Part 21 : Para gadis

900 127 14
                                    

Sejenak kemudian,
Mika berhenti perlahan. Tepat di depan gerbang besi hitam batas jalan aspal berkelok naik​.
Kamelia bergumam dalam hati melihat rumah besar bak benteng itu.

"Apa aku sudah sampai?"
"Ya." Ujar Mika sambil merendahkan posisinya. Berlutut.
Kamelia sedikit kagum dengan cara Mika menurunkannya.
"Kau bisa turun sekarang."

"Uhm, kukira kau akan menjatuhkanku begitu saja." Kata Kamelia memuji dengan kata-kata sebaliknya.
"Kalau kau mau, katakan dari tadi."
"Hehe​, aku tak serius."

Kamelia turun dengan sedikit bantuan dari Mika.
DRRRR....
Suara debum air hujan semakin besar membuat mereka berdua menoleh.

"Kau sudah membaik, kan?" Tanya Mika
Kamelia melihat lukanya. Tak ada tanda darah masih keluar.
"Ya. Tapi mungkin aku belum bisa melesat."
"Bagaimana kalau berlari?"

Kamelia menjawabnya dengan anggukan.
"Baik. Ayo bergegas!" Ucap Mika.
Mereka pun berlari untuk untuk sampai di rumah besar itu.

"Itu mereka!"
"Mika! Cepatlah!" Ujar Yu melambaikan tangannya. Ia dan lainnya di depan ambang pintu menunggu​ Mika.

Akhirnya mereka sampai.
"Cepat masuk!" Perintah Narumi.
BLAM! Yu menutup pintu.
Sedetik kemudian rinai hujan mencapai teras rumah. Membasahi apa saja yang ada di situ.

"Akhirnya kalian sampai juga." Ujar Kimizuki.
"Nah, kau, " Narumi berkata kepada Kamelia. Spontan saja, gadis itu menyembunyikan setengah badannya di balik Mika. Menarik Mika agak mundur.

"Ada apa?" Tanya Mika pelan sedikit melirik ke Kamelia dibelakangnya.
"Dia, dan mereka semua.." Bisiknya memandang Narumi tajam. Merasa diintimidasi

"Hei, kenapa kau malah sembunyi? Memangnya aku ini apa?"
"Tak usah malu-malu, Kam-chan." Mitsuba mendekati Kamelia.

"Tidak! Jangan mendekat." Perintah Kamelia seraya menarik Mika mundur beberapa langkah lagi. Mika mau tak mau mengikuti Kamelia yang bersembunyi di baliknya.

Dar!
"Ah!" Kamelia memejamkan matanya, menunduk takut pada suara petir barusan. Hei, kau takut petir? Gumam Mika karena merasa lengannya digenggam semakin kuat oleh gadis itu.

"Hei, tak ada yang perlu ditakutkan disini." Shinoa tiba-tiba sudah di hadapan Kamelia saat ia membuka matanya.
"Kalian..."
"Ya, kami hanya manusia. Dan kita tak akan menyakiti satu sama lain, bukan?"

"Itu benar. Kau telah diterima disini. Kau tidak perlu mencoba kabur lagi."
"Dengan kata lain, kau menjadi bagian dari kami, Kam-chan." Timpal Mitsuba menambahkan.

"Apa yang sebenarnya kalian rencanakan?" Tanya Kamelia.
"Tidak ada, kok. Semua ini terjadi tiba-tiba saja, kan?" Jawab Narumi.
Kamelia menatap Narumi dingin. Ia tak percaya kata-kata Narumi barusan.

"Perkenalkan namaku Shinoa."
"Itu Yu, yang tinggi sekali itu Kimizuki. Sebelahnya Yoichi. Yang satu itu Mitsuba. Yang paling dewasa itu Narumi." Kata Shinoa tanpa aba-aba memperkenalkan diri dan teman-temannya pada Kamelia.

"Kalau tidak salah, namamu Kamelia, kan?"
"Ya."
"Nama yang bagus."
Kamelia tak merespon sama sekali.

"Nah, Selamat datang, Kamelia. Semoga kau dan kami bisa berteman baik." Shinoa mengulurkan tangannya pada Kamelia. Gadis itu mengerjapkan matanya. Menatap mata amber-red Shinoa. Tak ada ketakutan sedikitpun berhadapan langsung dengan vampir sepertinya.

"Mika?" Bisik Kamelia pada Mika.
"Kau akan tambah merepotkan kalau menolaknya." Jawab Mika.
Kamelia berpikir sebentar.
Akhirnya ragu-ragu Kamelia membalas uluran tangan itu.
"Ya." Sahut Kamelia pelan.

Tak diduga, Shinoa menarik tangannya.
"Ayolah, keluar." Ujar Shinoa
Kamelia mengikut saja perintah Shinoa. Dan saat gadis itu sudah berdiri di hadapannya,

"Ow, ya ampun. Kau tinggi juga, Ka-me-lia." Shinoa mendongak.
"Oh?" Kamelia juga sedikit terkejut melihat ukuran tubuh Shinoa yang mini di hadapannya.

"Haha, Kau saja yang pendek, Shinoa." Narumi terkekeh sambil melipat kedua tangannya di dada. Lihatlah, ujung kepala Shinoa hanya mencapai dagu Kamelia. Lebih sedikit.

Shinoa menelan ludah. "Biarin!" Gadis yang mengenakan pita besar di kepalanya itu membela diri.
Semuanya tersenyum geli kecuali dua orang vampir itu.

"Kam-chan,"
"Tolong jangan penggal namaku. Mit-suba." Ujar Kamelia memanggil nama Mitsuba terpatah-patah.
"Bagaimana kalau Lia-san?"
"Ah! Bagus juga. Jadinya Lia-chan!"

Lia-san... Lia-san.. Lia-chan....
Sista Liaaa!!
Kamelia terhenyak mendengar suara gadis kecil itu tiba-tiba memenuhi telinganya.

"Uh, yang lain saja."
"Jadinya tinggal Mel. Mel-chan? Melia-chan?"
"Itu aneh didengar, Shinoa."

"Baiklah, Lia saja."
"Bagus. Teman-teman, kita bisa memanggil rekan Mika ini Lia." Shinoa mengumumkan.
"Tidak bisa! Kita berdua akan memanggilnya Lia-chan atau Lia-san!" Seru Mitsuba

"Kenapa begitu?" Tanya Kamelia
"Kau kelihatan gadis paling dewasa, Lia-san." Ujar Shinoa
"Lebih tepatnya kau lebih tinggi daripada kami berdua." Tambah Mitsuba
"Jangan tanyakan padaku, Lia-san. Aku yang paling kecil disini." Shinoa terkekeh. Mengangkat bahu saat Kamelia menatapnya.

"Mitsu-chan? Kenapa kau menganggap Lia-san kakakmu?" Tanya Shinoa.
"Lihatlah! Warna mata kita sama persis kan? Shinoa?" Jawab Mitsuba berseru.
"Um, wow. Sebuah kebetulan yang tak diduga." Jawab Shinoa.

"Lia-san, bajumu penuh noda darah." Kata Shinoa dengan panggilan -san.
"Uum. Kau benar." Kata Kamelia pelan.
"Ayo kita ke lantai tiga! Aku yakin pernah melihat kamar kosong untukmu disitu, Lia-san." Ajak Shinoa mencengkram pergelangan tangannya.

"Ah! Ide bagus! Tapi kita ke kamarku dulu. aku akan mengambilkan​ beberapa bajuku untukmu, Lia-chan." Kata Mitsuba semangat.
"Baiklah, Mitsu-chan."

Lalu mereka berdua menarik tangan Kamelia menuju kamar Mitsuba.
Ternyata gadis berambut pirang kekuningan yang bernama Mitsuba itu hanya setinggi batas telinga Kamelia.

"Hei! Kalian mau apakan dia?" Tanya Narumi.
"Shut! Jangan ikuti kami, Narumi!" Sentak Mitsuba
"Mika, bagian ini kami yang mengurusnya ya." Kata Shinoa​ pada Mika sambil menunjuk Kamelia.

"Hm, terserah kalian."
"Yosh! Ayo Mitsuba."

"Hei!" Panggil Narumi
"Sudahlah, Narumi." Kata Kimizuki
"Benar. Biarkan saja para gadis itu, Narumi-kun." Kata Yoichi menambahkan.

"Kalian tidak khawatir? Shinoa dan Mitsuba itu tak terlalu kuat."
"Apa maksudmu dengan kemmapuan bertarung mereka berdua, Narumi?" Yu membuka suara. Seperti tahu dimana ujung maksud Narumi mengatakan hal itu barusan.

"Yah.. Kalian tahu kan kalau Lia itu---"
"Tak usah cemas. Dia tak akan menyakiti siapapun disini." Sela Mika cepat.
"Baiklah. Ku pegang kalimatmu, Mika." Ujar Narumi santai.
"Sudahlah Narumi." Lerai Yu takut berujung buruk.

"Yah, aku lebih baik ke kamarku. Sampai nanti, kalian semua." Kata Mika pergi menaiki tangga.
"Oi! Mika, tunggu aku. Aku juga mau ke kamarku!" Panggil Yu menyusul Mika.
"Hm, ayo." Balas Mika.

~~~•~~~
Fyuh, akhirnya dua part ini publish juga
Thanks buat readers-ku 😍
Btw, ini rekor update terbanyak ku
3 part panjang sehari 😣
Hampir 3000 kata 😮
Lama nulisnya lebih dari 2 minggu 😨

Btw, jangan lupa vote-nya 🌟
See you next part 😇
Owh, author is so tired..
😴😴😴

Sat, 14 Dec, 2019. 16:51
In a Rainy day ☔

~~~•~~~

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang