Cincin?

401 25 8
                                    


Assalamu'alaikum...
kira kira masih ada nggak yang nungguin cerita ini?
Cung?

****

"Mary ada apa?"
Tanya Athena begitu melihat anaknya pulang dengan raut cemas.

"Ini benar benar gawat ma! Hilsya sudah bertemu dengan Alfian! pria itu telah menemukan keberadaan istrinya dirumah ini!." Terang Marylin dengan raut cemas dan ketakutan yang mendominasi wajahnya.

"Oh begitu, baguslah jadi kita tidak perlu menyembunyikannya lagi bukan?" Kata Athena yang membuat Marylin mengernyitkan dahi.

"Maksudmu?" Tanya Marylin yang tak paham dengan pemikiran ibunya saat ini.

"Apa mama akan membiarkan Alfian membawa Hilsya kembali padanya?" tanyanya lagi.

Athena tersenyum smirk sambil mengangkat sebelah alisnya yang runcing karena pensil alis. Dia merasa putrinya bertambah bodoh dalam hal membalas dendam kali ini.

"Kau lupa Mary? Hilsya saat ini amnesia, dia tidak akan mengingat Alfian. Dan aku tidak akan membiarkan Hilsya dibawa pergi olehnya dengan mudah."

"Lalu apa rencana mama selanjutnya?" tanya Marylin sekali lagi dengan raut wajah yang lebih tenang daripada tadi.

"Kita akan membuat drama baru." jawab Athena dengan mudah seakan akan semuanya sudah ia persiapkan.

"Kau memang amazing ma."

"Ya, masalalu lah yang membuatku berfikir seperti ini."
Ujar Athena dengan raut terluka.

"Sudahlah ma lupakan itu. Ingatlah kita sebentar lagi akan membuat Alfian dan ibunya hancur."

"Kamu memang benar sayang, tapi jika mengingat papamu yang tidak pernah mencintai mama, dan memilih mencintai wanita itu dan anak lelakinya membuat hati ini kembali sakit."
Ungkap Athena dengan mata berkaca kaca.

Melihat hal tersebut Marylin langsung membawa mamanya kedalam kamar, dendam didalam hatinya semakin menjadi pada keluarga Alfian.

*****

Hilsya masih termenung didalam kamarnya memikirkan kata kata pria yang mengaku sebagai suaminya di masjid tadi dan jawaban tante Athena yang membuat Hilsya begitu bingung.

"Harusnya aku lebih mempercayai ucapan tante Athena kan?"
tanyanya pada diri sendiri.

Hilsya berjalan kearah meja rias, dan duduk dikursi yang terletak dihadapannya.

Dia menatap kearah tangannya yang tidak terpasang apapun disana.

'jika benar aku sudah menikah seharusnya dijari manisku terpasang cincin bukan?.' pikir Hilsya.

Drtrtrtrt..

Ponsel yang bergetar membuat Hilsya tersadar dan segera meraih ponselnya yang tergeletak di nakas.

"Halo. Ada apa Raff?"

"Maaf Amelya, apa flashdisk-ku ada bersamamu?" tanya Rafael dengan suara sedikit panik.

"Flash disk? aku rasa kamu tidak pernah memberikannya padaku, tapi tunggulah sebentar aku akan mencarinya mana tahu aku lupa telah menyimpannya."

"Aku benar benar lupa pada flashdisk berisi dokumen penting perusahaan tersebut. Ya sudah kalau begitu aku tunggu, thanks amel." ungkap Raff terdengar setengah prustasi.

"Ya baiklah aku akan menghubungimu nanti kalau flashdisknya ada bersamaku."
Kata Hilsya sebelum memutuskan sambungan telponnya.

"Huh apalagi ini?" ujarnya sambil mulai mencari benda kecil itu di seluruh kamarnya.

After Marry You [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang