Part 18 : Lula dan Kebohongan

916 129 20
                                    

Angin tiba-tiba berhembus kencang.
Lula yang sedang berdiri di atas sangkar menoleh.
"Hm? Apa itu?" Lula berbalik.
"Bukankah itu tubuh Kamelia? Kenapa dia terbaring disitu? Aku tak memanggilnya."

Shhhhh!
Lula mendongak. Langit oranye menjadi kelabu.
"Astaga, apa itu."

Tiba-tiba tanpa peringatan, muncul asap hitam pekat menyasar tubuh Kamelia yang tertelungkup di sana.

"Cih. Enyahlah!!" Lula mengeluarkan kekuatannya. Kabut biru bergemeletuk melibas asap hitam di langit. Sesaat hilang.

Tidak. Asap lain dengan ujung melancip kembali berjatuhan dalam jumlah banyak sekaligus. Membentuk stalaktit padat yang tajam.

"Ah!" Lula panik dan melompat dari atas sangkar. Mendekati tubuh terkulai itu dan mengeluarkan kekuatan Seraphil sebanyak yang dia bisa.

"Sialan. Kekuatanku kurang besar." Lula mati-matian melibas serangan itu.

Lula memutuskan membuat kubah pelindung. Tetap saja sulit.
"Ah, aku kenal serangan ini. Serangan dari senjata iblis!"

"Sebenarnya, mereka bukan bandinganku,"
"Kalau saja, kalau saja aku bisa mengeluarkan seluruh kekuatan milikku." Lula menggeram.

"Sebenarnya bisa saja. Tanpa harus mengambil alih tubuh Kamelia. Tapi dengan segel Andesta,"
"Ah, sama saja dengan menyiksa diriku sendiri." Pikir Lula.

Bam!
Kubah pelindung Lula hancur.
"Andesta! Lepaskan kekuatan Seraphil ku!"

DARR!!
Lula menembakkan kabut biru yang lebih kuat. Menghancurkan separuh dari stalaktit tajam itu. Sisanya melesat lebih cepat. Terus dan terus.

DARR!!!
DARR!!!
DAAR!!!

"Enyahlah!!!!" Lula mengembangkan sayap hitamnya membuat bola kabut besar dan menembakkannya ke atas.

Sesaat kemudian langit menjadi oranye kembali. Angin kencang bak badai digantikan hembusan angin pelan.

Lula tersengal. Dan jatuh berlutut. Sayap hitamnya melipat kembali.

"Kamelia," Lula hendak menyentuh tubuh Kamelia di dekatnya. Dengan begitu, artinya dia bisa mengambil alih tubuh gadis itu.
"Berikan tubuhmu padaku."

Tiba-tiba di lantai tempat nya berlutut muncul lingkaran cahaya. Sekejap tumbuh jeruji besi biru membentuk sangkar.

"Tidak!" Pekiknya
Syutt!
Sangkar itu membawanya menjauh dari tubuh Kamelia.

"Lepaskan aku!" Lula meraung marah. Tanduknya tumbuh memanjang. Iris merahnya menyala.

Tiba-tiba gadis itu bergerak lalu bangkit duduk.
Kamelia membuka matanya. Melihat kedua tangannya lalu memeluk tubuhnya sendiri.

"Kamelia." Panggil Lula.
Kamelia mendongak. Matanya membulat melihat Lula sang Seraphil terkekang dalam sangkar.

"Lepaskan aku." Lula mengulurkan tangannya.
Kamelia bangkit berdiri. "Tidak. Kau hanya akan menguasaiku."

"Aku sudah menyelamatkanmu!"
"Tidak. Itu bukan sebuah kebaikan. Itu bagian dari tugasmu." Kamelia menjawab tegas.

Blarrr!!
"Aahhh!!" Lula menjerit.
Jeruji sangkar itu menyala dan menyengatnya. Lula tak berdaya melawan kekuatan pembatas​ bernama Andesta itu.

"Lula?"
"Kembalilah, Kamelia." Kata Lula dengan napas tersengal-sengal.
"Apa?"
"Beregenerasi lah. Lukamu belum ku sembuhkan. Aku sudah kehabisan kekuatan."

"Tapi, Lula,"
"Maaf, aku akan tertidur untuk beberapa waktu. Kau tak bisa memanggilku."

"Tunggu!"
Tapi, tiba-tiba semuanya menjadi hitam.

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang