Part 44 : Painful Choice

758 88 10
                                    

"Tenjiryuu!"

DASSH!
Sabetan senjata Mitsuba berhasil memukul mundur mahluk mengerikan itu.

"Cih! Dia belum mati juga!" Geram gadis berkuncir dua itu.

"Biar kuatasi!" Seru Kimizuki.

"Kiseki-o! Keluarlah!"
Setelah iblis kontraknya merespon, Kimizuki segera mengayunkan pedangnya.

DAAR!

Suara ledakan itu disusul debaman keras oleh tubuh monster itu. Serangan langsung dari Kimizuki berhasil menamatkan hidupnya.

"Fiuh, terimakasih, Kimizuki." Ucap Mitsuba lalu dibalas anggukan oleh laki-laki berkacamata itu.

"Hei! Kalian bisa bantu aku?!" Tanya Narumi setengah berteriak. Monster yang sedang dia atasi baru saja berhasil merobohkan penghadang miliknya.

"Gekkoin!"
SYUUUTH!

DAAAR!

Tanpa menyahut teriakan Narumi, Yoichi, laki-laki sang pemegang senjata busur panah, mengirimkan bantuan lewat anak panahnya. Dan mengenai monster yang dihadapi Narumi seorang tanpa meleset.

Di sudut lain, ledakan tadi membuat kefokusan Shinoa teralihkan. Dengan cerdiknya, monster itu mengambil kesempatan menyerang balik.

"Ah! Sial!" Dengus Shinoa menautkan alisnya. Mendadak, seseorang berlari melewatinya. Lalu ia melompat tinggi.

"Cukup sampai disini, monster."
Mika mengayunkan pedangnya. Mengirimkan serangan.

Detik berikutnya, terdengar suara gerungan marah sang monster untuk terakhir kalinya dan...

Csshhh!
Monster itu tersayat menjadi dua dan menyemburkan cairan merah dengan derasnya. Memuncrat kemana-mana. Mika segera menjauh sebelum tubuhnya diwarnai noda dari darah sang monster.

Shinoa tak berkedip melihat kekuatan serangan vampir yang dipanggil Mika itu. Batinnya berdecak kagum.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Mika membuyarkan lamunannya.
"Eh, uhm, Iya. Aku baik-baik saja. Terimakasih, Mikaela-san." Ucapnya agak gelagapan.

"Hm. Banyak mahluk yang merepotkan dimana-mana. Tetaplah bersiaga." Ucap Mika dengan tatapan tajam sembari menyarungkan kembali pedang miliknya.

"I-iya. Tentu saja." Jawab Shinoa lagi.

Omong-omong, saat Mika berkata begitu, rasanya aku seperti salah satu dari mahluk merepotkan yang dia sebut. Huummph... Apa aku masih terlalu lemah ya?

Shinoa pun akhirnya mengembuskan napas panjang. Memilih menghiraukan gumaman batinnya.

"Yosh! Kita berhasil mengatasi mereka semua." Ucap Narumi mendekati posisi Mika dan Shinoa berdiri.

"Tapi kali ini sedikit aneh. Para pemangsa tidak seharusnya sekuat ini." Ujar Yoichi mengutarakan kesimpulan dari kemampuan menyerang dan bertahan tiga monster tadi.

"Aku juga berpikir sama." Sahut Kimizuki.

"Tunggu dulu,"
"HEI! KALIAN LIHAT YU-CHAN?!" Tanya Mika sambil terus mengecek yang ada tidaknya manusia bernama Yuichiro itu.

"Hum? Tidak." Jawab Mitsuba sambil melihat sekelilingnya. Mendadak hilangnya Yu resmi menjadi masalah baru bagi mereka.

"Ya ampun, kemana lagi perginya si Baka-Yu itu? Apa dia tak bosan-bosannya menyusahkan orang?" Dengus Kimizuki dengan tatapan serasa ingin mengikat Yu kuat-kuat agar tidak bisa kabur.

"Kupikir itu juga aneh. Kenapa Baka-Yu jadi pintar menyelinap tanpa sepengetahuan seorangpun dari kita? Harusnya salah satu diantara kita bisa menyadari tindakannya." Ujar Mitsuba melipat tangan di depan dada. Dari nada bicaranya, tampak jelas ia sedang kesal. Seperti halnya semua diantara mereka.

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang