13. Cinta Yang Baru

4.5K 426 12
                                    

Pagi-pagi sekali Aryn sudah siap berangkat ke Pantai. Sebelumnya dia harus menjemput sahabat-sahabatnya ke asrama. Setelah pamit, dia bergegas ke asrama takut kesiangan. Sebelum berangkat dia melirik kamar Dimas, terlihat masih terkunci rapat. Dia tidak mengajaknya lagi karena semalam tidak ada respon dari Dimas. Dia belum mau terlalu memaksakan perasaan kakaknya.

Setelah sampai di asrama, dia segera menuju ke kamar Rania. Mereka sudah terlihat siap. Mereka bergegas turun untuk berangkat. Masing-masing sudah siap dengan bawaan , untuk pergi setengah hari saja mereka menyiapkan bekal seakan-akan pergi seminggu. Mereka lalu mengatur barang bawaan agar bisa leluasa untuk duduk berempat. Maklum mobil Aryn cuma mobil kecil yang sengaja ia pilih karena cocok untuk sendiri.

"Kayaknya barang kita kebanyakan deh." keluh Sari

"Apa di kurangi aja barangnya, perjalanan kita agak jauh takutnya kurang nyaman." Usul Rania

"Iya aja kita kurangi yang kurang bermanfaat." tambah Sari

"Tapi apa yang mau di turunin, semua penting." ucap Dita bingung.

Mereka masih kebingungan untuk mengatur letak barang bawaan agar bisa duduk nyaman. Sementara itu, Aryn yang melihat ada mobil datang merasa tidak asing dengan mobil itu. Dia terus melihatnya, ternyata benar Dimas turun dari mobil dan mendekati mereka. Gadis itu langsung berteriak senang. Sedangkan Dita , Sari dan Rania kompak melihat ke Dimas. Mereka bingung kenapa di pagi buta ini Dimas sudah sampai asrama.

"Kenapa belum berangkat?" tanya Dimas.

"Belum Pak, ini masih menyusun bawaan biar bisa muat duduknya." jelas Sari

"Mau pakai mobilku aja?"

"Wah ide bagus, Kakak ada perlu apa pagi-pagi ke asrama?" tanya Aryn penasaran.

"Ada perlu penting. Ini kuncinya." 

Tiba-tiba Aryn punya ide, dia curiga kenapa pagi buta begini Dimas sudah sampai asrama. Lalu dia berujar, "Daripada mindahin barang-barang dari mobilku, gimana kalau orangnya aja yang di kurangin?"

"Maksudnya gimana? " tanya Dita

"Dita sama Sari ikut mobil aku, nah Rania sama Kak Dimas.  Oke??? Deal, ayo Dit..  Sar!" jawab Aryn dan langsung menarik Dita juga Sari.

"Setujuuuu!" teriak Dita dan Sari kompak.

"Ya udah Yuk, buruan berangkat keburu siang," ajak Aryn sambil memberikan kode kepada Dimas.

Rania yang merasa dikerjain langsung menyerukan protesnya. "Kalian kok gitu sih, aku gak jadi ikut aja,  kan gak enak ngrepotin Pak Dimas."

"Nggak apa-apa saya antar." Dimas menjawab lalu kemudian masuk mobil.

Ketiga sahabatnya terus menggoda Rania, Rania yang sempat ragu akhirnya mau berangkat bareng Dimas.

Diperjalanan Rania lebih banyak diam,  dia merasa sangat tidak enak.  Dia pikir Dimas terpaksa ikut,  padahal kalau dia tau,  Dimas sengaja datang pagi ke asrama untuk menyusul mereka.

"Kamu kenapa Ran,  keberatan ya kalau saya ikut?"

"Maaf bukannya gitu.  Saya gak enak Pak,  Anda jadi repot ikut padahal kan Anda ada keperluan."

"Kamu udah janji sama saya lho Ran,  kalau di luar kantor gak manggil Pak lagi. "

"Maaf ya,  belum terbiasa."
Rania menjawab dengan senyum manis,  lagi dan lagi senyum Rania mampu membuat Dimas jatuh cinta untuk kesekian kalinya.  Dimas sudah meyakinkan dirinya sendiri untuk memulai hubungan baru,  dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk memperjuangkan Rania, salah satu orang yang telah membantunya keluar dari keterpurukan selain keluarganya.

Jangan Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang