luar sana. Bermain wanita di klub malam.

"Sudahlah, bagaimana kalau sekarang kita ke ichiraku ramen. Bukankah kau sudah lama tak kesana?" Mendengarnya Naruto langsung ngiler.

"Hey, jangan ngiler di tubuh temanmu! Itu menjijikkan!" Naruto tak peduli langsung menarik mesra (baca menyeret) kurama ke dalam mobilnya.

"Kalo aku naik mobilmu, mobilku gimana."

Duagh!

Kurama ditendang dengan tidak elitnya bikin jatuh cinta eh Ralat maksudnya jatuh sakit ke tanah.

"Kenapa kau menendangku rubah kuning."Naruto mendelik kesal. Tak lama. Setelah itu menyeringai.

"Kita balapan!" Kurama awalnya kaget. Namun juga menyeringai akhir akhirnya.

"Ok, siapa yang kalah harus menjadi pembantu selama 1 bulan." Kurama buru buru masuk ke dalam mobilnya.

"Kau siap kalah nii san hentai no baka?!"

"Kurasa kau harus menarik kata katamu rubah kuning. Karena akulah yang akan menang."

BRUMM!!

Suara mesin dinyalakan lalu mereka melaju saling salip menyalip.

Tertawa lepas pada siang hari, tak masalah bukan untuk Naruto?

Tentu tidak!

Kecuali pandangan pemuda rambut emo bak pantat ayam yang menatap dingin Naruto yang tersenyum tanpa beban dari balik pohon.

Entah apa yang dipikirkannya. Kita lihat saja nanti. Semoga frlyn Ndak badmood. Kalo badmood, khu...Khu..Khu..

TEBECE
NANTI DOUBLE UP
UDAH ITU DOANG:V

.SALAM HANGAT

FRLYNKITSUNE

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang