lelaki manis itu menatap sekitar melalui jendela kaca yang tertutup, mengamati keadaan di luar dengan bingung. "kenapa kita disini?" meski tempat ini asing, tapi seungmin tahu jika dia saat ini tengah berada di sebuah arena balap liar.
apa pacarnya ini berniat balapan? lagi?
"kak rei—"
"udah, diem aja sa."
"kakak bilang mau nganter aku pulang? tapi kenapa kita ada disini?"
leedo tidak membalas, lelaki itu hanya fokus menyetir hingga tempat tujuan,nbergegas turun begitu sampai dan tak lupa mengunci pintu mobil agar seungmin tidak bisa keluar.
dari dalam mobil, seungmin hanya bisa menatap cemas pacarnya yang tengah berbicara dengan seseorang kemudian menerima sebuah kertas untuk di tanda tangani.
tak lama, leedo kembali dan duduk di kursi kemudi.
"kak ayo pulang, esa takut!" rengeknya.
tapi leedo tidak mengubris, dia kembali menjalankan mobilnya hingga berdampingan dengan mercedes hitam di pertengahan jalan, lawan mainnya malam ini.
"kak rei!"
kaca mobil bergerak turun, refleks seungmin membawa arah pandang ke mobil mercedes yang ada disebelah kanannya, dan kebetulan sekali kaca hitamnya bergerak turun.
seseorang berkepala pirang memandangnya dengan dahi berkerut sebelum menyeringai, membuat seungmin takut dan kembali menaikkan kaca mobilnya.
"kak ayo pulang! bukannya kakak udah janji sama esa ngga akan balapan lagi? kenapa-"
"esa, kamu jangan cerewet."
"tapi esa mau pulang!"
"kakak bakal anter kamu pulang." leedo menatapnya, wajahnya datar tanpa emosi. "selesai balapan, oke?"
"kak rei jahat! kakak berubah, kakak udah ngga sayang esa lagi." leedo tidak memberikan respon apapun, lelaki itu menghidupkan mesin mobilnya saat seorang perempuan berdiri di tengah jalan dengan bendera di tangan.
"kalian siap?" seru si perempuan, seungmin meremat seatbelt nya saat mobil leedo menderu dengan keras, jantungnya berdegup kencang diikuti keringat yang mulai membasahi pelipisnya.
hal yang tidak pernah terpikirkan di dalam hidupnya bahwa pacarnya sendiri akan mengajaknya balapan liar.
seungmin harap, dia masih bisa melihat matahari terbit besok.
"satu.."
bruum.
"dua.."
leedo menatap fokus kedepan, siap menginjak pedal gas kapan pun.
"k-kak."
"pegangan."
"tiga."
dan seungmin berteriak kencang setelahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
seungmin berhenti berteriak saat mobil berhenti diikuti umpatan leedo disebelahnya, lelaki manis itu membuka mata dengan jantung masih berpacu, bersyukur karna keadaannya masih baik-baik saja meski beberapa menit yang lalu sempat berada di ambang maut.
"k-kak."
"kamu terus teriak sepanjang balapan, kakak ngga bisa fokus karna kamu sa." bentakan leedo membuat seungmin bungkam.
lelaki itu yang membawanya balapan dengan paksa, dan sekarang dia menyalahkan seungmin karna kalah?
"kakak kok jahat sih? tau nggak kalo kakak itu hampir bikin esa mati?"
leedo mengacak rambutnya frustasi.
"keluar."
"apa?"
"keluar sa."
"tapi—"
tok tok!
kaca disebelahnya di ketuk, si pirang dari mobil mercedes itu berdiri disana. leedo kemudian menurunkan kaca mobil, hingga seungmin dan si pirang itu bisa bertatapan jelas.
"hai sweetie."
"kak—" ucap seungmin takut dan menatap ke arah leedo yang masih memandang lurus ke depan.
"turun."
seungmin menatap pacarnya tidak percaya, sementara si pirang hanya tersenyum tipis.
"come here baby boy!"
di tatapnya si pirang yang kini menumpukan satu lengannya di atas mobil itu dengan kesal.
"siapa yang kamu panggil baby boy?"
"of course, you." balasnya. "mau turun sendiri dari mobil atau diseret?"
seungmin kembali menatap leedo mencoba meminta penjelasan, namun keterdiaman lelaki itu sudah menjawab semuanya.
"esa ngga nyangka."
si pirang yang sepertinya sudah habis kesabaran itu lantas membuka pintu mobil, menarik seungmin keluar setelah melepas seatbeltnya.
"lepasin! kak rei!" seungmin mencoba meminta bantuan pacarnya, tapi apa? mobil aston martin itu malah meninggalkannya.
"k-kak rei.." lirihnya, lalu tersentak saat tubuhnya di balik paksa berhadapan dengan si pirang.