Part 6 : Antara Mereka [Revision Part]

1.7K 242 13
                                    

"Kenapa? Kenapa aku harus menjadi vampir?"

"Tidakkah mereka tahu aku sudah muak dengan kenyataan ini?"

"Tch. Tidak ada gunanya berharap. Mereka tidak akan mengerti bagaimana menderitanya hidupku."

Dalam kesunyian, Mika terus bertanya-tanya akan beban hidupnya. Ia bingung apa sebenarnya dosa yang pernah ia perbuat sampai harus mendapat kesusahan seperti ini. Sembari berdiam di sudut ruangan, Mika menutup wajahnya dengan telapak tangan. Sedih, kesal, marah, bersatu menjadi warna kelam yang menutupi hatinya.

"Yu-chan, awalnya aku ingin melepaskan mu dari manusia-manusia jahat itu, tapi kenapa?"

"Kenapa kau menolak dan malah menarikku masuk bersama mereka. Mana mungkin aku bisa berbaur dengan mereka, apalagi menganggap mereka keluarga." Batinnya lagi.

"Aku sungguh tak mengerti. Seseorang, kumohon, tolong aku agar bisa menerima ini semua!"

"AAAAA!"

Mata beriris merah itu langsung terbuka. Mika terkesiap mendengar suara jeritan seseorang.

"Apa itu tadi? Apa aku baru saja mendengar suara teriakan?"

Mika lalu menoleh ke luar jendela. Meski hanya sekali, ia benar-benar yakin jeritan itu bukan halusinasinya sendiri.

"Asalnya seperti tak jauh dari sini." Pikirnya lagi. Posisi rumah yang ia tinggali persis berada di puncak bukit. Itu memudahkannya mendengar apapun yang di bawah sana. Rasa penasaran Mika terpercik. Dia ingin tahu apa yang terjadi.

"Apa jangan-jangan ada serangan dari monster aneh itu?"

"Ck. Gawat jika itu memang benar. Apalagi Yu-chan dan lainnya sedang tidur."

Tak lama kemudian, Mika memutuskan untuk memastikan sendiri masalah itu. Dia segera mengambil pedangnya dan melompat keluar dari jendela. Meski kamarnya berada di lantai 2, itu bukan masalah baginya.

"Tak akan kubiarkan siapapun mengganggu." Desis Mika sambil bergerak cepat mencari sumber suara. Beruntungnya, saat itu tepat tengah malam. Hampir semua orang di rumah sudah terlelap dan Mika berpikir tidak akan ada yang menyadari kepergiannya.

~•~

"Ya ampun, malangnya dirimu."

"Aaaaaaa! Jangan mendekat!" Pekik bocah itu hingga serak. Matanya menatap sosok itu dengan ketakutan. Apalagi lututnya yang terluka akibat tidak memerhatikan jalan saat hendak menyelamatkan diri, kini membuatnya tak bisa bangkit.

Tap... Tap... Tap...

SETS!

Bocah itu semakin gemetaran saat sosok yang mengikutinya kini telah berlutut di depannya. Menatap lurus matanya dengan tatapan kosong yang menakutkan.

"To-tolong jangan sakiti aku."

~•~

Tik.. tik.. tik..

Suara detakan jam dinding terus-menerus masih tertangkap oleh pendengarannya. Manik hijau itu mengerjap-ngerjap beberapa kali. Langit-langit kamar yang ia tatap sedari tadi mulai membuatnya jengkel.

"Haaah! Aku tidak bisa tidur!" Teriak laki-laki bernama Yuichiro itu seraya beranjak ke posisi duduk. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, melihat jarum di jam dinding lalu menguap pelan.

"Ya ampun, kantukku tak datang-datang padahal sudah selarut ini."

Ia lalu memutar pandangannya ke jendela. Terlihat langit di malam hari itu tampak cerah. Kerlip bintang juga jelas terlihat. Yu kemudian beranjak turun, memutuskan mengunjungi kamar sebelahnya.

Owari no Seraph -Spin Off-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang