Sejauh Lia menyusuri jalan sendirian, tidak ada manusia, seorang vampir ataupun seekor monster yang ditemuinya. Kota ini benar-benar sunyi.
"Haaah! Kemana perginya mereka semua?" Pekik gadis itu melampiaskan kekesalannya. Tak peduli jika pekikannya memancing monster pemangsa keluar.
Lia kemudian mendongakkan kepalanya. Langit terlihat ditumpahi warna jingga. Sekarang sudah sore hari berikutnya. Itu artinya sudah dua puluh empat jam sejak dia datang disini.
Sembari merengut, gadis berambut cokelat itu menurunkan ransel yang dibawanya. Membebaskan punggungnya untuk sementara dari beban ransel itu. Duduk untuk istirahat sebentar.
Tangannya lalu bergerak mengambil salah satu tabung kaca di tumpukan teratas. Membuka tutupnya dan menenggak cairan merah itu hingga habis setengahnya.
"Setengah saja sudah cukup untukku." Ucapnya sembari menutup tabung kaca itu dan mengembalikannya. Dia lalu mengeluarkan tumpukan itu.
"Satu... Dua... Tiga... Empat... Astaga, empat tumpuk? Ini benar-benar terlalu banyak untukku. Apa aku lebih baik meninggalkan beberapa ya?" Pikirnya. Pasti akan lebih ringan kubawa.
"Ah, tidak. Lupakan soal itu." Gumam Lia. Dia menghela napas dan kembali memasukkan tumpukan itu ke dalam ranselnya. Dia lalu bangkit berdiri.
"Lebih baik aku melanjutkan pencarianku." Batinnya. Dia kemudian beranjak dari tempat itu. Terus mengawasi sekitar hingga tanpa ia sadari, sore telah gulita terganti malam.
Sshhh...
Tap!
Langkah kakinya mendadak berhenti. Indra penciumannya yang tajam menangkap aroma sesuatu.Ini aroma manusia.
Lia memutuskan mencari tahu darimana aroma itu berasal.
Mungkinkah disekitar sini ada manusia?Tap.. Tap.. Tap..
Benar saja, tak lama dia melangkah, terlihatlah sebuah bangunan yang dalamnya terdapat cahaya.
"Di dalam pasti ada manusia." Pikir Lia. Dia berjalan pelan sambil mengawasi sekitar.
Langkahnya berbelok menuju sumber aroma itu. Dari bangunan di tepi jalan itu.
Lia berhasil masuk tanpa menemui masalah. Langkahnya yang berderap tak dia hiraukan. Dia melepas sarung tangannya dan mengeluarkan sabitnya. Menyembunyikannya di balik punggung.
Di barisan rak, terdengar suara orang mengobrol pelan.
Lia tiba di ujung barisan rak. Di hadapannya, lima anak kecil duduk di lantai dengan penghangat ruangan berlampu di tengah.
Mereka yang menyadari kedatangan Lia terperanjat dan berhenti bicara. Lia memandangi mereka dengan tatapan kosong
"AAA! VAMPIR! " Mereka langsung memekik ketakutan dan lari kocar-kacir.
"Eh?"
Ini ganjil sekali. Kenapa mereka tahu begitu saja?SYUUUTH!
Lia melempar salah satu sabitnya dan berhasil menangkap salah satu diantara mereka. Seorang gadis kecil."AAHH! TIDAK!" Gadis kecil itu tersentak dan tertahan di tempat.
"Yukii!" Pekik seorang anak laki-laki yang lebih besar dari yang lain.
"Rito-kun, jangan kemari!" Seru gadis yang dipanggil Yuki itu sadar posisinya.
Anak laki-laki bernama Rito itu tak tega meninggalkan gadis kecil itu. Terdiam di tempat sampai seorang yang lain menarik lengannya untuk sembunyi. Meninggalkan Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owari no Seraph -Spin Off-
FanfictionMikaela Hyakuya benar-benar tak menyangka hidupnya bisa berubah karena pertemuannya dengan orang baru tersebut. Akankah Mikaela, Yuuichiro dan kawan-kawan bisa menerima kedatangan'nya' beserta masa lalu dan hubungannya dengan Krul yang misterius? Ap...