Qadarullah (expart)

1.7K 80 4
                                    


assalamu'alaikum readers? De' remmah kabharrah? (apa kabar ).
Kan cerita I. A. M. U. udah tamat, jadi aku buatin extra partnya buat yang suka sama cerita ini. Jangan lupa juga buat vote dan komennya.
Oh iya, kalian udah mampir kelapak sebelah aku belum?. Mampir dong!, bukannya maksa ya, tapi siapa tau kalian suka aja gitu hehe... Judulnya yang 'MIMPI DI PULAU MADURA' ya.
Baikkk, sekarang kalian silahkan baca expartnya.

"jika rupa yang kau cari, maka aku mundur. Jika harta yang kau ukur, aku juga akan mundur, dan aku akan maju, ketika kamu butuh teman untuk kau bimbing didunia dan bahagia di akhirat. "

Dua tahun kemudian.

"ganteng banget sih, anak siapa ini?"  irsyad menggendong anak laki lakinya, yang ia beri nama MOH. MATEEN SYARIF MAULANA. Mulai dari wajah, hidung dan bibirnya persis seperti ustadz irsyad, hanya matanya saja yang mirip dengan ara, benar benar seperti foto copy an.
"anak umi, iyakan nak?. " tak mau kalah dengan ustadz irsyad, suaminya. Ara kemudian menciumi pipi gembul mateen, membuat mateen menggeliat imut.
Kebahagiaannya kini sudah lengkap.
Ara mengambil alih untuk menggendong mateen, namun sepertinya mateen enggan untuk melepaskan abinya dan mengalungkan lengannya keleher irsyad.

"bi.. Bhi.. " mateen menyebutkan nama irsyad, membuat ustadz tampan itu kembali mencium mateen, menyalurkan rasa sayangnya lewat ciuman lembut dipipi mateen. Mateen terlihat senang berada dipelukan abinya.
Rasa syukur selalu irsyad panjatkan kepada allah, karena atas karuniaNya irsyad bisa berkumpul lagi dengan istrinya, apalagi sekarang sudah ada buah hatinya yang selalu membuat irsyad tersenyum.

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ (رواه أحمد)

"Siapa yang tak bisa mensyukuri yang sedikit, maka ia takkan bisa mensyukuri yang banyak." (Hr. Ahmad)

Seperti dalam hadist diatas, jika kita tak bisa bersyukur dengan nikmat allah, kita termasuk kedalam golongan orang yang kufur terhadap nikmat.

"iya nak, mateen nggak mau jauh jauh sama abi ya?. " irsyad kemudian membawa mateen keruang keluarga yang ada di ndalem. Diikuti ara yang membawa makanan untuk anaknya.

"cucu nenek, gantengnya. Sini sama nenek nak." lagi lagi, mateen tidak mau lepas dari pangkuan irsyad, ia bersembunyi di dada bidang ayahnya. Membuat tawa satu ruangan muncul. Gemas dengan tingkah mateen yang mirip dengan irsyad.

"maem dulu nak, nanti sama abi lagi. " tawar ara, mateen menggeleng, irsyad akhirnya memilih untuk meletakkan mateen dipangkuan ara, kemudian menciumnya.
"sama umi ya nak, maem yang pintar. Abi mau ngajar dulu. " irsyad mengelus puncak kepala anaknya, kemudian kembali kekamarnya untuk mengganti pakainnya.
Mateen hanya mengangguk, seperti orang dewasa yang mengerti maksud dari perkataan abinya. Diumurnya yang menginjak satu tahun, mateen sudah sangat aktif. Terkadang ia merangkak membuat ara harus extra sabar dalam mengawasinya.

"assalamu'alaikum. " suara ketukan pintu terdengar dari luar ndalem. Ara yang sedang menyuapi mateen harus menghentikan aktifitasnya, dan menitipkan mateen pada umi maryam.

"waalaikum salam. " ara menjawab salam kemudian membuka pintunya. Matanya terbelalak kaget, sedetik kemudian senyumnya muncul. Kemudian memeluk sahabatnya erat.
"aisyah kamu kemana aja?. " ara terlihat antusias dengan kedatangan sahabatnya itu. Baginya aisyah adalah sahabat rasa saudara, waktu ara kabur dari pesantren, aisyahlah yang paling cerewet menanyainya tentang keberadaannya, bagaiman keadaannya.
"aku dilamar fa. " ara nampak tersenyum mendengar kabar bahagia dari sahabatnya itu. Kebahagiaan juga terpancar dari raut wajah aisyah yang bersemu merah.
"wahh, bahagianya. Bentar lagi ada yang ndak jomblo nih. " aisyah

Izinkan Aku mencintaimu UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang