Part 43 : Because of Yu

736 91 14
                                    

INI SEMUA KARENA KAU, LIA!

INI SEMUA SALAHMU!

KAU TIDAK SEHARUSNYA BERTEMU MIKA!

KAU HANYA PENGGANGGU!!

KENAPA KAU TIDAK MATI SAJA?

Huff, tenanglah...

Aku menggigit bibir. Menyandarkan punggungku di sisi dinding. Berupaya sekuat mungkin menekan gejolak dalam jiwaku.

Kata-kata Yu tadi...
Sangat tajam.

Dia berhasil meniup bara dalam hatiku dan sekarang bara itu berapi. Membuat hatiku terbakar.

Napasku memburu cepat. Disini, di lorong panjang yang gulita ini, aku menenangkan diri meski aku tidak bisa melihat apapun selain siluet pilar-pilar bangunan.

"Benar sekali. Aku hanya pengganggu."

"Tapi kenapa aku masih disini?"

"Ah! Aku lupa! Seharusnya aku segera menanyakan Mika soal permintaan kedua itu. Bukankah jika begitu, semuanya sudah selesai dari tadi?"

"Argh! Bodohnya! Ternyata aku hanya mengulur-ulur waktu!"

"Tapi..."

"Apakah aku benar-benar akan bahagia jika mati?"

"Ah! Lagipula tidak ada gunanya aku hidup lebih lama. Misiku sudah gagal. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Aku tidak pernah merasakan hari yang lebih buruk dari hari ini. Mungkin saat ini aku terjebak  di titik terendahku." Batinku di helaan napas.

Aku memejamkan mata. Menghirup kesunyian yang mengambang di udara. Lalu menghembuskannya pelan.

Sunyi sekali.

Apa diluar masih hujan? Kenapa tidak ada suara. 
Aku mengernyit. Ini terasa sedikit janggal.

Kepalaku menoleh kiri-kanan. Tak ada siapapun.

Tapi kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak begini?

Aku bangkit berdiri. Barusan kudengar suara desisan dari jauh. Aku menajamkan penglihatanku. Bersiaga.

"Hum... Aku tahu.. apa yang datang itu." Ucapku pelan sambil terus bersiaga. Sepintas aku mencium aroma yang berbeda.

Mendadak, aroma itu semakin kentara dalam tempo cepat.

Sesuatu itu... datang kearahku!

Secepat kilat petir, mendadak semuanya berubah.

BAAAM!
Surat debuman itu diiringi debu dan puingan yang meluncur bagai misil ke arahku. Sementara aku masih terlalu lengah untuk menyadarinya.

"GRAAAA!!" 
Selanjutnya, suara raungan yang memekakkan telinga memenuhi ruangan.

"Hwaa?!!" 
Aku terperanjat kaget dan jatuh terduduk. Mulut besar dengan gigi-gigi tajam melingkar di dalamnya menganga di depanku.

"MONSTER!" 
Aku segera menyadari itu. Suara debuman tadi adalah mahluk monster ini yang terbang dan menabrakkan diri. Menghancurkan dinding dan menyambutku di depan mulutnya.

DIA INGIN MEMAKANKU?!

Aku cepat-cepat menarik tubuhku mundur sementara monster berdominan putih itu menggerakkan tubuhnya yang terhadang dinding sempit. Memperbesar ruang untuknya masuk.

Shaasts!
Spontan aku memanggil senjataku.

"ENYAHLAH!"

"GRAAAA!" Mahluk itu menggeram marah terkena seranganku.

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang