20. Hikmah Ketiduran

4.1K 383 20
                                    

Sekitar pukul 01.00 dini hari, Rania masih terlihat duduk di tempat yang sama namun sendiri karena Tyo pamit mau istirahat duluan. Sebenarnya Rania sudah selesai, namun dia masih tampak ragu dan ingin mengecek seluruh fie sekali lagi untuk acara nanti. Rania sudah habis 2 cangkir kopi, dia merasa sudah sangat ngantuk.

Akhirnya tanpa sadar Rania tertidur di kursi dengan posisi kepala di meja. Dimas yang kebetulan lewat, bukan kebetulan tapi sengaja lewat melihat Rania tertidur dengan posisi yang tidak nyaman. Lalu dia mendekati Rania, cukup lama dia memandangi Rania dan mengambil foto Rania dengan ponselnya. Sebenarnya dia ingin membangunkan Rania tapi tidak enak, akhirnya dia menelpon Aryn. Cukup lama dia menghubungi tapi tidak ada jawaban. Akhiranya setelah berpikir, dia mencari karyawan wanita minta tolong untuk membangunkan Rania agar pindah istirahat.

" Ruri.." Panggil Dimas

" Iya Pak?"

" Belum selesai?"

" sudah Pak, ini saya mau istirahat sebentar."

" Oh ya, istirahat dulu biar gak kecapekan banget. Saya bisa minta tolong?"

" apa Pak? "

Kemudian Dimas menjelaskan maksudnya. Ruri heran kenapa Dimas tidak membangunkannya sendiri, namun dia hanya tersenyum geli melihat kelakuan Dimas.

Ruri segera membangunkan Rania agar bisa istirahat di tempat yang nyaman. Rania bangun lalu setelah mengucapkan terimakasih dia pergi ke tempat istirahat yang telah disediakan. Karena ngantuk dan bangun tidur dia tidak sadar bahwa Dimas duduk di belakang kursinya. Dimas hanya tersenyum gemas melihat Rania bangun tidur dan tak lupa mengambil gambarnya.

Saat adzan shubuh berkumandang sudah terlihat beberapa panitia yang bangun dan bersiap sholat termasuk Rania. Setelah melaksanakan sholat Rania kemudian mandi dan bersiap-siap. Pukul 05.30 Rania sudah terlihat siap, dia menyiapkan laptopnya di meja panitia pagi ini dia bertugas sebagai pembawa acara. Rania terlihat mencari seseorang lalu memutuskan untuk menelponnya.

" Halo Ran.." Jawab seseorang dari ujung telepon

"Halo Ryn..kamu udah sampai di sini belum sih?"

" Udah yaaa, dari semalem tapi aku agak gak enak badan jadi langsung tidur di hotel. Ini lagi perjalanan menuju ke sana."

" Oh ya udah, aku pikir belum dateng. "

" Udah kok,, emmm Kakakku gak ditanyain?"

" ya otomatis udah bareng kamu kan?"

"Dia gak jadi ikut kesini Ran?"

" Loh gak jadi? kenapa? apa ada masalah? bukannya udah masuk daftar?"

" Kenapa sih?" tanya Rania penasaran karena Aryn malah tertawa keras.

"khawatir amat bu kakakku gak jadi ikut."

"Ya bukannya gitu, kemarin kan katanya dia sendiri yang mau ikut."

" kenapaaa? Kangen ya?"

" Mulai deh.. udah ah cepetan aku tunggu."

Rania hanya tersenyum, dia heran kenapa bisa secepat itu bereaksi mendengar Dimas tidak jadi ikut. Dia belum tahu kalau semalam Dimas ke sana, sampai pagi diapun tak melihat karena Dimas memutuskan untuk pulang ke hotel. Dimas pun demikian, dia tidak berhenti senyum-senyum sendiri karena dia juga mendengar percakapan Rania dan adiknya.

Sesampainya di tempat acara, Aryn langsung menghampiri Rania. Mereka sedikit berlatih karena Aryn juga akan menjadi pembawa acara bersama Rania. Dimas hanya sempat melihat Rania dari jauh karena saat akan menemuinya, Pak Andi memanggilnya karena ada keperluan penting terkait acara.

