1. Someone

3.1K 98 4
                                    

❤❤❤
Selamat membaca!

Jangan lupa buat vote, komentar, share & follow akun Wattpad penulis.

Pemberitahuan : Cerita ini sudah terbit dan tersedia di ⬇️

1. What's App : +62 812-8760-2508
2. TOKOPEDIA : Guepedia
3. Shopee : Guepedia
4. Facebook/Instagram : @guepedia_penerbitan
Atau bisa DM di Instagram penulis : @asyiahmuzakir

Cuz order Novelnya yuk, ukhti!🥰

Cuz order Novelnya yuk, ukhti!🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi itu tak seperti pagi biasanya. Karena pagi itu merupakan hari pertama Hilsya masuk kerja di sebuah butik terkenal di Jakarta yang pemiliknya adalah Tantenya sendiri. Di jalan ia sangat terburu buru hingga tak sengaja menabrak seorang pria bertubuh tegap sampai ia terjatuh. Untungnya pria yang ia tabrak tidak kenapa-kenapa dan terkesan tak peduli dengan kejadian tadi karena pria itu langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mungkin pria itu sedang terburu buru juga sama sepertinya, pikir Hilsya positif.

Dalam hati ia bersyukur karena pria tadi tidak memarahi kecerobohannya, seandainya dia marah-marah pasti akan membuang waktu dan bisa-bisa ia terlambat masuk kerja di hari pertamanya, memalukan bukan? Ya meskipun pemilik butik tempatnya bekerja adalah tantenya sendiri yang pastinya akan memaklumi keterlambatannya.

Sempat terbesit dalam hati Hilsya rasa bersalah pada pria yang tak sengaja di tabraknya tadi. Hilsya berharap semoga setelah ini sikap cerobohnya tidak kembali muncul dan menimbulkan masalah bagi dirinya apalagi sampai melibatkan orang lain.

Sesampainya di butik, tantenya langsung menyambut Hilsya dengan senyuman ramah yang sudah sangat familier di mata Hilsya.

"Assalamualaikum, Tante," sapa Hilsya sembari tersenyum. Padahal nafasnya masih tersengal sengal akibat ia berlari tadi.

"Waalaikumsalam, keponakan Tante yang cantik. Lho, kenapa nafas kamu tersengal-sengal begitu? Terus kenapa lagi itu tas kamu sampai kotor?"

Hilsya meringis, "Hehehe ... Hilsya tadi habis lari tan, soalnya takut telat..ini kan hari pertama Hilsya kerja di butik tante, jadi Hilsya ingin membuat kesan pertama yang baik. Terus kalo masalah tas kenapa bisa kotor itu karena tadi, Hilsya habis nabrak orang terus jatuh deh ... untung orang yang ditabraknya enggak kenapa-napa," jelas Hilsya sembari membersihkan tas Louise Vuittonnya yang tadi sempat mencium tanah.

"Ya Allah ... jadi begitu ceritanya. Tapi kamu enggak kenapa-kenapa kan? Nggak ada yang lecetkan? Ck. Lain kali kamu enggak usah lari-larian lagi, kamu datang agak siangan juga enggak masalah. Jangan sampai kaya begini lagi ya?" ucap Tante Zulaikha sambil memastikan tubuh keponakannya itu tidak kenapa-kenapa.

"Iya deh, Tan. Hilsya akan lebih santai berangkat kerjanya ... lagian Hilsya juga barusan enggak kenapa-napa kalo bertabrakannya sama orang ... lain halnya kalo bertabrakannya sama kendaraan, enggak tahu deh bakal kaya apa," celetuk Hilsya.

"Ih kamu tuh ya ... ada-ada aja. Sekarang ayo, tante tunjukin ruangan kamu," balas sang tante sambil mencubit pipi Hilsya gemas lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam ruangan khusus desainer di butik itu.

Hilsya mengaduh kesakitan akibat cubitan Sang Tante yang terasa membekas di pipinya. Tantenya itu memang jahil, seharusnya dari pada mencubit lebih baik kasih kue cubit yang enak untuk menyambutnya, benarkan? Huft, memang hari ini Hilsya sepertinya harus banyak bersabar.

"Ini ruangan kamu. Bagaimana? Sesuaikan dengan yang kamu impikan? Tante mendominasi desain interiornya dengan warna biru langit favorit kamu."

"Waaah ... ini benar-benar amazing, Tan. Hilsya enggak menyangka Tante bakal buatin aku ruangan khusus kaya gini."

"Apa sih yang enggak buat keponakan tante yang sholeha ini...."

"Tante bisa aja deh."

"Iya dong ... tantenya siapa dulu."

"Hehehe ... tantenya Hilsya!" kekeh Hilsya. Lalu mereka pun tertawa bersama.

"Sya, ngomong-ngomong kapan nikah? Umi kamu itu udah kepingin punya mantu." Sontak pertanyaan dari tantenya itu langsung membuat Hilsya menghentikan tawanya, sudah tidak mood lagi. Tuh kan! Pertanyaan sensitif itu muncul lagi. Kenapa semua anggota keluarganya sangat hobi mempertanyakan soal kapan dia akan menikah, sih? Bikin bete aja deh!

"Nggak tahu kapan, Tante. Tapi jangan khawatir, ponakan Tante ini pasti bakal nikah kok. Pokoknya do'ain semoga Hilsya cepat dipertemukan dengan jodoh Hilsya, ya?"

"Aamiin, tanpa diminta pun Tante akan selalu do'ain yang terbaik buat kamu, Sya."

"Makasih ya, Tante," ucap Hilsya sambil tersenyum. Tante Zulaikha pun ikut tersenyum lalu mengusap kepala keponakannya itu yang tertutup hijab panjang.

"Oh ya, Tan. Dari tadi aku enggak lihat Anita? Di mana dia?" Hilsya mencari temannya yang sudah lumayan lama bekerja di butik Sang Tante.

"Anita lagi di gudang bahan, kamu mau Tante antar ke sana?"

"Iya Tan, aku mau ketemu Anita dulu sebelum mulai kerja," jawab Hilsya.

Akhirnya Tante Zulaikha membawa Hilsya ke gudang penyimpanan bahan pakaian yang ada di belakang Butiknya. Di sana ada beberapa orang karyawan laki-laki yang tengah menata bahan kain premium yang baru saja sampai ke dalam lemari besar. Mereka menyusun kain bahan kualitas premium itu dengan sangat hati-hati dan mengurutkannya sesuai warna sehingga nanti dapat memudahkan seorang Desainer ketika ingin memilih kain bahan untuk dirancang menjadi pakaian yang indah.

NOTE : PART LENGKAP HANYA DI VERSI NOVEL!🔥

After Marry You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang