Hari selasa pagi tim Rania melakukan kegiatan ke luar kantor. Mereka menuju sebuah panti jompo untuk melakukan sosialisasi kesehatan. Seperti biasa mereka berangkat dengan mobil kantor. Setelah menyiapkan keperluan sosialisasi, mereka bertiga segera turun untuk segera berangkat. Ketika sampai di parkiran, driver yang biasa mengantar mengatakan kalau mobil kantor yang biasa dipakai sedang tidak beres dan beresiko, sedangkan mobil kantor yang lain sudah terpakai.
" Kita naik taksi aja gimana Pak?" tanya Mita pada Pak Andi
"terpaksa iya Mit,, gak apa-apa kan?" tanya Pak Andi memastikan
"Ayoklah siapa takut, bentar aku minta tolong resepsionis untuk telpon taksi." jawab Rania semangat. Pak Andi dan Mita mengiyakan. Lalu Rania bergegas ke bagian resepsionis.
"Halo Bu Tika?" sapa Rania.
"Halo Ran.. gimana?"
"Minta tolong pesenin taksi ya Bu, mobil kantor lagi gak enak badan, "
Tika tertawa pelan, "emang kamu gak enak badan. Tunggu ya aku telpon dulu."
"Terimakasih ya Bu, aku tunggu depan." Rania pamit sambil berjalan ke depan untuk menunggu taksi. Dia tidak tahu, sejak tadi ada yang mendengarkan pembicaraannya.
Setelah Rania ke depan, seseorang itu berbicara pada Tika untuk tidak perlu menelpon taksi karena dia yang akan mengantar. Tentu saja Tika kaget dengan ucapan itu, karena orang itu adalah Dimas. Ya Dimas, dia bermakud mengantar tim Rania dengan alasan sekalian ada keperluan di sana. Sebelum Tika menjawab, Dimas sudah pergi ke tempat parkir. Tika hanya bengong, setelah sadar apa yang terjadi dia hanya tersenyum, 'semoga dia segera kembali' batin Tika.
Sudah beberapa saat menunggu tapi taksi belum juga datang, Rania masuk lagi untuk bertanya pada Tika. " Bu Tika, taksinya udah dapat?"
"Sudaaaah, tunggu aja." jawab Tika sambil tersenyum.
"kenapa sih Bu? kok kaya bahagia gitu perasaan tadi biasa aja." tanya Rania heran
"hehe gak apa-apa, tuuuh taksinya datang!!" ucap Tika sambil menunjuk ke luar.
"Oh iya makasih ya Bu, berangkat dulu,"
"eeeh,, Raniaaa. Semoga ya.." sambil melambaikan tangan dan tersenyum
Rania yang setengah berlari kemudian berhenti dan menoleh, "Semoga apa Bu?"
"Semoga selamat sampai tujuan, semoga berhasil, semoga jadi jodohnya!!"
"HAH??" Rania yang bingung memutuskan untuk tidak meminta penjelasan Tika. Dia bergegas ke luar karena sudah ditunggu timnya. Saat sampai luar, dia heran kenapa Pak Andi dan Mita masuk ke mobil Dimas.
"Ran kamu depan ya," ucap Pak Andi sambil senyum.
"Kita naik ini Pak?" tanya Rania ragu.
"Iya, ayo masuk, katanya Pak Dimas sekalian ada urusan kerja di Panti." jawab Mita dengan tersenyum menggoda.
Dengan ragu Rania masuk dan duduk di samping Dimas. Perasaannya tidak karuan, malu karena teman timnya selalu menggoda. Sepanjang perjalanan Dimas hanya berbicara sedikit, menjawab pertanyaan dari Pak Andi, namun itu sangat di syukuri oleh Pak Andi sebagai perubahan yang baik. Rania terus diam, karena dia sangat canggung.
Setelah 45 menit perjalanan mereka sampai di tujuan. Tim Rania membawa barang keperluan sosialisasi ke dalam panti, sedangkan Dimas pergi menemui kepala Panti, ada beberapa kerjasama yang harus diselesaikan. Rania dan timnya memulai sosialisasi kepada penghuni Panti, mereka memberikan sosialisasi tentang cara hidup sehat dan melakukan sedikit pemeriksaan kesehatan. Di tengah kegiatan berlangsung, Rania dan timnya terlalu sibuk sehingga tidak sadar kalau sejak tadi Dimas mengamati mereka, lebih tepatnya mengamati Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Cinta
RandomSeorang wanita bekerja di bidang kesehatan luar negeri berhasil menyembuhkan pria dari depresi berat karena putus cinta. Namun setelah sembuh, pria tersebut malah melukai perasaanya. Bagaimana perjuangan wanita tersebut untuk menyembuhkan luka hat...