"Tak perlu kau yang sempurna Dan memiliki segalanya, karena kita diciptakan untuk saling melengkapi dalam segalanya. "
Setelah mengantar rantang ke ustadz irsyad ara selalu tersenyum tanpa sebab. Entah apa yang ada dipikirannya sejak melihat dia, ara merasa aneh.
"ara, kamu ndak gila kan, dari tadi kok mesem ea." seru aisyah yang terheran melihat sahabatnya. Padahal mereka semua mengeluh karena lelah dengan kegiatan bersih bersih tapi ara?, dia senyum senyum sendiri sedari tadi.
Sudah dua kali aisyah berbicara dengan ara tetapi tidak ada jawaban. Mungkin perlu dibawa ke THT.
"araaa." karena kesal aisyah menaikan volume bicaranya. Membuat ara terkejut.
"eh?, iya ustadz irsyad." lagi lagi. Ucapan ara membuat aisyah membelalakkan matanya. Ara benar benar reflek tadi, saat mengatakan itu.
"hah?, kamu bilang apa?." goda aisyah. Dasar ara, sok so'an gak mau, tapi sekarang lihatlah, dia sendiri yang kesem sem. bilang aja kali, kalau dia suka sama ustadz irsyad.
"ndak. Ndak ngomong apa apa. Itu tadi,anu
Mm." seketika wajah ara blushing dan salah tingkah."cieee ara, ternyata mikirin ustadz irsyad, pantesan dari tadi aku ngedumel sendiri ndak ada yang nyaut." bukannya diam, aisyah semakin menggoda ara.
"mana ada. Ndak mungkin aku suka karo ustadz galak koyo ngono." ara menyangkal semua perkataan aisyah. Padahal jelas jelas tadi dia sendiri yang mikirin ustadz irsyad.
"galak tapi gantengkan? Kan? Kan?." goda aisyah lagi.
"apaan, ndak lah." ucapnya melengos dari hadapan aisyah. "Oh iyo aisyah aku pergi dulu kate ngantri ngados. Byee."(oh iya aisyah aku mau ngantri mandi dulu.) Dan berlalu pergi meninggalkan aisyah yang menggodanya dikamar.
Memang setelah bersih bersih tadi ara belum mandi lagi. Jadi itu dijadikan alasan untuk menghentikan pertanyaan pertanyaan konyol aisyah.
"alhamdulillah adem banget mandi siang siang kayak gini. Oh iya, dimana ya sekarang ustadz irsyad?. Aduh ngapain aku mikirin ustadz galak itu. Iih astaugfirullah." ucap ara sambil mengusap dadanya. Dan merutuki kebodahan dirinya.
"ekhemm, assalamu'alaikum." ara yang sibuk mendumel sendiri dikagetkan oleh suara khas seseorang. Ara tak sadar jika dirinya sekarang ada dihalaman depan masjid yang lumayan Sepi.
"eh, wa wa'alaikum salam. Ustadz" ara gelapan. Pasalnya orang yang ia bicarakan ada dibelakangnya. Semoga ustadz irsyad ndak denger. Batin ara.
"kamu ngapain disini?, sekarang kan waktunya istirahat. Oh iya kamu kan yang tadi pagi nganterin makanan buat saya?. Terimakasih. Makanannya enak." sungguh aneh ustadz irsyad ini, belum juga dijawab udah nyerocos aja. Hadehh. Untung ganteng.
"hah?, eh enggeh ustadz, sama sama. Tapi makanannya bukan dari saya." ara berusaha untuk tetap santai meskipun ada sesuatu yang mengganjal. Dan ya makanan itu bukan dari dirinya tapi dari ustadzah arini.
"oh.Yasudah saya pamit. Assalamu'alaikum." ya Allah ara kira tadi mau apa, ternyata cuman bilang itu doang. Benar benar seperti es, dingin, singkat dan ngeselin.
"nggeh ustadz wa'alaikum salam." sungguh ara merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Tapi? Biarlah. Biarkan waktu yang menjawabnya.
♣️♣️♣️
"ifa, ini foto laki laki yang akan mamah jodohkan sama kamu." sambil menyerahkan selembar foto kepada anaknya. Ya ifa akan dijodohkan oleh mamanya.
"tapi kan ma, ifa baru aja lulus sma, masa iya udah mau nikah aja." ifatun wardani. Sahabat ara yang saat ini berkuliah di universitas terbaik dikotanya.
"ya ampun ifa, lihat dulu deh fotonya. Dia itu ganteng, cerdas, akhlaknya juga baik. Dia itu ustadz loh fa, yakin mau nolak." dengan terpaksa ifa menerima foto laki laki yang katanya dijodohkan dengan ifa.
Reaksi ifa saat pertama melihat foto itu adalah terbelalak kaget. Bukan karena jelek tapi karena ketampanannya.
"maa shaa allah. Nikmat tuhan yang manakah yang engkau dustakan." ifa terkagum kagum melihat laki laki yang ada di foto itu, bukan hanya itu menurut ifa laki laki ini lebih dari kata sempurna. Parasnya yang tampan mungkin akan membuat orang merasakan hal yang sama dengannya"tuh kan mama bilang apa?. Pasti kamu nggak akan nolak." ucap mamanya meyakinkan ifa.
"mamah... Tau banget deh Selera aku. " dengan cengiran khasnya itu ifa memeluk mamanya.
"tentu dong sayang, mama siapa dulu dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku mencintaimu Ustadz
RandomCerita Fiksi!!! (Ada yang direvisi ulang) "jangan salahkan orang lain jika Kita merasa tersakiti, intropeksi dirilah, mengapa Kita terlalu berharap pada manusia, jika tuhan senantiasa bersama."