🍱
🍳🍳
Ribuan kali kamu mendorongku mundur, miliaran kali aku akan merengsek maju
Karina Valenssia
🍳🍳
KEVIN meneguk segelas Bacardi tanpa bersisa. Malam ini ia benar-benar sedang kesal. Ditambah pertemuannya dengan seorang bitch di taman tadi.“Kevin, kamu jangan gitu dong.”ucap perempuan itu sambil berkaca-kaca. Namun, Kevin tahu itu hanyalah air mata palsu yang tentu saja akan sia-sia jika mengalir di depannya.
“Mau nangis? Nangis aja sana. Gak usah deket-deket gue!”seru Kevin tajam. Ia sangat benci pada wanita di depannya ini. Sangat.
“Masa kamu gak bisa maafin kesalahan kecil bunda?”
Kevin melongos. Enak sekali jalang itu mengatakan bahwa yang telah ia lakukan itu adalah kesalahan kecil. Ia bahkan tidak memikirkan apa dampaknya bagi Kevin, Intan dan Diwangsa.
“Lo bilang kesalahan kecil? Oke, terserah! Makan tuh penyesalan lo yang gak guna!” lansung saja Kevin pergi dari hadapan wajah munafik bundanya.
“Hai, babe!” seru Tanduk sambil menepuk pundak Kevin. Kevin yang baru saja minum langsung tersedak.
"Pea, lo! Udah tau gue baru minum lo kagetin! Btw gue bukan babe lo ya!"
"Hehehe.. sorry, abis gue kangen abis sama lo!"
"Kalau aja ada negara yang isinya homo semua, udah gue lempar lo kesana!"jawab Kevin kesal.
"Gue Homo? Makasih, vin. Sayangnya gue bakal buktiin kalau gue gak homo!"seru Tanduk girang. Kevin meneguk minumannya lagi.
"Mau apa? Mau 'itu' sama cewek-cewek yang ada di sana?"tanya Kevin sambil menujuk cewek berpakaian seksi yang sedang meliukan tubuh mereka dengan lincah di dance floor.
"Ah, itu mah Dylan. Gue gak minat ama yang bekas! Mendingan Karin, deh."ucap Tanduk yang membuat Kevin kembali tersedak.
"Karin?"
"Ho'oh! Dia tuh polos banget! Gemes abang liatnya!"ucap Tanduk greget. Satu tinjuan yang lumayan keras mendarat di perutnya.
"Hai kawan semua!!"seru Dylan.
"Anjing, sakit bego!"
"Weh, gak jadi nih ke Filipnya?"tanya Kevin.
"Gak, gue harus ke San Francisco besok. Jadi, yang ke Filipina adek gue. Maklum holang kaya!"seru Dylan sambil bergaya membungkuk layaknya nenek-nenek.
"Woi, tuh punggung napa? Habis digrepe-grepe sama tante-tante lo?"tanya Andre curiga. Mereka sedang berada di club. Kevin ditemani oleh beberapa sahabatnya yang berbeda sekolah. Macam Andre, Dylan dan Tintin.
"Kagak, holang kaya gayanya begini."jawab Dylan santai sambil meneruskan gaya berjalannya yang sedikit membungkuk.
"Biasa, kantongnya keberatan dolar."jawab Tintin malas.
"Weh, makan gratis!"seru Tanduk senang.
"Uhuy! bayarin dong minumnya!"seru Andre.
Dylan memutar bola matanya." Lo pikir gue bank berjalan?"
"Kembarannya, lebih tepat!"timpal Tintin.
"Btw, Si Sungut Babi dimana ni? Kok nggak keliatan idung belangnya?"tanya Andre pada Kevin yang masih melamun.

KAMU SEDANG MEMBACA
KARIN✔
Novela Juvenil[TEENFICTION] 15+ 🅔🅝🅓 { 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙪𝙝 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝-𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝. 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠, 𝙮𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠𝙞𝙣 𝙖𝙟𝙖} Dari pertanyaan rutin yang Karin, si bocah lontarkan...