Bagian 4 : Plicker

347 57 92
                                    

Kinar mendapati saldo tabungannya bertambah 30x lipat. Ia memutuskan untuk membeli smartphone. Ia tahu asal uang itu dan ia memutuskan untuk mengambil tawaran dari pria misterius yang baru 2 hari ia kenal.
Di kafe itu, Handoko memberinya sebuah alamat. Alamat yang harus didatangi segera.

Kinar tidak mau membuang waktu dan uang karena tersesat di atas angkutan umum. Maka dari itu ia mendaftar ojek online.

"Ini jalannya nomer berapa?" kata supir ojol.

"Saya sedang cari yang bertuliskan sarang kecoa. "

Sopir ojek sesaat menoleh dan berdoa semoga tidak terjadi hal yang buruk atau menyusahkan pada hari itu.

Sekelabat ada tulisan grafiti hitam di tembok. "Berhenti pak," ujar Kinar tiba-tiba. "Tolong mundur."

Kinar memandangi rumah yang dibangun sekitar tahun 50-an di depannya. Banyak sampah daun menguning di halamannya. Tidak ada nomor rumah. Tapi ada tulisan grafiti asal-asalan dari pilox hitam di tembok pagarnya yang putih, yang benar-benar bertuliskan Sarang Kecoa.

Kinar turun dari ojek lalu membayar. Saat Kinar mau mengucapkan salam. Pintu pagar terbuka otomatis. Sampai depan pintu utama. Pintu terbuka sendiri kembali. Kinar memilih berdiri mematung didepannya. Tak lama Handoko terlihat.

"Oh, halo." Kemudian Handoko masuk kembali.

Heh?! Kinar merasa bukankah dia adalah tamu yang ditunggu?

Beberapa saat kemudian Handoko terlihat kembali, "Oh ya. Oh ya. Silakan masuk ... Saya--" Handoko baru mulai berbicara

"Saya ingin bertanya," ujar Kinar tiba-tiba.

"Bagaimana bisa itu terjadi? Apakah itu benar-benar Kecoa? Apa maksud sarang kecoa? Benar?" Tersenyum,  Handoko menebak isi pertanyaan Kinar.

"Anda itu wanita yang pintar, cuma terlalu banyak berpikir. Makanya kehidupan anda datar-datar saja. Tidak apa. Saya butuh yang seperti itu. Sangat cocok. Stick to the rules!" Nada Handoko terdengar bersemangat.

Kinar mengernyit.

"Yang membuat saya berhasil adalah mereka." Handoko masuk dan menunjukkan aquarium berisi daun, tanah dan puluhan kecoa.

"Aaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaa ... Lihat wajah itu begitu imut. Begitu tangguh".

Kinar yakin benar kalau itu bukanlah hamster atau kucing.

"Mereka sudah ada di bumi sebelum dinosaurus. Bagaimana mereka bisa bertahan? Rahasianya ada di telurnya. Dibanting, ada ledakan, suhu yang panas dingin ekstrim, radiasi. Dia tetap menetas."

Kinar terlihat bingung.
"Apa hubungannya dengan yang Anda janjikan kepada saya?" tanya Kinar, memperjelas tiap kata-katanya. Lalu mereka berpandangan.

Raising meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang