chris terdiam, lantas menatap ayahnya dengan dahi berkerut. “serius? bukannya dari awal yang ngotot mau jodohin aku itu ayah?”
pria paruh baya itu meletakan cangkir kopinya, menatap anak semata wayangnya dengan kekehan. kali ini ada tiga kursi dia ruang makan keluarga alexander, tentu karna chris memutuskan untuk bergabung makan malam dan akan menginap sesuai permintaan ibunya.
“jadi kamu ngga mau pertunangan kamu dibatalin?”
“yang bilang ngga mau itu siapa?” balas chris dengan tajam. “dari awal aku kan emang ngga mau sama perjodohan ini. ayah kan yang maksa.” chris menyelesaikan makan malamnya, lalu memandang ayahnya dengan sungguh-sungguh.
“kenapa ayah tiba-tiba berubah pikiran?”
“bunda kamu.” si oknum yang sedang dibicarakan hanya tersenyum, memberi kode pada suaminya agar mengatakan semuanya. “bunda kamu udah cerita tentang pacar kamu itu, dan dia maunya semesta yang jadi menantu dirumah ini, jadi dia maksa ayah buat batalin pertunangan kamu sama krisna.”
pandangan chris lantas beralih pada ibunya.
“bener gitu bun?”
nyonya alexander itu lantas mengangguk semangat, “bunda memang suka sama krisna, tapi lebih suka lagi sama semesta. pokoknya bunda maunya semesta.”
chris terkekeh, menatap ayahnya dengan pandangan kemenangan. “aku bilang apa yah? tanpa di jodoh-jodohin pun aku bisa cari orang yang tepat.”
“iya iya ayah kalah, nanti ayah mau ngomongin masalah ini sama orang tuanya krisna, semoga aja mereka mau ngerti.”
diam-diam chris bernafas lega, bersyukur karna sang ibu berada di pihaknya. sebenarnya dia juga dibuat penasaran, apa yang sudah seungmin lakukan sehingga ibunya yang tidak menyukai orang baru itu langsung menyukainya dalam pertemuan pertama?
“tapi liosa–”
lamunan chris buyar, mendongak menatap sang kepala keluarga yang balas menatapnya dengan serius.
“ayah punya syarat.”
“syarat?”
“kali ini ayah mau kamu serius, berhenti main-main dan mulai urus masa depan kamu buat semesta.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“liosa, kamu ngga bisa batalin pertunangan kita sebelah pihak kaya gini.”
chris menghentikan langkah, lalu menepis tangan yonghee yang menggenggam lengannya.
“lepas! dari awal gue kan udah bilang kalo gue ngga pernah nerima perjodohan ini.”
“tapi kenapa?” yonghee kembali menahan lengannya, mengabaikan setiap pasang mata yang berlalu lalang disekitar mereka. “enam bulan, dan kamu belum bisa nerima aku?”