"Kak, lagi banyak kerjaan gak?" Aryn bertanya pada kakaknya setelah setengah jam yang lalu dia pulang dan mendapati Dimas berdiam diri di teras samping rumahnya.
"Weekend kita ke Jogja yuk, Dita ngajakin jalan-jalan sekalian ngerayain ulangtahun suaminya." ajak Aryn lagi ketika Dimas hanya merespon gelengan kepala untuk pertanyaan Aryn yang pertama.
Jogja. Dalam pikiran Dimas, kota itu menyimpan banyak hal. Harapan, rindu, cinta dan sakit hati.
"Dita ngajakin kita ke hutan pinus."
Dimas mengangkat kepalanya begitu mendengar adiknya menyebut hutan pinus. Seketika ingatannya kembali ke tahun itu, tahun di mana dia melamar Rania dan berencana liburan bareng ke tempat itu. Cukup lama Dimas menimbang sampai akhirnya menyetujui ajakan Aryn.
Dan di sinilah mereka di hari sabtu malam ini, menunggu taksi yang sudah mereka pesan untuk mengantarkan mereka ke rumah baru Dimas yang sebenarnya belum sepenuhnya selesai. Tapi Aryn bersikukuh menginap di sana.
Pada hari Minggunya, Dimas pasrah saja ketika adiknya itu menariknya ke mobil Dita dan selanjutnya mereka berangkat menuju daerah wisata hutan pinus.
Satu jam kemudian mereka sampai, dan keempat sekawan itu menuju pintu masuk.
"Nah itu dia Rania," ujar Dita ketika melihat sosok yang dia cari sejak tadi.
Dimas diam di tempat, dia bingung kenapa ada Rania, dia tidak mau membuat suasana tidak nyaman, lalu akhirnya dia hanya diam saja sampai Arif menarik tangannya.
"Aku di sini aja Rif.."
"Udah ikut aja nanti nyesel."
Dengan ragu Dimas mengikuti yang lain menemui Rania. Sama halnya dengan Dimas, Rania pun juga terkejut melihat ada seseorang yang berusaha dia lupakan.
"Ya Ampun Ra,, kemana aja sih, aku kangen banget." ucap Aryn seraya memeluk sahabatnya itu.
Rania hanya tersenyum kaku. "Apa Kabar Ryn?"
"Gak Baik, bingung nyariin kamu." jawab Aryn dengan pura-pura ketus.
"nanti lagi kangen-kangenannya, kita naik dulu, diatas lebih bagus pemandangannya bisa lihat senja juga." Ajak Arif.
Kemudian mereka menuju puncak , Aryn menggandeng Rania berjalan lebih dulu sedangkan Dimas memilih mengambil jarak dari yang lain.
Sesampainya di atas, Dita mengajak yang lain untuk duduk di tempat yang cukup nyaman. Dita mengeluarkan makanan yang sudah dia persiapkan. Mereka banyak bercanda dan tertawa namun tidak dengan Dimas dan Rania, mereka masih diam dan gugup, tidak menyangka bisa bertemu lagi. Tidak mengira juga kalau ini semua adalah rencana Dita dan Aryn.
"Ryn kita ke sana yuk foto-foto" Ajak Dita
"Ayo.. tapi yang fotoin siapa?"
"Sayang, yuk fotoin kita." Dita mengajak Arif
Saat mereka akan beranjak Rania meminta ikut, namun Dita melarangnya, Rania tetap bersikeras untuk ikut. Tiba-tiba Dimas berbicara, "Biar aku aja yang pergi, maaf sudah mengganggu kenyamanan kalian." Kata Dimas lalu berdiri dan akan pergi.
"Tunggu Kak, Oke kita jujur. Kita yang rencanain ini semua, aku rasa kalian harus ngomongin lebih banyak lagi tentang kalian, kalian itu masih salah paham. Aku harap kali ini kalian bisa lebih terbuka satu sama lain. Selesaikan sekarang juga, setelah ini keputusan ada ditangan kalian." Kata Aryn lalu mengajak Dita dan Arif pergi.
Rania masih duduk di tempatnya, dia hanya diam melihat pemandangan di depannya. Sejujurnya dia bingung harus berbuat apa.
"Dia belum nikah bro dan masih sendiri." Bisik Arif pada Dimas sebelum pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Cinta
RandomSeorang wanita bekerja di bidang kesehatan luar negeri berhasil menyembuhkan pria dari depresi berat karena putus cinta. Namun setelah sembuh, pria tersebut malah melukai perasaanya. Bagaimana perjuangan wanita tersebut untuk menyembuhkan luka hat...