"Kottar kau sungguh tak tahu?" tanya Poppy Martine. Mereka berdua ada di apartemen Kottar sekarang.
Itu adalah lokasi yang menurut Poppie aman untuk Kottar menumpahkan rahasia. Itu juga kalau dia mau buka mulut.
"Kau kan yang merencanakan mesin waktu bersamanya. Bagaimana kau tidak tahu?" desak Poppie kembali.
"Aku cuma tahu untuk netralisasi kedua kutub, penempatan koordinat tempat dan logaritma waktu Pop. Tidak lebih dari itu." Kottar beralasan.
"Mengapa kau tidak mau tahu?"
"Dia tidak mengizinkanku."
"Mengapa kau tidak berusaha?"
"Buat apa?"
"Kok tanya buat apa?"
"Pop please sudah cukup," ucap Kottar jengah.
Poppie melirik tabung Blackhole digenggamannya.
"Aku cuma tahu beberapa hal yang merupakan keahlianku. Akan tetapi mengenai mengapa itu tidak bisa mengembalikan benda secara utuh, aku tidak tahu. Setidaknya benda yang dikembalikan tidak teracak secara molekul. Kalau tidak itu akan menjadi jenis barang yang benar-benar berbeda," jelas Kottar.
Poppie memandang Kottar intens sambil memperhatikan gesture tubuhnya.
"Kau tahu sesuatu. Kau tidak jujur padaku.""Tidak." Kottar mengelak.
"Ayo jawab Kottar. Kau harus tanggungjawab." Poppie mendekatkan dirinya.
Kottar tersenyum, lalu ikut mendekatkan dirinya ke tubuh Poppie, mengkerucutkan bibir dan memejamkan mata. Meminta ciuman.
"ADUH!" Secara cepat, pipi Kottar ditampar.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Aku akan tanggung jawab."
"Bodoh."
Kottar mengelus pipinya yang tidak begitu sakit. Dia melakukannya agar Poppie merasa bersalah.
"Kottar. Kau yang membuat presentasi kemarin sukses, semua orang akhirnya tertarik pada ini." Poppie menunjukkan tabung itu padanya. "Rainer sekarang penasaran dengan cara kerja tabung ini."
Kottar mengulum-ngulum bibirnya.
"Kalau kita tidak berhasil melakukannya. Kita akan didepak dari Mars," ucap Poppie serius.
"Gawat." Kottar tersadar.
"IYA GAWAT!" Poppie gemas dengan lambatnya jalan berpikir Kottar.
Kottar menghembuskan nafas. "Aku hanya takut Handoko nanti-"
"Memang Handoko dimana?"
"Di masa lalu." Kottar berpikir apakah
dia harus mengungkap apa yang dia tahu."Masa lalu yang mana?"
"Tidak, tidak."
"Hah?! Kottar yang benar dong!"
Kottar memandang ke atas. Wajahnya pura-pura bodoh.
"KOTTAR!"
Tiba-tiba Poppie mencium pipi Kottar. Kottar memandang Poppie kaget.
"Dimana?"
"Tahun 1997 di negaranya." Kottar akhirnya keceplosan.
"Mengapa?"
Kottar memandang lama Poppie dan akhirnya menunjuk bibirnya.
"Cium disini."Poppie menatap Kottar menyelidik.
"Kau tak tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raising me
Science FictionKinar seorang teller berusia 30 tahun tiba-tiba didatangi sosok misterius yang mengajaknya mengurus seorang anak. Kinar yang merasa jauh dari kemapanan secara jelas menolak. Ia merasa tertarik saat sosok ini berjanji memberikan imbalan. Akan tetapi...