🍳🍳
Aku selalu yakin bahwa aku cewek yang kuat. Tapi, kenapa aku nangis kaya gini?
Karina Valenssia
🍳🍳
"Karin!!" Seru Sungut menggelegar sore itu. Karin yang ada di kamarnya sedang tiduran langsung terkejut. Ia berniat mengumpet agar Sungut tak menemukannya. Sayangnya, belum sempat menemukan tempat persembunyian, Sungut sudah ada di pintu kamarnya, menatap dirinya khawatir.
"Eh, Kak Sung." Jawab Karin kikuk.
"Lo kemana hari ini?" Sungut langsung masuk ke kamar dan duduk di kasur, sebelah Karin.
"Nggak kemana-mana. Tanya aja Mamah." Jawabnya lancar berbohong.
"Bohong."
Karin diam saja. Dengan wajahnya yang datar dan tak ingin menanggapi karena menganggap Sungut benar. Iya, dia kan habis pulang dari rumah Linda. Habis itu tadi di sekolah dia juga menghindar dari Kevin. Karin yakin, Sungut tahu tentang itu.
"Kamu kemana?" Tanya Sungut lagi dengan lembut.
"Di rumah."
"Tadi di sekolah kemana? Kevin nyariin gak ada. Kamu bohong sama Kevin kalau kamu pulang bareng dia, kan? Tadi pulang sekolah juga Kak Sung cek di rumah juga gak ada. Kamu kemana?"
Pertanyaan beruntun yang Sungut lontarkan serasa sebuah cercaan dan tuduhan terhadap Karin. Ia merasa dirinya menjadi tersangka dan bukannya korban. Tapi benar, dia tersangka di sini. Ia memang berbuat kejahatan, berbohong pada Kevin.
"Karin, kamu kenapa?"
Karin gak mau nangis lagi. Ia sudah mengambil keputusan. Mungkin menyakitkan tapi, ia tak akan menyesalinya.
"Gak papa."
"Bohong. Kamu mau bohong terus sama Kak Sung?"
Rasanya Karin tidak tahan ingin menangis. Kembali lagi. Ia ingat waktu itu disebut pembohong oleh Kevin, oleh banyak murid lainnya. Tapi sekarang, ia benar-benar berbohong. Rasanya ini salah, tapi memangnya apa yang bisa ia lakukan? Sejak awal ini memang salah.
"Kak Sung janji gak kasih tau Kak Kevin?" Tanya Karin dengan suara bergetar, berusaha tidak menangis. Sungut nampak kaget.
"Iya janji. Kamu kenapa? Jangan nangis dong."
Karin menggeleng sembari berkedip beberapa kali agar air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya menghilang. Sayangnya, malah menetes. Nah kan, kenapa ia harus cengeng lagi? Ia tahu ini sakit, harusnya ia sadar.
"Karin, jangan nangis." Sungut menghapus air mata Karin lembut. "Kevin ngapain? Biar Kak Sung yang ngadepin dia."
Karin melotot. "Kak Kevin gak ngapa-ngapain! Sumpah!" Serunya gelagapan. Ia tak mau Sungut berakhir berkelahi dengan Kevin. Karena ini bukan salah mereka. Karin menyalahkan dirinya sendiri. Ya, ini salahnya karena ada di antara Linda dan Kevin.
"Yaudah, ngomong."
"Janji, ya?"
"Iya janji." Sungut mengangguk yakin. Padahal, ia sama sekali tak yakin bisa menepati janji itu.
"Bunda sama Ayah besok pulang ke Jakarta." Ucap Karin sembari tersenyum.
"Lah terus masalahnya dimana?"
"Ayah lusa ditugasin ke luar negri, ke Prancis. Kak Sung tau kan kalau Karin punya impian buat kuliah di sana?"
Sungut terdiam sebentar. Ia sudah mengerti mengapa Karin menghindari Kevin hari ini. "Karena kamu mau ikut dan kamu gak ngasih tau Kevin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
KARIN✔
Jugendliteratur[TEENFICTION] 15+ 🅔🅝🅓 { 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙪𝙝 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝-𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝. 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠, 𝙮𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠𝙞𝙣 𝙖𝙟𝙖} Dari pertanyaan rutin yang Karin, si bocah lontarkan...