When We Meet Again♡

399 28 2
                                    

Hallo, Assalamu'alaikum...

Happy Weekend & Happy Reading♡

jangan lupa VOTE☆ sebelum baca

Setelah terbangun karena mimpinya Hilsya langsung bergegas ke kamar mandi. Dia berdiri di depan wastafel kamar mandinya.
Siapa yang didalam mimpiku tadi? tanyanya pada dirinya sendiri. Hilsya menatap wajah pucatnya di cermin yg menghadap kearahnya lalu menepuk pipinya pelan.

Mungkin mimpi tadi adalah sebagian dari masalalunya.

Tapi siapakah pria beriris biru itu dalam masalalunya?

Apa mereka punya hubungan khusus? atau bahkan mereka adalah suami istri?

Tidak! Hilsya menolak pemikiran itu. Dia ini masih gadis, bukan?

Seusai mandi dan bersih bersih Hilsya tiba tiba terpikir untuk sholat subuh di Madni Mosque pusat umat islam beribadah di kota Zurich ini, tepatnya di daerah Weinbergstrasse. Yang kebetulan dekat dengan tempat tinggalnya. Hilsya hanya perlu berjalan kaki sekitar satu kilometer.

Sebelumnya dia memang pernah sholat maghrib disana dan sekarang dia ingin merasakan bagaimana suasana jika sholat subuh di masjid terbesar di Zurich itu.

Hilsya berjalan mengendap endap keluar dari rumah. dia tidak ingin Marylin dan tantenya terbangun dan melarangnya pergi ke Masjid. Kemudian dia berjalan kaki menuju Madni Mosque, melewati jalanan kota yang masih sepi karena orang orang masih beraktifitas dirumah atau bahkan masih ada yang terlelap dikamar mereka.

Hilsya sesekali menguap dan merapatkan mantelnya sebab hawa dingin menembus mantel tebal yang dikenakannya.

Sesampainya diMadni Mosque. Hilsya langsung menuju tempat wudhu dan berwudhu disana.
saat Hilsya ingin memasuki masjid, Adzan berkumandang dengan merdunya. Suara tegas nan lembut itu terasa menyejukkan kalbu setiap Orang yg mendengarnya.

Begitupun dengan Hilsya, hatinya terasa berdesir terbawa suasana dengan Suara Adzan itu. Dia merasa damai dan terharu, disamping suara adzan yg merdu itu Hilsya merasa familiar pada suara muadzin tersebut.

Hilsya masuk ke dalam. Disana ada beberapa muslimah yang juga sedang bersiap untuk sholat subuh berjamaah. Hilsya mengambil shaf terdepan yang masih kosong.

Seusai iqamah berkumandang, sholat subuh berjamaah pun dimulai dengan khusu'.

Di raka'at pertama Imam bersuara merdu yang tadi menjadi muadzin itu membaca surah Al-lail dengan sangat fasih dan penuh penghayatan.

Sampai sampai suaranya seperti terisak. Membuat semua jamaah ikut tenggelam dalam kekhusu'an.

Asslamu'alaikum warahmatullah...

Assalamu'alaikum warahmatullah...

Hilsya mengusapkan kedua tangan pada wajahnya.

Lalu bersalaman dengan jamaah muslimah yang lain.

Setelah selesai berdoa Hilsya keluar menuju serambi masjid dalam hatinya timbul rasa penasaran pada seseorang yang tadi Mengumandangkan Adzan dan juga mengimami Sholat subuh itu.

Siapa dia?
Kenapa Hilsya merasa familiar dengan suara indahnya?

Hilsya bersandar dipilar masjid kokoh. Dia merasa nyaman dan belum ingin beranjak dari sana.

****

Ditempat yang sama Alfian baru saja keluar dari area pengimaman Madni Mosque. Ya, dialah yang tadi mengumandangkan Adzan dan yang memimpin sholat.

Sebenarnya Alfian merasa tidak pantas menjadi imam sholat berjamaah dimasjid besar ini. tapi karena itu adalah permintaan dari Syeikh Mohammed Al-madad, Alfian akhirnya memenuhinya.

Alfian berjalan menuju serambi yang sama dimana Hilsya sedang termenung dan berdzikir sambil menyandarkan diri dipilar besar Madni masjid.

Jamaah yang lain tampak sudah pulang ketempat masing masing.

Alfian menatap kesekitarnya, dan saat itulah dia melihat Hilsya. Awalnya pria itu tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
tapi begitu menghampirinya Akhirnya Alfian yakin bahwa perempuan berhijab maroon itu benar Hilsya istrinya.

Alfian mengucap syukur sebanyak banyaknya dalam hati.
sebelum akhirnya memanggil Hilsya.

"Hilsya? Sweetheart..."

Hilsya menoleh dan terkejut saat tiba tiba tubuhnya didekap erat oleh Alfian. Hilsya bahkan tidak mengenali siapa yg memeluknya ini.

Alfian menangis dalam diam dengan suasana hati yg bahagia.
akhirnya Allah mengabulkan doa doanya.

Sedangkan Hilsya berusaha melepaskan diri. dan setelah terlepas dia langsung menatap Alfian dengan sinis lalu menamparnya.

Alfian tidak menyangka akan mendapat respon seperti ini. dia bingung apa yang terjadi pada Hilsya?

"Berani sekali anda memeluk saya yang bukan mahrom anda bahkan di tempat suci seperti ini!!"

Alfian seperti tersambar petir disiang bolong. Harapan Hilsya juga merindukannya hilang sudah. istrinya itu bahkan lupa siapa dirinya. Hatinya seperti tersayat.

Ujian apalagi ini ya Allah...

"Hilsya ini Mas fian, your husband."
jelas Alfian dengan tatapan sendu.

'Mas Fian?'
Bukankah nama itu merupakan nama pria yg hadir di mimpinya semalam? pikir Hilsya sebelum akhirnya menatap mata pria dengan iris biru terang itu dengan penuh tanya dalam benaknya..

to be continue....

jangan lupa Vote dan komen yahh...

see you next part

Wassalam. Asyiah Muzakir

After Marry You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang