Hari ini adalah hari dimana Binar mulai masuk kerja di Klinik. Aryn sebagai kepala di bidang kepegawaian sebenarnya enggan untuk menjelaskan dan memeperkenalkan Binar, namun dia berusaha profesional. Setelah mengurus beberapa berkas kepegawaian, Aryn mengajak Binar untuk berkeliling ke seluruh bidang yang ada,walaupun dia pernah bekerja di sini tetapi sudah banyak yang berubah.
"Udah lama ya dek kita gak ketemu?" Ucap Binar
Aryn yang mendengarnya merasa sangat kesal, pasalnya Binar masih saja menganggap keadaan masih sama seperti dulu bahkan sama sekali dia tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah dia lakukan. Aryn hanya diam saja tanpa menjawab."Kamu sekarang sudah dewasa banget, pinter lagi sudah jadi kepala bagian." tambah Binar
"Maaf dr. Binar sebaiknya kita hanya membicarakan hal yang terkait dengan pekerjaan." Ucap Aryn sambil terus berjalan.
Dengan menahan rasa kesal, Aryn tetap menjalankan tugasnya untuk mengenalkan lingkungan kerja pada Binar. Setelah selesai dia mempersilahkan Binar untuk kembali ke ruang kerjanya di Klinik. Sepeninggal Binar, Aryn masih mengomel sendiri, dia benar-benar heran dengan sikap Binar.Rania dan timnya bersiap untuk pergi ke Panti melaksanakan program rutinnya. Sebelum berangkat Rania menyempatkan mengabari Dimas walaupun dia tau tidak akan segera di balas. Lama kelamaan dia sudah terbiasa dengan kondisinya dan Dimas saat ini, dia selau percaya dan tidak akan banyak menuntut.
Rania dan tim menjalankan tugasnya di Panti dengan baik seperti biasa, sampai di kantor dia berharap bisa bertemu dengan Dimas. Sudah satu minggu ini mereka tidak bertemu di luar kantor, mereka hanya bertemu saat Dimas ada keperluan ke kantornya itupun tidak lama, mereka hanya melepas rindu lewat telepon.
Begitulah kehidupan Rania dan Dimas berjalan. Mereka sudah saling mengerti dan terbiasa dengan kesibukan masing-masing, namun tidak sama sekali melunturkan perasaan mereka. Setiap harinya mereka jalani dengan bahagia hingga tak terasa bulan Ramadhan sudah tiba, semua menyambut dengan bahagia tak terkecuali Rania. Namun ada sedikit rasa bersalah pada keluarganya karena ini adalah Ramadhan kedua dia jauh dari keluarga dan belum bisa pulang. Rania berencana libur hari raya tahun ini akan pulang ke Indonesia, dia sudah rindu sekali dengan kampung halamanya apalagi saat-saat seperti bulan Ramadhan.
Di awal bulan Puasa kantor diliburkan selama dua hari, Rania dan sahabat-sahabatnya termasuk Aryn berencana buka bersama di hari pertama puasa. Mereka ingin menghabiskan waktu sebelum kembali bekerja karena akan banyak sekali yang harus mereka kerjakan mengingat akan ada libur panjang di Hari Raya.
"Nanti sore jadi kan?" Tanya Dita saat menelpon Aryn.
"Jadi dong, mumpung libur. Nanti aku sama Kak Dimas, dia ngebet banget mau ikut, katanya yang mau bayarin makan kita." Jawab Aryn sambil memberikan kode pada Kakaknya
"Waaah, cocok itu, gak nolak." Tambah Dita
"Oke nanti jam 4 siap ya, aku jemput."
"Siap!"
Kemudian siang hari itu Dita dan Sari memilih untuk tidur siang terlebih dahulu. Rania memilih untuk sholat dan menyempatkan sedikit membaca ayat al Quran.
Sore hari, Rania, Dita dan Sari sudah siap menunggu Aryn di halaman asrama,beberapa saat kemudian Aryn datang
"Yuk, keburu maghrib. Tapi Rania nanti ya, nungguin ojeknya." Kata Aryn
"Kenapa gak barengan aja sih? kan seru kalau rame." Protes Rania
"Kaya gak tau aja Ran, udah tungguin aja." jawab Dita
Tidak lama kemudian Dimas datang dan langsung menunjukkan senyum manisnya.
"Yuk, udah laper." Ajak Dimas pada Rania
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Cinta
RandomSeorang wanita bekerja di bidang kesehatan luar negeri berhasil menyembuhkan pria dari depresi berat karena putus cinta. Namun setelah sembuh, pria tersebut malah melukai perasaanya. Bagaimana perjuangan wanita tersebut untuk menyembuhkan luka hat...