"Aaaghh!!"
Pria muda itu berjalan mondar - mandir di atas aspal karbon titanium. Muda dalam artian penduduk District C berbeda dengan penduduk dari District lain.
"Apakah aku harus masuk? Aku tidak mau mati hari ini! Umurku baru genap 100 tahun!"
Kelopak mata ketiganya terus mengerjap-ngerjap karena gelisah di atas matanya yang berwarna pelangi.
Kelopak mata ketiga yang biasanya dimiliki kucing, anjing atau hewan lain.
"Begini saja. Coba kau pikirkan apa untung ruginya kau tak masuk hari ini atau tidak?" ujarnya dalam hati sembari berjongkok, menompangkan dagunya di tangan yang bertumpu pada lutut.
Okay. Kalau kau masuk, kau mungkin akan mati di tangan para bedebah kacrut ini. Kalau kau tidak masuk, mungkin kau akan mati di tangan orangtuamu ditambah kau akan dinyinyiri fans mereka sampai tulangmu menipis.
"AH BAIKLAH!"
Pemuda itu kemudian berdiri memantapkan hatinya. Lengan baju seragam warna hitamnya digulung sampai ke siku. Tali tas selempangnya digulung melingkari telapak tangan kirinya sampai memendek.
"Setidaknya ini bisa kujadikan senjata," ujarnya dalam hati.
Dia mulai berjalan dengan langkah pasti menuju gerbang sekolah dengan gapura hitam berkilat bertuliskan 'Welcome Our Awesome Young Martians"
Jari tangannya menyibak rambut putihnya di atas dahi. Gesture yang ia percayai dapat meningkatkan rasa percaya diri. Lalu melewati gerbang dengan waspada.
"SELAMAT ULANG TA- "
Sebotol kaca mulai melesat ke arah kepalanya. Akan tetapi kesiagaan menghindari benda itu bertumbuk dengan yang diincar. Ayunan tasnya berhasil mengenai botol itu.
Sebuah bayangan muncul dari belakang tubuhnya. Bayangan itu membawa sebilah tongkat yang panjang.
Lalu dia ayunkan tas ke belakang mengenai wajah sang pemilik tongkat. Rasa sakit dan keterkejutan membuat tongkat terlepas. Sang pemilik tongkat tersungkur.
Tiba-tiba matanya terbelalak. Dia tidak mungkin menghindari benda yang satu ini. Sebuah petasan rudal telah disulut ke arah dirinya. Sebuah senyuman lebar dari sang penyulut, kawan baiknya, mengiringi melesatnya benda itu ke arah dirinya.
"SELAMAT ULANG TAHUUN!! "
Dorongan gaya yang kuat dari petasan membawa dirinya jauh ke arah kolam di tengah aula sekolah. Sebuah papan besar dari karbon peredam tiba-tiba muncul dari kolam tersebut bertumbuk dengan sang pemuda. Lalu pemuda sial itu jatuh ke dalam kolam diiringi dengan deburan air yang keras. Dan ledakan kembang api yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raising me
Science FictionKinar seorang teller berusia 30 tahun tiba-tiba didatangi sosok misterius yang mengajaknya mengurus seorang anak. Kinar yang merasa jauh dari kemapanan secara jelas menolak. Ia merasa tertarik saat sosok ini berjanji memberikan imbalan. Akan tetapi...