After Marry You [SUDAH TERBIT]

My Heart Explore

HilsyAlfian Update!

Happy Reading Guys



♡♡♡♡
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤
¤
Please click ☆☆ Before Reading...

Dipart ini ada revisi tempat Hilsya
berada (sebelumnya Manhattan tapi aku ganti jadi Swiss).

♡♡♡♡

Tak terasa sudah satu bulan Hilsya tinggal bersama Marylin dan ibunya. Sampai saat ini pula Hilsya masih belum mengingat siapa dirinya. Namun dia mulai belajar nyaman di hidupnya yang sekarang.

Di negara Swiss ini. Sekarang Hilsya memilki identitas baru yakni adik sepupu dari Marylin dan dia sekarang bernama Amelya.

Malam ini Hilsya merasa gelisah. Sudah berapa kali dia mencoba memejamkan matanya tapi seakan matanya menolak untuk tertutup.

Akhirnya dia memutuskan untuk keluar mencari tempat yang bisa menenangkan hatinya. Walaupun malam ini adalah malam yang dingin karena turunnya salju. Itu sama sekali tak menyurutkan niat Hilsya untuk keluar dari rumah.

Hilsya meremas ujung jaket kulit tebal yang ia kenakan untuk menahan hawa dingin yang menerpa tangannya. Dia berjalan seorang diri dijalanan kota Zurich yang masih terlihat ramai.

Hilsya merasa beruntung karena malam ini cuaca tidak terlalu buruk. Salju yang turun hanya tipis.
Dan keadaan kota yang masih ramai membuatnya cukup merasa aman.

Hilsya berhenti di tepi jembatan yang indah nan panjang. Dia tersenyum, akhirnya dia menemukan tempat yg bisa membuatnya merasa lebih tenang.

Hilsya menatap gemerlap lampu yg menghiasi kota Zurich. Indah sekali ujar Hilsya dalam hati.
Hilsya menoleh kesisi lain tepi jembatan itu. Matanya menangkap pasangan yang sedang tertawa mesra. Lelaki dan perempuan itu saling memeluk mesra.
Dan melihat itu hati Hilsya merasa dejavu. Dia merasa pernah diposisi itu. Tertawa bersama seseorang yg dia sayangi. Dan kini dia merasa sangat merindukan seseorang tapi entah itu siapa.

"Ada apa dengan diriku ya Allah?"

"Kenapa hatiku merasa merindukan seseorang?"

"Tapi siapa sebenarnya yg sedang hatiku rindukan."

Pertanyaan itu memenuhi benak Hilsya.

****

Sementara dilain tempat Alfian sedang termenung diruang kerjanya. Di Meeting tadi dia sempat tak fokus, akibatnya klien tadi membatalkan kerjasamanya.

Alfian meremas rambutnya. Bisa bisanya dia seperti tadi. Biasanya dia selalu bisa mengendalikan diri saat bekerja. Belakangan ini rindunya pada Hilsya tidak bisa dipendam lagi. Dia harus mencari istrinya, Ya harus.

Alfian beranjak dari tempat kerjanya dia lalu menelfon Axel untuk mencari tahu perkembangan pencarian Hilsya istrinya.

"Ya Hallo bro. Apa ada perkembangan mengenai pencarian istriku?"
Tanya Alfian to the point.

"Ya Alfian. Minggu kemarin anak buahku yang berada di Swiss menemukan Marylin yang sedang berbelanja disalah satu Mall di kota Zurich. Dia tidak sendiri melainkan dengan ibunya."

"Lalu?"

"Ada kemungkinan Marylin membawa istrimu kesana..."

"Apa kau yakin bahwa Marylin yang menculik Hilsya?"

"Ya Aku sangat yakin bahwa wanita licik itu pelakunya."

"Kalo begitu aku yg akan langsung menyelidikinya. Besok aku akan terbang ke Swiss."

"Al. Kamu jangan kesana dulu. Belum tentu Hilsya ada disana kan?
Biar anak buahku dulu yg menyelidikinya. Oke?"

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi Ax, aku sudah cukup bersabar dalam waktu satu tahun ini. Dan sekarang sudah waktunya aku untuk turun tangan sendiri mencarinya asal kau tahu aku sudah sangat tersiksa karena merindukannya." Tekad Alfian yg membuat Axel tak bisa melarangnya lagi.

"Jika itu sudah keputusanmu aku tidak bisa mencegahmu bro. Tapi setidaknya kamu harus ingat pada ibumu dan juga Kaella mereka juga membutuhkan perlindunganmu."
Peringat Axel yg langsung membuat Alfian terdiam.

Axel benar. Bila dia pergi mencari Hilsya ke Swiss, siapa yang akan menjaga ibu dan juga putrinya?
Apa mereka akan baik baik saja jika dia memutuskan untuk pergi?

"Ya Allah sampai kapan engkau akan memisahkan kami?"
Kesah Alfian dalam hati.

Hatinya saat ini dilema.

To be continue.....