pengakuan arya

1.1K 49 7
                                    

"jujur lebih baik meski menyakitkan, dan kebohongan kecil akan bertambah buruk jika ditambah dengan kebohongan yang lain"

I. A. M. U.

Arya kembali menarik tas yang digunakan oleh ifa, ia menyeret gadis itu untuk masuk kedalam mobil setelah barusan memberontak. Sungguh ifa sekarang seperti gadis yang tak memiliki tujuan, arya menempatkan ifa dikursi belakang kemudi. Setelahnya arya kembali kekursi kemudinya dan melajukan mobilnya kembali. Ia berpikir sejenak, apakah dia harus memulangkan ifa dalam keadaan seperti ini. Baju yang kekurangan bahan, rambutnya diwarnai dan digerai. Arya harus memulangkan gadis ini. Mungkin ibunya akan khawatir jika anak satu satunya ini tidak pulang apalagi ini sudah lewat dari jam 10.
arya akui ifa memang cantik. Tapi, ia tak ingin orang yang bukan mahramnya ifa melihat lekuk tubuh gadis itu. Memang arya tidak tahu ia akan berjodoh dengan siapa. Tapi perasaan tidak bisa dibohongi, ya arya akui jika ia menyukai gadis itu.
Tak ada suara didalam mobil itu. Hanya ada alunan murattal muzammil dari audio. Tak ingin mempersunyi keadaan arya pun angkat suara sesekali melihat ifa dari kaca spion.
"ehmm ifa?." ifa nampak tak ingin menanggapi ucapan arya. Dirinya seperti malas untuk berbicara dengan arya. Tak ada tanggapan dari ifa, arya menghembuskan nafasnya pelan. Ia tahu saat ini ifa marah dengannya.

"ifa, abang minta maaf. " arya kembali berucap, tapi kali ini gadis itu melirik kearah arya. "hmm. " lagi lagi, jawaban seperti itu yang arya terima. Arya sepertinya tak nampak kesal terhadap gadis itu, meskipun dia dicuekin.

"fa, bukannya abang mau ngatur kamu, tapi kamu tahukan, apa yang kamu lakukan kali ini salah. Bukannya didalam al-qur'an sudah dijelaskan, bahwa seorang wanita muslim itu diwajibkan menutup Aurat. Kamu juga taukan kalau selangkah saja kamu keluar tanpa menutup aurat, itu sama seperti kamu menyeret ayahmu kedalam neraka"

وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ

Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah, "Hendaklah mereka menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka serta tidak menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya.

Hendaklah pula mereka menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan tidak menampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua)...." (an-Nur: 31)

Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapl, mereka memukul manusia dengan cambuknya, dan wanita yang kasiyat (berpakain tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 th).
HR. Muslim 3971

ifa berdecak, ia malas sekali mendengarkan ceramah arya. Memang jika setan sudah menguasai hati manusia, tidak akan ada lagi rasa takut terhadap dosa yang diperbuatnya.

"abang kalau mau ceramah mending di masjid aja, jangan disini. Atau nggak abang ceramahin tuh adik abang yang gak tau diri. Aku Males yang mau dengar orang ngoceh nggak penting ." arya beristigfar dalam Hati, dia butuh kesabaran extra untuk memberi penjelasan kepada gadis ini. sepertinya Ifa sudah terpengaruh pergaulan bebas.

"maafin abang fa, bukannya abang mau ceramahin kamu, tapi abang itu peduli sama kamu, dan insyaallah abang mau ngelamar Kamu dan ngebimbing kamu kejalan allah. " lega rasanya, arya sudah mengungkapkan perasaan yang sudah lama ia pendam. Tapi arya masih belum mendapat respon dari gadis itu. Apa ifa tidak menyukai niat baiknya itu. Arya kemudian melirik ifa dari kaca spion. Pantas saja, Batinnya. Ternyata gadis yang ia ajak bicara dari tadi sudah berada dialam mimpi. Arya tersenyum sekilas menyadari kebodohannya barusan. Yang benar saja, dirinya dari tadi nyerocos mengeluarkan unek uneknya dengan perasaan campur aduk kayak rujak campur. Eh malah tidur. Dasar labil.

