9

47 7 0
                                    

"Sambil menunggu Divan Pulang, mending kamu mandi dulu Angel. Pakai baju yang kemarin kita beli, biar Divan terpesona liat penampilan kamu. Nanti Mama bantu kamu make up." Mama Divan sangat senang mengucapkan hal itu kepada Angel. Dia sangat berharap Angel menjadi anaknya, paling tidak menantunya lah. Dia sudah terlanjur sayang kepada Angel. Sehingga pikiran nakal Mama Divan untuk menjodohkan mereka terlintas begitu saja di dalam otaknya. Itulah alasan mengapa Angel disuruhnya mandi dan memakai pakaian bagus, juga memakai riasan wajah.

"Kenapa harus mandi ma?" Angel bertanya dengan bingung. Masalahnya ini masih siang, dan Angel sudah mandi tadi pagi. Mengapa harus mandi lagi? Boros air yang ada.

"Udah turuti saja, sepertinya badanmu terlihat lengket, jadi kamu harus mandi." Berbagai alasan terlontar dibibir manis Mama Divan.

Tanpa menunggu persetujuan Angel, Mama Divan mendorong tubuh Angel untuk memasuki kamarnya dan membersihkan dirinya.

"Selagi kamu mandi, Mama akan menyiapkan alat make upnya terlebih dahulu. Jangan lama - lama kalau mandi Angel." Mama Divan menutup pintu kamar mandi dan berlalu kekamarnya untuk mengambil barang - barang yang diperlukan untuk mempercantik Angel.

Setelah mendapatkan semuanya, barang - barang itu di tatanya di meja rias milik Angel sambil menunggu Angel keluar dari kamar mandi. Selang beberapa menit, Angel akhirnya keluar dari kamar mandi.

"Eh eh jangan dipakai dulu gaunnya, kamu pakai bathrobe itu dulu biar make upnya gak kena gaunmu nanti. Sini Angel, duduk sini." Mama Divan mencegah Angel yang ingin mengambil gaun yang tergantung di lemarinya, dan menyuruhnya untuk duduk di depan meja rias.

"Kamu harus duduk dengan tenang. Mengerti? Jangan berteriak - teriak seperti di salon kemarin." Mama Divan mengatakan peringatan terlebih dahulu kepada Angel. Agar dia tidak teriak saat akan dirias.

"Iya Ma."

Lalu dimulailah acara merias wajah cantik Angel. Mama Divan terlihat fokus dengan apa yang dilakukannya, sesekali terlihat mulut Angel ingin teriak saat Mama Divan memakaikan eyeliner di kelopak matanya. Begitu sakit seperti di colok, begitulah pikir Angel. Apalagi jika eyeshadow mulai digunakan Mama Divan ke atas kelopak matanya. Akhirnya Angel hanya bisa mangap - mangap saat benda - benda itu mulai mencolok kelopak matanya.

"Sstt... Jangan teriak." Mama Divan menambahkan beberapa make up lain untuk memperindah mata Angel.

"Sudah ma, jangan disitu terus." Angel mulai kesal saat merasakan tangan Mama Divan yang tak kunjung beralih ke bagian yang lain. Dia merasa matanya ingin copot karena kelakuan Mama Divan.

"Sebentar sayang. Dikit lagi." Mama Divan masih asik dengan mata Angel. Sedangkan Hana hanya bisa menitikkan air matanya tak tahan merasakan sakit yang seperti menusuk - nusuk matanya.

"Angel jangan menangis. Nanti make upnya rusak!" Mama Divan memarahi Angel yang menitikkan air mata. Dan membuat Angel menahan air matanya pula. Teriak tidak boleh, menangis tidak boleh. Lalu dengan apa Angel bisa menumpahkan rasa sakit dimatanya kini.

Sampai akhirnya penderitaan Angel selesai, saat Mama Divan menjauhkan tangannya dari kedua mata Angel. Dan kini beralih ke bagian yang lain.

Mama Divan kembali menemukan masalah, saat ia memoleskan liptint kepada mulut mungil Angel. Tetapi saat sudah diolesi, Angel malah menjilat liptintnya sehingga membuatnya hilang.

"Angel kenapa di jilat terus." Mama Divan mengeluh akibat perbuatan Angel tersebut. Ini sudah ke lima kalinya Mama Divan memoleskan liptint dibibir Angel.

"Enak ma. Manis." Angel menjawab dengan ekspresi polosnya yang berhasil membuat Mama Divan kesal. Akhirnya Mama Divan berhenti memoleskan liptint di bibirnya, dia menggantinya dengan lipstick waterproof untuk mencegah Angel menjilatinya lagi.

"Yuck!..." Angel hampir mual saat merasakan lipstick yang memenuhi bibirnya.

"Kok rasanya beda ma?" Angel bertanya dengan polos kepada Mama Divan. Sedangkan Mama Divan hanya menanggapinya dengan tawa kecil, ternyata beginilah cara agar Angel berhenti menjilati bibirnya sendiri.

"Sama kok." Mama Divan berbohong kepada Angel.

"Tapi tadi rasanya tidak seperti ini. Ini rasanya aneh." Angel mengerucutkan bibirnya kearah depan seakan ingin menjauh dari bibirnya sendiri.

"Sudah sudah, nanti kalau enak rasanya malah habis kamu jilati terus. Sekarang kamu ganti baju sana, Mama mau ganti pakaian, sepertinya setelah ini Divan akan pulang." Mama Divan meninggalkan Angel sendiri di kamarnya. Sedangkan Angel beralih ke kamarnya untuk memakai gaunnya, dia telah mahir dalam memakai segala jenis pakaian. Semua itu karena ajaran Mama Divan pada saat mereka memilih baju di Mall. Angel mengambil salah satu baju yang dibelinya bersama Mama Divan. Karena Angel langsung menaruh baju barunya kedalam lemari, sehingga pembantu tidak sempat untuk mencuci baju baru tersebut.

Saat mengambil baju baru itu, Angel menciumnya terlebih dahulu merasakan aroma baru yang terpancar dari gaun itu, lalu memakainya.

****

"Divan pulang." Akhirnya orang yang ditunggu - tunggu Mama Divan dan Angel pulang juga. Divan terlihat gagah dengan setelan kantor miliknya. Dengan penuh semangat, Divan memasuki rumahnya dan melihat Mamanya sedang berdiri di ruang makan dengan kue yang sudah tersedia diatas meja makan.

"Itu kue buat siapa ma?" Divan bertanya dengan bingung tentang kepemilikan kue tersebut.

"Tadi Mama dan Angel habis membuat kue. Mama ingin kamu coba kue itu." Mama Divan mengajak putranya untuk duduk di depan kue tersebut.

"Angel mana ma?" Akhirnya Divan bertanya keberadaan Angel yang tidak di ketahui keberadaannya.

"Di kamarnya, sebentar lagi juga keluar." Mama Divan memotong bagian kecil untuk dicicipi oleh Divan, lalu menyerahkan piring kecil berisi kue kepada Divan. Dengan segera Divan mencicipi kue tersebut dengan garpu kecil yang telah disediakan mamanya.

Saat asik dengan kuenya, tiba - tiba matanya menangkap sosok Angel yang begitu sangat cantik, sedang berjalan kearah Divan dan Mama Divan. Divan yang menangkap perubahan dalam penampilan Angel hanya bisa melongo dan menjatuhkan garpu kuenya menyentuh piringnya. Sedangkan Mama Divan yang melihat anaknya terpesona hanya bisa tersenyum senang. Akhirnya dia bisa mengabulkan keinginannya untuk menjodohkan keduanya.

"Divan..." Suara lembut Angel menyadarkan Divan akan keterpanaannya.

"Ah eh... Duduk Njel." Divan mempersilahkan Angel untuk duduk, dengan cara menarikkan kursi kebelakang agar bisa diduduki Angel. Saat Angel duduk di depannya, tiba - tiba Divan menangkap benda kecil di pangkal leher Angel yang mampu membuat Divan tertawa keras.

"Kamu kenapa Divan?" Mama Divan bertanya dengan bingung melihat Divan tertawa.

"Iya aku tau kok... Hahaha.... Aku tau kalau gaunnya baru, tapi bandrol harganya dilepas dong... Hahahaha...." Divan berkata sambil memegang bandrol harga yang ada di gaun Hana. Sedangkan Mama Divan hanya bisa menutup wajahnya malu.

Lalu Angel? Dia hanya menampilkan wajah polosnya.

To Be Continue...

Gimana part ini gaes?? Komentar lahh biar author semangat... Ehh vote juga yah jangan lupa

Love

Lia

The Girl of Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang