harapan

1.2K 73 8
                                    

Berharap kepada manusia sama saja menyakiti diri sendiri.

I.A.M.U

Setelah membantu ustadz irsyad, lagi lagi ara disuruh untuk memasak di dapur yang ada di ndalem. Ingin menolak karena lelah ara tak bisa, bagaimana caranya ia menolak jika ia disuruh langsung oleh istri dari kyai yahya.

"huh" ara menghela nafas, separuh pekerjaannya sudah selesai. Hanya tinggal membersihkan lalu menggoreng ikan setelah itu ia terbebas dari dapur ndalem ini.

Saat ini ara sedang berkutat dengan wajan dan minyak panas yang sedari tadi meletup letup karena menggoreng ikan. Tak kehabisan cara ara mengambil tutup panci besar agar dapat terhindar dari letupan minyak panas itu.

"ekheem" suara dekheman terdengar dari belakang ara, tetapi ara tetap tidak memperdulikannya. Toh ia sekarang lagi menggoreng ikan dari pada ia terkena minyak panasnya gara gara meladeni orang itu.

"mau saya bantu?." suara yang terdengar mengintrupsi untuk memberinya bantuan membuat ara langsung berbalik arah.

"aa.." mulut ara sedikit menganga dan matanya tak bisa berkedip. Kagum. Itu yang terpancar dari raut wajahnya. pasalnya orang yang menawarkannya bantuan adalah ustadz irsyad. Bukan hanya itu penampilan ustadznya itu kini terlihat berbeda. Celana trining santai dan kaos hitam polos membuat ustadznya terlihat keren dan cool.

"kamu kenapa liatin saya begitu?, saya tau saya ganteng. Tapi gak usah dipikirin, mau Saya bantuin nggak?."
Ustadz irsyad kembali bersuara membuyarkan lamunan santrinya itu.
Ganteng sih ganteng, tapi pede nya itu loh. Gemesin.

"eeh, ustadz iku pede banget. Sopo Seng merhatiin ustadz. Ara cuman kaget aja kok. Yowes ara mau lanjut Masak. " setelah menjawab pertanyaan ustadz irsyad ara langsung berbalik kembali kearah kompor dan penggorengan. Ia tidak bisa berlama lama memandang ustadznya itu, selain jantungnya yang tak bisa dikontrol didalam islam juga dianjurkan untuk menjaga pandangan.

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya." (QS. an-Nur [24]: 30-31)


"Oo, yasudah saya mau keluar dulu, tidak baik laki laki dan perempuan yang bukan mahrom berduaan, kecuali kamu mau, di jadikan mahrom saya." ustadz irsyad berbicara dengan santainya. Dia tidak mengetahui bagaimana perasaan santri yang ada dihadapannya itu. Dasar ustadz ganteng, paling bisa buat santriwati dagdigdug serr. Dan tanpa rasa terbebani ustadz irsyad keluar dari dapur membuat ara bisa menetralisir jantungnya lagi.

"huh, astaugfirullah. Maafkan hamba ya allah. Karena hamba memikirkan seseorang yang tidak halal untuk hamba." ara kembali beristigfar, gara gara ustadz irsyad dirinya harus menanggung perasaan yang tidak seharusnya ia miliki.

***

Masak sayur, sudah. Goreng ikan, sudah. Akhirnya ara bisa bernafas lega. Ia akan kembali ke kamarnya, sebelum itu, ia akan menemui umi maryam yang ada diruang tamu.

Selangkah sebelum memasuki ruang tamu ara mendengar suara umi maryam yang sedang berbicara dengan ustadz irsyad.

"umi, bukannya irsyad menentang perintah abi, tapi irsyad ingin memilih pasangan sendiri untuk  irsyad. Dan irsyad_" belum selesai ustadz irsyad berbicara tiba tiba abinya. -kyai yahya- menimpali ucapan putranya itu.

"kamu mau bilang kalau kamu sudah punya calon. Irsyad irsyad. Kamu itu anak abi satu satunya, cobalah mengerti posisi abi. kali ini saja Terima perjodohan itu, abi mohon. Hanya kamu satu satunya yang bisa abi harapkan." irsyad menghela nafas kasar, ia ingin sekali marah tapi ia menahannya. Dia tidak ingin menjadi anak durhaka.

"akan irsyad coba abi, tetapi abi tidak boleh memaksakannya." ucap ustadz irsyad dan segera pergi meninggalkan ruang tamu.

Ustadz irsyad terhenti kala melihat salah satu santrinya ada di depan pintu ruang tamu.

"ngapain kamu ada disini?." ara bingung dengan sikap ustadznya itu, baru saja dia ramah padanya sekarang kembali dingin dan aneh... Mungkin. Astaugfirullahiladzim, sebagai seorang muslim sebaiknya tidak boleh berburuk sangka.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."(Q.S. alhujurat:12)

"ee.. Ndak kenapa kenapa kok ustadz. Itu anu, saya ee mau pamit karo umi maryam. Tapi, yaudahlah saya pamit dulu yo ustadz. Assalamu'alaikum." ara melenggang pergi menuju asrama putri. Sejenak ia teringat ucapan ustadz irsyad. 

"tidak baik laki laki dan perempuan yang bukan mahrom berduaan,  kecuali kamu mau dijadikan mahrom saya."

Kata kata sederhana yang membuat hati santriwati itu serasa dilanda badai besar. Senang? Tentu saja, siapa yang tidak senang jika orang yang kita sebut dalam doa mengatakan hal demikian. ya, semenjak kejadian itu, Waktu bersih bersih ara memutuskan untuk berdoa disepertiga malamnya. Ara tersenyum sendiri mengingat hal itu. Dia tak masalah jika Ada yang menganggapnya aneh ataupun gila.  Tapi ada yang mengganjal dihatinya. Perkataan umi maryam dan kyai yahya tentang perjodohan ustadznya itu. Ah apakah ustadznya itu akan menerima perjodohannya?. Entahlah hanya ustadz irsyad dan allah yang tahu.

Hey hey hey....
Assalamu'alaikum readers yang baik hati dan tidak sombong. Jangan lupa budayakan votmen ya!!

Votmen kalian begitu berarti buat aku😢😢😄.

Maaf kalo aku ngepostnya tidak menentu, soalnya sulit buat mikir ditambah tugas sekolah yang tak henti henti. Hadeh malah curhat. Hehe lope lope buat readers😍😍

Izinkan Aku mencintaimu UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang