🍳🍳
Maaf, semoga aku tidak mengawali kehancuran.
Karina Valenssia
🍳🍳
Siang itu, Karin berjalan bersama Ana menuju kantin. Mereka tertawa bersama membicarakan apapun yang mereka lihat. Hal itu membuat beberapa orang iri mendengar tawa mereka. Terutama Mita yang berada jauh di belakang mereka. Tapi Mita tak berani mendekat. Ia hanya mengamati.
"Lo mau soto nggak? Gue kangen soto nih!" Seru Ana sembari duduk di salah satu tempat yang kosong. Karin mengangguk.
"Iya, Karin mau soto, sama es teh, ya Ana?"
"Sip." Ana pun pergi untuk memesan.
Hari ini Karin bangun kesiangan hingga ia tak sempat membuat telur mata sapi. Bahkan, Kevin pun bangun kesiangan jadi menjemputnya agak terlambat tadi. Tapi, tidak masalah satu hari tanpa telur mata sapi. Yang penting satu hari masih ada Kevinnya.
"Hei," Kevin tiba-tiba datang dan duduk di depannya. Karin mengernyit heran tapi tersenyum. Ini hari apa? Selasa, kan?
"Kak Kevin ke kantin hari selasa juga?" Tanya Karin.
Kevin melirik beberapa murid yang terang-terangan membicarkannya di kantin. Kevin menggeleng sembari tersenyum kecil.
"Nggak. Kamu ke kantin, yaudah aku juga ke kantin." Jawab Kevin membuat Karin tersenyum senang.
"Ciee.. Kak Kevin sayang Karin." Cicit Karin dengan suara lirih. Ia tak mau murid-murid lainnya mendengar apa yang ia katakan.
"Iya, Kevin sayang Karin. Kamu beli apa?" Tanya Kevin. Karin melirik Ana yang berjalan menuju meja mereka dengan satu nampan berisi dua mangkuk.
"Lho, ada kak Kevin?" Tanya Ana terkejut. Ia meletakan nampannya di meja. "Ini hari selasa kan, kak?"
Kevin menipiskan bibirnya. Mengapa mereka bertanya seperti itu? Memangnya salah ya ke kantin hari selasa? Setahu Kevin tak ada larangan pergi ke kantin hari selasa.
"Gue lagi pengen aja." Jawab Kevin sambil menoleh. Ana mengangguk kecil.
"Kak Sung mana, kak?" Bisik Ana. Kevin menggendikan bahu.
"Mana gue tau. Tunggu aja, paling habis ini ke sini."
Karin mengambil mangkuk sotonya dan es teh. Ia menatap Ana yang terlihat enggan duduk karena ada Kevin. Ia tak mau disinisin Kevin tapi ia gak tau mau kemana lagi. Sungut juga tidak ada di kantin, jadi ia bingung.
"Kak Kevin nggak mau makan?"
"Nggak ah, males."
"Kok males sih? Gak boleh males! Sana Kak Kevin beli dulu. Habis itu temenin Karin makan soto." Karin nyengir. Kevin merengut tapi beranjak dari tempat duduk untuk memesan makanan. Ana pun duduk di samping Karin.
"Kak Kevin gitu amat." Gerutu Ana.
"Ana tunggu Kak Sung deh," jawab Karin.
"Nah, itu dia. Ih, nyebelin banget lama!" Kesal Ana ketika melihat postur Sungut di ambang pintu kantin. "Kak Sung!" Seru Ana sambil melambaikan tangannya. Sungut langsung berjalan mendekati kedua murid itu.
"Kevin mana?" Tanya Sungut begitu tiba. Ana cemberut. Yang manggil dia, yang ditanyain pertama Kevin.
"Lagi pesen makanan." Jawab Karin. Sungut hanya beroh dengan tak acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARIN✔
Novela Juvenil[TEENFICTION] 15+ 🅔🅝🅓 { 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙪𝙝 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝-𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝. 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠, 𝙮𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠𝙞𝙣 𝙖𝙟𝙖} Dari pertanyaan rutin yang Karin, si bocah lontarkan...