🖇 ›18

5.6K 934 51
                                        

“esa kenapa?”

chanhee bertanya keheranan saat melihat wajah manis sahabatnya yang tertekuk, padahal biasanya seungmin sangat senang jika bel pulang sudah berbunyi, mengemas peralatannya cepat-cepat dan berlarian menuju lobi dimana chris biasa menunggu.

“gapapa. vian pulang naik apa?”

“naik bus, mama ngga bisa jemput soalnya.”

“esa ikut ya.”

“loh?” heran chanhee sembari menutup resleting tasnya. “kenapa? biasanya juga dijemput kak aksa.”

“kak aksanya sibuk, ngga bisa jemput.”

ah, chanhee sekarang tahu kenapa wajah seungmin jadi murung, ternyata karna chris tidak bisa datang menjemput.

“yaudah kita pulang bareng aja yuk!” seungmin tak menolak saat chanhee menggandengnya keluar kelas dengan riang, mau tak mau membuat dia akhirnya ikut tersenyum. ada bagusnya juga chris tidak bisa datang menjemput, seungmin bisa menghabiskan waktu dengan chanhee lebih lama.

“nanti kita mampir beli es krim ya?” ajak seungmin yang diangguki semangat oleh chanhee.

“boleh, udah lama kita ngga makan es krim bareng.” kedua sahabat itu akhirnya bergandengan tangan sembari bercanda satu sama lain, tidak menyadari bahwa orang-orang yang melewati mereka tengah melempar pandang dengan gemas.

namun keceriaan keduanya langsung luntur begitu mendapati seseorang yang tengah bersandar di dinding lobi, melipat kedua tangannya seolah tengah menunggu kedatangan seseorang. sontak langkah kedua lelaki manis itu terhenti.

“k–kak reiki.” chanhee menoleh cepat kearah seungmin, mendapati raut wajah sahabatnya yang tidak terbaca. lelaki itu bahkan menggenggam tangan seungmin dengan panik saat leedo mulai mendekat kearah mereka.

“semesta—”

“kak reiki ngapain kesini?” potong chanhee sebelum leedo menyelesaikan kalimatnya. lelaki yang lebih tinggi menatap chanhee dengan dahi berkerut, terlihat tidak suka karna perkataannya dipotong.

“urusan aku sama semesta, bukan sama kamu.”

“urusan semesta urusan aku juga.” chanhee menarik seungmin kebelakang tubuhnya, berusaha melindungi sahabatnya yang hanya diam dengan pandangan kosong. tentu chanhee melakukan hal ini karna dia sudah mengetahui semuanya, dan apapun yang terjadi dia tidak akan membiarkan leedo mendekati seungmin lagi.

“minggir, aku ada urusan sama semesta.”

“ngga! aku ngga akan biarin kak reiki nyakitin sahabat aku lagi.”

sudut bibir leedo berkedut menahan marah, menahan hasrat agar tidak menghajar chanhee saat ini juga.

“aku minta baik-baik, tolong minggir karna ada yang perlu aku omongin sama semesta.”

chanhee menggeleng dengan keukeuh, berniat membawa seungmin pergi dari sana namun leedo menghalangi, menyambar lengan seungmin dan menahannya dengan kuat hingga si empu meringis kesakitan.

“kak rei..lepasin esa.”

“kita perlu bicara.”

“ngga ada yang perlu dibicarain lagi diantara kita, lepasin esa!”

“kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya.”

seungmin mencoba melepas tangannya sekuat tenaga, tapi itu belum cukup, leedo menggenggam tangannya terlalu kuat.

“apa lagi yang mau kak rei jelasin ke esa?” seru si manis itu sembari menahan air mata yang mendesak keluar. “tentang kenyataan kalo selama ini kak rei selingkuh?”

leedo membisu, sementara chanhee yang tidak tahu harus berbuat apa hanya menjadi penonton.

“semesta—”

“jangan ganggu esa lagi, esa udah bahagia sama kak aksa.”

“esa aku mau minta maaf.”

“maaf?” seungmin tertawa dengan sarkas, “maaf kalo kak reiki lebih milih alvaro daripada aku?”

“aku nyesel esa, please kasih aku kesempatan buat perbaiki semuanya.”

“ngga mau! sekarang lepasin esa..lepas!”

leedo menahan seungmin yang kembali memberontak, tidak membiarkan si manis itu lepas dari cengkramannya. dan merasa bahwa tengah menjadi tontonan siswa-siswi disana, leedo berniat menarik seungmin pergi jika saja si manis itu tidak menggigit tangannya kuat-kuat.

awh.” refleks leedo melepas genggamannya, dan itu memberi kesempatan seungmin untuk lari dari sana.

“semesta! awh, sial.”

lalu chanhee?

“semesta..tunggu!” teriak chanhee mengejar seungmin yang telah berlari keluar area sekolah. bukan apa, keadaan jalan raya didepan sekolah sedang ramai-ramainya, chanhee hanya takut jika seungmin melakukan tindakan gegabah dan terjadi sesuatu hal buruk seperti—

“semesta!”

nyaris terserempet mobil.

chanhee berlari dengan panik kearah seungmin yang terduduk di sisi jalan dengan seseorang yang baru saja menyelamatkannya dari maut.

“semesta..astaga ya tuhan, kamu ngga apa-apa kan?” paniknya, meraba seluruh bagian tubuh seungmin memastikan tidak ada darah ataupun luka lain, tidak menyadari jika seseorang yang ada disana tengah memperhatikannya dengan intens.

“semesta, ada yang sakit kah? apa ada luka? kasih tau kalo ada yang sakit.”

seungmin yang menangis hanya menggeleng menanggapi kekhawatiran chanhee, diraihnya tangan laki-laki berwajah tampan yang asistensinya baru chanhee sadari.

si manis itu berucap, “k–kak farrel..esa mau ketemu kak aksa hiks, mau ketemu kak aksa.”

seungmin tengah meringkuk diatas ranjang saat si pemilik kamar membuka pintu dengan keras dan terburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seungmin tengah meringkuk diatas ranjang saat si pemilik kamar membuka pintu dengan keras dan terburu.

brak!

“semesta!” serunya dengan wajah panik dan nafas terengah.

“kak aksa,” seungmin bangun dari ranjang, berlari kecil dan melompat kepelukan chris yang langsung menyambutnya.

hiks..kak aksa hiks.”

sst, tenang. gue udah ada disini.”

hiks..hiks..”

“ngga apa-apa, gue disini.” chris mengeratkan pelukannya, mengusap-ngusap bahu si manis mencoba menenangkannya.

“gue disini semesta, gue disini.” pelukan dieratkan, tanpa henti lelaki pirang itu mencoba menenangkan seungmin yang semakin menangis keras. sebuah helaan nafas berat keluar dari celah bibirnya, “baru sehari gue ngga dateng jemput udah kaya gini, gimana kalo gue seterusnya ngga bisa jemput lo semesta?”

𝐁𝐚𝐝 𝐆𝐮𝐲✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang