dua minggu berlalu semenjak pertemuan terakhir antara seungmin dan leedo di kampus tempo waktu. dan sampai sekarang, pacarnya itu masih tetap sama, tidak menghubunginya atau dapat dihubungi.
"esa? kenapa kamu disini?" adalah kalimat yang saat itu leedo lontarkan begitu melihat seungmin yang berlari kearahnya, mengabaikan tatapan rindu dari lelaki yang lebih muda.
"kak reiki, kenapa kakak ngga bisa dihubungin?"
leedo terlihat panik, entah karena apa.
"kenapa kamu bisa ada disini esa?"
"itu tadi—"
"kamu ngga boleh disini. udah pulang sana!" seungmin mengerjap, tidak mempercayai apa yang didengarnya. tidak sadarkah leedo jika seungmin sangat rindu dan ingin memeluknya? dan dari gerakan tubuhnya, kenapa leedo seolah menolak kehadirannya?
"esa kangen kak reiki."
leedo mengacak rambutnya frustasi. "esa, kamu harus pulang." seungmin menahan tangis atas penolakan pacarnya sendiri, tapi dia tidak menyerah, meraih tangan lelaki itu dan menggenggamnya.
"kak rei, kenapa kakak kayak gini? apa kak rei udah ngga sayang esa lagi?"
"esa lepas—"
"kenapa kakak berubah? padahal esa sayang sama kakak!"
"lepas—"
"semesta!"
leedo melepas paksa genggaman seungmin, lalu berlari begitu saja menaiki anak tangga tanpa bisa seungmin kejar, tentu karna chris sudah terlebih dahulu menahannya.
"kak rei jahat." bisik seungmin, tersenyum kecut jika kembali mengingat kejadian tersebut. jauh didalam hatinya ingin sekali dia membenci leedo, tapi tidak bisa, hatinya yang lain masih menyayangi lelaki itu dan mengharapkannya kembali.
lalu bagaimana dengan chris?
meski lelaki itu selalu memenuhi hari-harinya hingga seungmin nyaris terbiasa, namun dia tidak akan membiarkan si pirang itu memasuki hatinya lebih jauh.
untuk sekarang, entah nanti.
tling!
sebuah pesan chat masuk ke ponselnya, membuyarkan lamunan seungmin di sore hari ini.
kakak pirang galak🐺 siap-siap, jam enam sore gue jemput
seungmin mengerutkan dahi, kemudian segera mengirim balasan.
si manis menghela nafas, sebenarnya dia ingin menghabiskan waktunya untuk membaca novel dirumah, tapi mengingat jika chris tidak menyukai penolakan, mau tak mau si manis itu beranjak dan mempersiapkan diri.
dia malas jika harus berdebat dengan chris.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pukul enam tepat, seungmin menuruni anak tangga dengan pakaian rapi, berdecak menemukan ibunya yang tengah mengobrol dengan chris di ruang tengah. tsk, padahal seungmin sudah melarang si pirang itu untuk bertemu orang tuanya, tapi tidak digubris. dan sialnya kenapa mereka berdua terlihat sangat akrab sih?
"kak aksa." yang dipanggil menoleh kemudian tersenyum tipis.
"udah siap?"
seungmin mengangguk malas sebagai jawaban, mendekati ibunya dan berpamitan. chris juga melakukan hal yang sama, tanpa segan dia bahkan juga mencium punggung tangan wanita tersebut.
"semesta nya saya pinjem dulu ya te, mau diajak malam mingguan."
"iya, tapi jangan lupa dibawa pulang ya. jangan kemaleman."
"siap tante."
ibu seungmin tersenyum, kemudian melepas anaknya untuk pergi. dan di malam minggu yang cerah ini, untuk pertama kalinya, chris mengajak seungmin pergi kencan.
"kita mau kemana kak?"
"lo maunya kemana?"
"kok kak aksa balik nanya sih? kan kakak yang ngajak esa keluar." kesalnya dengan kedua pipi mengembung, lucu.
dia sedang tidak mood, dan chris semakin memperburuk moodnya tersebut.
"nonton, mau ngga?"
seungmin berpikir sebentar, kemudian mengangguk setuju. kebetulan ada film baru yang sedang tayang, gundala judulnya. sebenarnya dari kemarin seungmin sudah mengajak chanhee untuk pergi menonton bersama, sayang sahabatnya itu sedang sibuk.
perjalanan tidak memakan waktu yang lama, karna dua puluh menit kemudian mereka sudah berada di dalam bioskop.
"tunggu disini, gue mau beli tiketnya dulu."
"popcornnya jangan lupa ya." seru seungmin, chris hanya mengangguk kemudian meninggalkan si manis untuk membeli tiket dan popcorn. tak berselang lama dia kembali, dengan dua lembar tiket, popcorn ukuran jumbo dan dua kaleng soda.
seungmin memeluk popcornnya dengan senang, berjalan dengan riang sementara chris mengikuti di belakang.
mood si manis ini sudah kembali eh?
sepanjang film, seungmin terlihat begitu antusias. fokusnya terpaku pada layar sementara tangannya dengan otomatis memasukkan popcorn kedalam mulut, menguasainya seorang diri tanpa membiarkan chris menyentuhnya sedikit saja.
lalu chris?
daripada menikmati filmnya, lelaki itu lebih terpaku pada sosok seungmin disebelahnya. mengamati setiap ekspresi yang keluar dari wajah ayu tersebut, cantik, lucu dan menggemaskan menjadi satu. chris sampai bertanya dalam hati, mama seungmin dulunya waktu hamil ngidam apa sih?
dua jam kemudian mereka keluar dari bioskop, mood seungmin sepertinya sudah kembali karna si manis dengan antusias mengoceh ini itu, memberikan reviewnya pada film gundala tersebut sementara chris hanya mendengarkan disebelahnya, tanpa menyela dan benar-benar mendengarkan hingga si manis selesai.
"laper ngga?" tanyanya kemudian.
"laper!" seru seungmin semagat. "esa mau makan pizza kak." lanjutnya dengan semangat, menatap chris dengan mata berbinar penuh harap.
chris terkekeh, mengacak surai seungmin dengan gemas.
"yaudah ayo!"
seungmin berjalan duluan dengan riang, hingga detik berikutnya tersentak saat chris tiba-tiba menggandeng tangannya.
"gandeng pacar sendiri ngga boleh?" sahut si pirang yang mengerti arti tatapan mata seungmin.
si manis itu tidak protes, membiarkan tangannya tenggelam di telapak tangan besar milik chris. wajahnya tertunduk dengan rona kemerahan yang menjalar di pipi, etah karena apa seungmin tidak tahu, tapi yang jelas saat ini dia begitu berdebar.
padahal chris hanya menggandeng tangannya.
dengan wajah memerah malu, seungmin mengikuti kemana chris membawanya. tatapannya berkelana kesana kemari hingga akhirnya tertuju pada seseorang.
langkah seungmin terhenti, membuat chris melakukan hal yang sama.
"kenapa—" chris mengikuti arah pandang seungmin, dan detik berikutnya hal yang dia lakukan adalah menarik wajah seungmin, menempelkan bibir keduanya secara tiba-tiba.