Sekitar pukul 8.00 acara sudah dimulai. Rania dan Aryn membuka acara tersebut dengan lancar dan baik. Acara diawali dengan sambutan-sambutan lalu pengarahan dari Presiden dan beberapa pejabat. Lalu dilanjutkan seminar kesehatan untuk dhuafa yang dipimpin Mita sebagai moderator seminar. Seminar terdiri dari dua sesi, sesi pertama dengan tema memperingati Hari Perdamaian Dunia di isi oleh salah satu tokoh yang cukup penting di dunia internasional . Lali Sesi kedua dengan tema memperingati Hari lingkungan hidup dan gerakan satu juta pohon di Indonesia di isi oleh Menteri lingkungan hidup. Selesai seminar, diadakan pemeriksaan kesahatan bagi para dhuafa dan dilanjut pembagian sembako.

Acara selesai pada pukul 15.30, segenap panitia sangat merasa bersyukur karena acara mereka berjalan cukup baik dan lancar. Segenap pimpinan yang hadir segera mengadakan rapat dengan seluruh panitia yang terlibat,mereka mengadakan evaluasi dan tak lupa mengucapkan terimakasih atas kerja keras dari semua. Setelah rapat, panitia mulai membereskan barang-barang keperluan acara. Dimas yang sejak pagi sama sekali belum bertemu Rania segera mengahampirinya.

" Selamat ya,, acaranya berlangsung lancar"

" Iya Pak, terimakasih. semua juga berkat kerjasama seluruh panitia termasuk Anda."

" Oh ya, tim 1 besok pagi juga kan balik ke kantornya?"

" Iya Pak, sesuai jadwal." Jawab Rania dengan tersenyum

Hati Dimas meleleh melihat senyum Rania yang beberapa hari ini dia sangat rindukan. Betapa ingin dia memeluk sosok yang sudah sangat ia rindukan. Tapi dia juga bingung kenapa sampai saat ini tidak ada tanda-tanda Rania mau memberikan jawaban.

" Oke kalau gitu, aku ke sana dulu ya menemui Pak Andi."

" Iya silahkan Pak."

Sepeninggal Dimas, Rania membantu membereskan meja panitia. Setelah selesai Aryn mengajaknya pulang ke hotel untuk istirahat karena sudah malam.

Sesampainya di hotel Rania membersihkan diri lalu menelpon ibunya, karena sibuk waktu acara dia belum sempat menanyakan kapan ibunya akan datang.

Rasanya sudah tidak sabar Rania bertemu dengan ibu dan kakaknya. Dia menunggu kedatangan mereka sambil tiduran, tapi karena terlalu capek dia sampai ketiduran.
Pukul 9 malam di terbangun dan kaget saat melihat jam, dia langsung membuka ponselnya. Benar saja sudah ada banyak panggilan dari Ibu dan kakaknya. Dia segera menelpon Kakaknya.

Roni- Sang Kakak- hanya tertawa mendengar Rania heboh sendiri dari ujung telepon. Rania segera ke kamar mandi dan langsung bergegas mencari ibu dan kakaknya. Sepuluh menit kemudian dia menemukan mereka. Tanpa basa-basi Rania langsung memeluk ibu dan kakaknya. Dia mengobati rasa rindu karena sudah hampir satu tahun tidak bertemu.

Setelah acara kangen-kangenan mereka melanjutkan makan. Rania menceritakan semua kegiatannya selama bekerja. Lalu setelah itu mereka pergi untuk istirahat, mereka tidak memesan kamar lagi karena permintaan Rania yang masih ingin melepas kangen karena besok sudah harus berpisah lagi.

" Dek.." panggil Ibu

" Hem..." Jawab Rania setengah tertidur

" emang kamu udah siap?"

" Siap apa Bu?" tanya Rania masih dengan mata tertutup

" Tadi ada yang minta izin sama Ibu buat jagain kamu saat jauh dari Ibu"

" Ibu ngomong apa sih?"

" Ada yang ngelamar kamu tadi." Sahut Roni yang tiduran di bed sebelah.

" HAH?? APA SIH?? " Rania kaget dan langsung duduk.

"maksudnya gimana sih Mas?"

"Ya tadi, tuh tanya Ibu aja aku ngantuk."

"nyebelin." Rania melempar bantal pada kakaknya.

" Sssstt, kalian ini baru semenit bilang kangen udah berantem aja."

" Ada apa sih bu?" tanya Rania sangat penasaran

" Ibu ketemu Nak Dimas."

Jangan Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang