chris menggerakkan kepala, melihat mobil aston martin yang berhenti disebelah kirinya. kaca mobil diturunkan, sehingga dia bisa melihat sosok penumpang di mobil putih itu, dahinya mengernyit.
kenapa bukan dia?
"jadi itu cowok inceran lo?" si pirang tidak menjawab, memilih fokus pada lelaki manis berambut kecoklatan di sebrang sana yang menatapnya takut sebelum merengek pada lelaki disebelahnya.
manis sekali.
chris menyeringai. "bukan dia."
subin, partner si pirang itu membulatkan mata. "apa? jadi dia bukan cowok inceran lo?"
"bukan."
"ya terus kenapa lo lanjut balapan? jangan lupa, gue yang lo jadiin taruhan disini." amuk si lelaki cantik tersebut. chris hanya memutar bola mata malas, menaikkan kaca mobil dan menghidupkan mesin saat salah satu teman perempuannya berdiri di tengah jalan.
"berisik, gue jamin lo bakal balik ke pacar lo lagi kok."
subin hanya bisa mendengus, memegang seatbeltnya kuat saat chris mulai menjalankan mobilnya, balapan sudah di mulai.
"gue lupa kalo reiki dapet julukan cassanova." ditengah fokus mengemudi, chris terkekeh. "gue ngga tau yang mana pacar asli reiki, cowok di parkiran waktu itu atau yang dia bawa sekarang. tapi ngga masalah, cowok yang dia bawa kali ini lebih manis, gue suka." si partner tidak menyahut, sibuk berdoa dalam hati agar mobil mencapai garis finish dengan selamat.
malam ini dia terpaksa jadi bahan taruhan.
dua hari lalu, chris tanpa sengaja berpapasan dengan leedo di parkiran falkutas. anak manufaktur itu membawa lelaki cantik yang chris pikir adalah pacarnya.
dan singkatnya, chris ingin merebut lelaki itu lewat balapan.
tapi siapa sangka lelaki yang leedo bawa malam ini justru berbeda?
tidak masalah, chris lebih menyukai si rambut coklat itu.
dan apapun yang terjadi chris harus memenangkan balapan ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"lepas! lepasin esa!"
seungmin masih setia berontak, berusaha melepaskan si pirang yang mencengkram kuat lengannya.
"kamu ini sebenernya siapa sih? mau apa dari esa?"
"lepasin!"
"hei..orang asing lepasin tangannya, esa mau di bawa kemana?"
"orang asing-"
"aksa, nama gue aksa."
"esa ngga nanya nama kamu! sekarang lepas atau esa bakal teriak disini." chris terkekeh dengan ancaman seungmin.
"yaudah teriak aja, sampe tenggorokan lo putus pun ngga akan ada yang peduli." si manis itu sudah ingin menangis, tapi sekuat tenaga menahannya karna dia tidak mau terlihat lemah.
kenapa leedo begitu tega meninggalkannya disini bersama orang asing ini?
chris membawa seungmin ke arah teman-temannya yang sudah menunggu.
"oh, jadi ini yang namanya semesta?"
seungmin menatap orang-orang itu dan mengkeret ketakutan, tanpa sadar menyembunyikan diri di belakang tubuh tegap chris.
"esa mau pulang." cicitnya.
chris sendiri mati-matian menahan gemas, kenapa seungmin imut sekali sih?
"mana surat kontraknya?"
salah satu dari mereka memberikan sebuah kertas pada chris yang langsung lelaki itu berikan pada seungmin.
"baca ini."
seungmin tentu saja kebingungan, mata beningnya membaca deretan kalimat di kertas tersebut dengan kaget.
"apa-apaan ini? kak rei jadiin esa bahan taruhan?"
shock.
seungmin bahkan sampai tidak tahu harus mengatakan apa karna tidak mempercayai semua ini.
"reiki sendiri yang tanda tangan." chris menarik kertas kontrak itu dan diberikan pada salah satu temannya kembali, membalikkan badan menatap tepat ke arah si manis tersebut.
"udah jelaskan? mulai sekarang sampe tiga bulan kedepan, lo semesta fredella kenzie jadi milik gue, angkasa liosa alexander." ucapnya mutlak.
otak seungmin mendadak blank, si manis itu tidak bisa memikirkan apapun selain betapa jahatnya leedo karna telah menjadikannya bahan taruhan, dan parahnya lelaki itu kalah.
itu artinya dia akan terjebak bersama si pirang ini selama tiga bulan kedepan?
"n-nggak! esa ngga mau!" si manis itu menggelengkan kepalanya. "kalian ngga bisa seenaknya sendiri jadiin orang lain sebagai bahan taruhan tanpa persetujuan."
chris berdecak, menundukkan kepalanya agar sejajar dengan wajah manis seungmin.
"ini dunia malam, apapun bisa kejadian disini."
"t-tapi esa ngga mau!"
seungmin mencoba kabur, tapi chris lebih cepat menangkapnya. si manis itu memberontak semakin brutal, membuat chris nyaris kewalahan sendiri.
disaat yang bersamaan suara sirene polisi terdengar dari kejauhan.
"ADA POLISI!"
chris mengumpat, teman-temannya yang lain sudah memasuki mobil masing-masing dan kabur.
"sial."
karna tidak ada pilihan lain, chris mengangkat tubuh kurus seungmin ke pundaknya seperti karung beras.
"lepas! esa ngga mau jadi bahan taruhan, esa mau pulang!"
"berisik!"
chris mendudukkan paksa seungmin dikursi samping kemudi, memakaikannya sealbelt sebelum dia berlari menuju kemudi.
seungmin masih berusaha kabur dengan menggedor kaca disebelahnya, tapi chris tidak peduli, lelaki itu menghidupkan mesin mobilnya dan tancap gas saat suara sirene semakin mendekat.
dibelakangnya, dua mobil polisi mengejar.
"berhentiin mobilnya! esa mau turun."
"gue turunin dan lo ditangkap polisi, mau?"
"mending esa sama pak polisi daripada sama orang asing kayak kamu!"
"tsk, nama gue aksa."
"ngga peduli, berhenti atau esa teriak biar pak polisinya denger?"
chris memutar bola mata, seungmin begitu keras kepala.
"terserah, teriak aja sesuka hati."
detik berikutnya seungmin benar-benar berteriak, bukan untuk meminta tolong, tapi karna laju mobil yang begitu kesetanan.