Arya menghentikan mobilnya didepan rumah orang tua ifa. Kemudian ia membangunkan gadis itu dengan cara mengetuk kaca jendela mobilnya dari luar. Arya memang bukanlah alumni pondok, tapi ia tahu batasan yang tidak boleh dilanggar. Ia dan adiknya tumbuh dalam keluarga yang pemahaman agamanya baik. Jadi arya tidak akan menyentuh sembarang orang yang bukan mahramnya.

Ifa menggeliat, matanya pun masih enggan untuk dibuka. Tapi ketukan dari luar itu terasa mengganggu dirinya. Dan dengan terpaksa ia keluar dari dalam mobil.
"wes nyampek fa, masuk gih. " arya menyuruh ifa untuk segera masuk kedalam rumahnya. Namun gadis itu tak bergeming, ia masih saja berdiri di depan arya. Membuat laki laki itu sedikit salah tingkah. Oh ya, pasal lamaran yang arya ajukan sewaktu gadis itu tidur, ia tak akan membahasnya lagi. Biarlah itu menjadi rahasianya untuk saat ini. Tapi cepat atau lambat ia juga akan menyampaikan hal ini. Entah itu akan disambut baik atau tidak oleh gadis itu.

"fa, dengerin abang nggak sih?. " arya kembali bertanya setelah bermenit menit tak mendapat respon. "hmm. " arya hanya pasrah sekaligus gemas dengan gadis ini. Buru buru arya menyuruh ifa masuk. Bukan apa apa, gadis ini sekarang sedang memakai pakaian yang kurang sopan. Bukan hanya kurang sopan tapi, tak pantas dikenakan. Sedangkan gadis itu memberengut kesal, menurutnya arya mirip sekali dengan ara, sama sama tukang ceramah. Namun meski demikian ifa tak bisa dendam atau marah kepada Arya, ia hanya kesal dan bete dengan ceramahnya. Mungkin karena ada sedikit rasa yang ia miliki terhadap lelaki itu.

Setelah melihat ifa masuk kedalam rumahnya, arya cepat cepat melajukan mobilnya menuju kediaman nya.

Dan jangan lupakan pembicaraan arya tentang keinginannya melamar ifa, pria itu memang sungguh sungguh dengan ucapannya. Hanya tinggal tunggu waktu yang tepat ia pasti akan memberitahu kedua orang tuanya juga.

Malam semakin larut dan arya baru saja tiba dirumahnya, dikarenakan ia harus putar balik saat mengantarkan ifa, saat ini dirinya tengah berbaring di kasur empuk miliknya, membiarkan lelahnya hilang dengan sendirinya. Hampir saja dirinya terlelap dalam buaian mimpi, tiba tiba saja suara notifikasi terdengar dari ponsel yang ada disebelahnya, membuat pria itu terpaksa mengecek ponselnya. Pria itu tersenyum, sesaat setelah melihat beberapa pesan dari aplikasi yang ada di ponselnya. Ternyata pesan itu dari gadis yang ia pikirkan sedari tadi. Meski hanya ucapan terimakasih, tapi ia sudah sangat senang. Apakah ini yang dinamakan cinta. Sesederhana inikah caranya?. Atau arya yang berlebihan dalam memaknainya.

***

Dikamar yang berbeda nampak ifa yang sepertinya sedang menahan kantuk. Tapi suara deru ponselnya membuat ia terbangun. "reyhan" nama itu tertera jelas dilayar ponsel milik ifa. Kemudian gadis itu dengan berat hati menerima panggilan itu.
"hmm." gadis itu berdehem, sesekali menguap, sungguh matanya terasa berat bahkan dirinya tak sadar jika ia menyebut nama laki laki lain dalam pembicaraannya kali ini. "mm sorry, maksud gw tadi itu ara, bukan arya. Mm i iya itu pokoknya lah. " ingin sekali ifa memaki dirinya sendiri, dan untungnya rey masih percaya padanya, meski barusan ia bertanya tentang siapa arya. Selanjutnya ia menghidupkan mode silent diponselnya dan kembali melanjutkan tidurnya.

Assalamu'alaikum readers.
Gimana ceritanya?. Kalau suka jangan lupa vote dan komen ya, kalau kalian gak suka aku unpublish aja ceritanya.

Oh iya, jangan jadikan wattpad sebagai bacaan utama kalian, tapi jadikanlah al qur'an yang utama.
Semoga allah selalu melindungi kita dari segala marabahaya. Aamiin.

Izinkan Aku mencintaimu UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang