(9) Kevin peduli

2.3K 83 18
                                        

🍳🍳

Walau kamu selalu bertingkah jaim, aku tahu kamu tetap peduli

Karina Valenssia

🍳🍳


KEVIN mondar-mandir di ruang tamu. Karin belum sadar juga sedari tadi. Ia kebingungan sekarang. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ini salahnya! Kenapa ia terlalu jahat pada Karin? Jika saja ia tak melakukan ini, Karin tidak akan pingsan seperti sekarang.

"Goblok! Ngapain gue njailin dia! Aduh, gimana nih? Mampus gue!"ucap Kevin khawatir. Ia berbalik menghadap Karin yang ia tidurkan di sofa. Ia jongkok menghadap gadis berwajah imut itu. Mengapa Karin tak kunjung bangun?

"Karin, bangun dong. Maafin Kevin,"ucap Kevin. Namun, kemudian ia tersadar. Jika Karin benar-benar bangun saat ia mengatakan kata-kata lembut, anak itu bisa terlonjak gembira.

Ia berdiri lagi. Mengusap wajahnya bingung. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Kevin berdecak.

Akhirnya, Kevin berlari keluar rumah dengan terburu-buru. Ia langsung pergi menggunakan Lambhorgininya.

Karin mengerjapkan mata beberapa kali. Pusing masih melanda dirinya. Jadi ia memutuskan untuk memejamkan matanya sebentar lagi. Tak lama kemudian, ia membuka mata dan berusaha untuk duduk. Ia mengadah. Bagaimana ia bisa ada di atas sofa? Apa Kevin yang memindahkannya? Tentu saja! Karena hanya ada Kevin di rumahnya. Tidak mungkin jika hantu penunggu rumah yang memindahkannya.

"Kak Kevin perhatian deh, bawa aku ke sofa segala."ujar Karin lirih. Ia tersenyum sendiri membayangkan Kevin yang menggendongnya.

Namun, beberapa detik kemudian ia tersadar. Ia sendiri di rumah. Kepalanya menoleh kesana-kemari guna mencari keberadaan si menara eiffelnya. Namun, kosong. Ia tak menemukan Kevin.

"Kak Kevin?"teriak Karin hingga suaranya menggema di ruangan ini.

Dimana Kevin? Kenapa ia sendiri di sini? Apakah Kevin meninggalkannya sendiri? Tidak mungkin! Walaupun Kevin sangat benci pada Karin, ia tidak akan bertindak cupu dengan meninggalkan Karin sendiri? Ia benar bukan?

Namun, dimana dia? Jika ia tidak meninggalkan Karin sendiri, lalu dimana dia? Karin beranjak dari duduknya dan berjalan perlahan ke jendela sebelah pintu. Menyisipkan gorden sedikit hingga terlihat halaman rumahnya. Tidak ada mobil Kevin. Jadi, apa Kevin benar-benar pergi meninggalkannya?

"Kak Kevin pergi?"tanya Karin tak menyangka. Gadis itu mengerjap. Tidak mungkin, Kevin seperti itu! Sepengecut itu! Karin tetap positif thinking saja dengan Kevin. Ia berbalik menuju sofa lagi. Namun, saat ia mendengar deru mobil, Karin langsung kembali menyibakan gorden. Melihat keluar.

Mobil biru yang sangat ia kenal sekarang ada di halaman rumahnya. Ia ingat bahwa Bundanya berkata bahwa Sungut akan datang menjemputnya. Jadi, secepat itu Sungut menjemputnya? Ia mengira Kevin akan kembali.

Terlihat dari jendela, Sungut yang tengah berjalan menuju pintu rumahnya. Belum sempat ia mengetuk, Karin sudah membukakan pintu dahulu dan tersenyum padanya.

"Eh, Karin."sapa Sungut kaget. Karin tersenyum.

"Iya, Kak Sung."

"Kok kamu pucet sih?"tanya Sungut sedikit khawatir melihat wajah Karin.

"Eh, Kak Sung lihat Kak Kevin gak?"tanya Karin yang tentu saja malah membuat Sungut bingung.

"Lah, Kevin ke sini?"tanya Sungut. Karin mengerjap lagi. Ia terkekeh bingung.

KARIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang