(36) Mantan Teman

1.7K 57 1
                                    

🍳🍳

Teman itu adalah seseorang yang pernah dekat dengan kita

Namun,

Sahabat adalah teman yang bisa menorehkan tinta permanen pada hati.

~Karina Valenssia

🍳🍳

"KARIN!!" Ana berteriak sambil berlari dari arah parkiran menuju Karin yang sekarang berada di lapangan basket bersama Kevin di sebelahnya. Karin berbalik menghadap Ana dan melambaikan tangannya.

"Ana!" Karin ikut berteriak.

"Lo sekolah? Lo udah baikan?" Tanya Ana khawatir. Karin mengangguk sekilas sambil tersenyum simpul.

"Ana, Karin sebenernya masih belum baikan. Lo jagain dia di kelas, ya?" Kevin meminta pada Ana. Ana sempat melotot sejenak dengan respon Kevin yang mulai perhatian pada Karin. Ana pun mengacungkan jempolnya.

"Pasti, kak!"

"Yaudah. Gue mau ke kelas. Lo ati-ati. Kalau ada yang nyindir atau ngomongin lo, nggak usah dengerin. Habis itu lo bilang ke gue siapa orangnya." Kevin memegang bahu Karin lembut. Karin terkekeh. Sungguh, kali ini ia merasa Kevin benar-benar ada untuknya.

"Cie.. yang khawatir sama Karin," Karin tersenyum senang menatap Kevin. Kevin terkekeh.

"Ntar pulang bareng gue." Ucap Kevin lagi. Karin menahan senyumnya sambil mengangguk.

Kevin pun berlalu. Ana mengguncang bahu Karin keras. Hal itu membuat Karin langsung menoleh dan menatap Ana kesal.

"Ana kenapa?"

"Perjuangan lo gak sia-sia selama ini, Rin." Ana pun tertawa senang. Karin mengangguk kecil sambil melihat Kevin yang mulai menjauh dan menghilang di balik koridor. Kevin.. seseorang yang sangat ingin menjauhinya dulu. Seseorang dengan kata-kata kasarnya yang membuat Karin down. Kini Kevin tak akan seperti itu lagi.

"Kak Kevin udah tau semuanya kalau Linda yang cari gara-gara duluan. Tapi.. anehnya, darimana Linda tau kalau Karin bohong waktu itu? Kan yang tau cuma Karin, Ana, Mita."

Ana menyrutkan senyumnya. Sejak pertama ia memang sudah memikirkan ini. Dan satu nama sudah sejak lama muncul di benaknya. Ana mengernyitkan kening dan ikut berpikir keras tentang hal itu.

"Ana gak bocorin ini, kan?" Tanya Karin hati-hati. Ana pun menghela nafasnya gusar. Ia tak akan menghianati Karin sejak melihat perjuangan cewek itu sejak pertama kali bertemu dengan Kevin.

"Gak ada gunannya buat gue, Rin. Lagipula malah berdampak buruk ke gue nanti. Kan Kak Sung pasti marah sama orang yang nyebarin itu. Mana mau gue buat Kak Sung marah."

Karin mengangguk. "Bener juga sih." Karin melototkan matanya tiba-tiba. "Apa.. Mita?"

Ana melirik Karin dengan mata yang menyiratkan jika ia sependapat. Ia pun menarik tangan Karin dan mengajaknya berlari menyeberangi lapangan basket menuju kelas mereka.

Ana membuka pintu kelas yang tertutup dengan kasar. Dan tampak lah beberapa murid yang sedang membaca buku dan beberapa menyalin catatan. Kelas terasa sepi karena memang belum banyak murid yang datang. Namun, Mita juga termasuk salah satu anak yang sedang menyalin catatan.

KARIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang