wedding day

1.4K 67 7
                                    

"sehangat matahari pagi, saat inilah perasaanku padamu. Aku berharap kita sama sama mendapat ridha ilahi untuk membina keluarga kecil ini. "
*Nur arsy syu'araa*

I. A. M. U.

Seperti mimpi, ara tak percaya jika dirinya saat ini akan menikah dengan laki laki yang ia cintai dalam diamnya, yang ia harapkan dalam doanya, yang ia damba dalam hidupnya. Huh jika ini mimpi jangan bangunkan ara, biarlah gadis itu berbahagia seperti saat ini.
Senyumnya mengembang sedari tadi,ia benar benar tak bisa menyembunyikan raut bahagianya. Allah memang sebaik baik perencana. Dirinya kira ia tidak akan memiliki ustadz irsyad, karena ustadznya itu akan menikah, tapi kini Allah berkehendak lain. Allah menyatukan dirinya dan ustadz irsyad dalam ikatan halal.

Diluar kamar, ustadz irsyad tengah duduk dengan gagah didepan ramah jaqfar, ayah ara. Ya setelah dua hari yang lalu dirinya memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan ifa, pria itu kemudian di beri pilihan. Menerima ara atau Melanjutkan pernikahannya. Tentu saja ia tidak akan memilih opsi kedua, bagaimanapun ia sudah terlanjur kecewa. Dan saat ustadz irsyad menerima ara, kyai yahya segera mengabari keluarga ara dan alhamdulillah keluarga ramah jaqfar menerima pinangan itu. Keluarga ifa?, sesaat setelah keluarga ara setuju, kyai yahya juga menghubungi keluarga ifa, awalnya mereka menolak dengan alasan itu tidak benar, tapi setelah irsyad mengatakan apa yang ia lihat dan dengar, keluarga itu pun akhirnya mengakui juga, tapi mereka juga sudah minta meminta maaf atas kesalahan yang mereka perbuat.

“Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Nur arsy syu'araa alal mahri mushaf al -qur'an wa alatil ibadah hallan” terdengar suara ramah jaqfar tengah mengucapkan ijab dengan lantang, sembari menjabat tangan menantunya itu. Saat ramah jaqfar mengucapkan ijab, ara merasa dirinya panas dingin. Ia takut ustadz irsyad tidak lancar melafadzkan qabulnya.

“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq.” tak kalah lantangnya dari ramah jaqfar, irsyad akhirnya menghela nafas lega, para saksi serempak mengucapkan "sah " mengundang tangisan haru dari mempelai wanita yang berada dikamarnya.
Gadis itu benar benar tak menyangka, ia masih mengira kalau hari ini adalah mimpi. Ya mimpi indah menurut ara, tapi entah dengan suaminya sekarang. Akankah ia juga merasa bahagia seperti dirinya atau sebaliknya.
Setetes air mata turun dari mata indahnya. Tidak itu bukan air mata kesedihan, melainkan air mata haru. Dan itu membuat kedua wanita paruh baya yang ada disampingnya bertanya tanya.
"ada apa? Kok menantu umi nangis sih?. " umi maryam bertanya kemudian mengelus bahu ara lembut, menyalurkan naluri keibuannya. Ara gadis itu menggeleng lembut, kemudian menghapus air matanya, namun umi dijah ibunya segera menangkis tangan putrinya.
"biar umi aja. " ucapnya tak kalah lembut. Matanya sangat meneduhkan bagi ara. Ara mengangguk mengiyakan ucapan uminya.
"gak nyangka ya, anak umi sekarang udah besar, padahal kemaren kamu masih umi gendong. " umi dijah menyeka air mata yang terus mengalir di pipi putrinya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Kemudian ketiga wanita itu larut dalam pelukan. Ya mereka bertiga berpelukan dengan posisi ara yang berada ditengah.

Setelah prosesi ijab qabul selesai, sekarang waktunya pengantin wanita untuk menemui pengantin laki laki.
Ustadz irsyad tidak berkedip selama beberapa detik, ia terpesona dengan kecantikan istrinya itu, dengan kebaya putih dan hijab yang mengulur didadanya, serta make up yang tidak terlalu tebal, menambah kecantikan gadis itu. Ustadz irsyad tetap terperangah sampai suara deheman dari arya membuat dirinya sedikit salah tingkah.
"ehem, biasa ae lianya. " ustadz irsyad kembali menetralkan tingkahnya, dia sedikit malu karena ketahuan menatap istrinya itu.
Ara sudah berada disebelah ustadz irsyad gadis itu sama deg degannya dengan ustadz irsyad, mungkin lebih parah ara. Karena sedari tadi gadis itu menunduk. Pipinya bersemu merah apa lagi, dari tadi aisyah selalu membicarakan hal hal aneh kepadanya.
"irsyad pasangin cincinnya dong. " umi maryam yang nampak bahagia, memberi putranya itu instruksi. Membuat laki laki itu menoleh kemudian mengangguk.
Ara nampak enggan memberikan tangannya kepada ustadz irsyad, sungguh jantungnya terasa mau lepas saking deg degannya.
"Wes, ojo malu malu, halal kok. " aisyah yang berada disamping ara terlihat greget dengan sikap ara yang memaju mundurkan tangannya.
Mendengar aisyah mengatakan hal itu, ara menoleh kemudian tanpa dirasa jemarinya sudah berada ditangan ustadz irsyad. Badan ara sekarang terasa panas dingin, malu tercampur bahagia setelah ustadz irsyad memasangkan cincin itu dijari manisnya. Sekarang waktunya ara untuk memasang cincin itu dijari ustadz irsyad. Kemudian ia mencium tangan suaminya penuh cinta. Keduanya seperti tersengat aliran listrik, sentuhan yang terjadi antara keduanya sama sama memberikan rasa yang mereka sendiri tidak pahami.

Ustadz irsyad mengangkat tangannya untuk menyentuh ubun ubun istrinya kemudian membaca doa

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya.

Kemudian irsyad mencium kening istrinya dengan lembut. Membuat ara semakin menundukkan wajahnya. Mungkin jika hari ini ia tidak menggunakan make up, akan nampak sekali pipinya yang bersemu merah, laki laki yang tak pernah ia bayangkan bisa bersama, kini telah menjadi miliknya. Ustadz galaknya kini menjadi suami yang sangat dicintainya. Mungkin ini akan menjadi awal kisahnya bersama kekasih halalnya, pria yang ia dambakan dalam doanya.

Setelah acara akad nikah selesai, para tamu dijamu dengan berbagai hidangan serta hiburan musik gambus. Nampak kedua besan yang sekarang sedang ngobrol bersama di meja yang tersedia. Sedangkan pengantin baru juga sibuk menyalami tamu undangan yang baru datang.
Tiba saat lelaki yang tak lain adalah reno, menyapa keduanya. Sebenarnya reno ingin mengkhitbah ara setelah dirinya menyelasaikan 30 juznya, tapi Allah berkehendak lain. Ustadz yang mengajarinya dipondok ternyata adalah suami ara sekarang. Tatapan mata keduanya bertemu, nampak senyum yang sedikit dipaksakan dari bibir reno. Irsyad sendiri melihat hal itu, ia tahu maksud dari tatapan laki laki yang kini berada dihadapan dirinya dan ara.

"ara, ustadz irsyad , selamat ya. Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fiil Khairin" ara tersenyum, saat ini dirinya sungguh sangat bahagia, ia dipertemukan kembali dengan sabatnya dan sekarang ia menikah dengan orang yang ia cintai. Beda halnya dengan ustadz irsyad laki laki itu terlihat acuh setelah bertemu dengan pria yang akrab dengan istrinya tadi. Bukan, bukannya ia cemburu, tapi ia tak ingin kejadian itu terulang kembali.
"iya makasih reno. " ustadz irsyad sedikit terkejut saat ifa menyebut nama laki laki itu. Nampaknya ia pernah mendengar nama itu.
Sedikit mengingat kembali, ustadz irsyad akhirnya menyadari suatu hal. Ya, ia tahu, ini adalah reno yang pernah ifa ceritakan. Reno mantan pacar ifa yang direbut oleh ara. Dan sekarang mereka berdua bertemu lagi.
Irsyad merasa was was, ia takut membuka hati untuk ara, bukan dirinya lemah, namun ustadz irsyad ingin menikah sekali seumur hidup. Jadi ia tidak akan membuka hati lagi untuk siapapun, termasuk ara. Mungkin.

Assalamu'alaikum readers...
Gimana? Gimana? Makin jelek ya?, nggak nyambung?. 
Jangan takut buat komen dong man teman, dikoreksi gitu kalau banyak nggak nyambung, atau nggak kasih masukan buat cerita ini.
Maap kalau late update.
Salam dari madura, cah kancah.

Jangan lupa stay at home dan stay healthy gaess 😄

Izinkan Aku mencintaimu UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang