Suatu masalah dapat selesai karena kepala dingin. Maka pikirlah dengan kepala dingin agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
~Bagas ArdiansyahTok tok tok!!!
"Byan, Sasha ada di rumah nggak?" tanya Arman khawatir.
"Nggak ada tuh."
"Di kamar nya mungkin?" tanya Bagas
"Nggak ada. Dari tadi gue di ruang tengah nggak liat dia. "
"Coba deh lo telfon!" pinta Arman.
"Lo kenapa sih,kok khawatir begitu? Nanti dia juga bakal pulang sendiri kok," ucap Abyan dengan santainya.
"Argh!"***
Sasha takut dengan orang berjubah hitam yang ada di depannya. Kini ia tak tahu harus melakukan apa, karena handphone nya dibawa oleh orang itu.
"Lo pasti tadi yang di sekolah gue kan?"
"Iya!Emang kenapa?"
"Ngapain lo nyulik gue segala! Lo butuh duit?"
"Nggak! Gue benci orang yang sayang sama lo!"
"Terus kalau lo benci dia, kenapa lo nyulik gue!"
"Gue pengen dia ngerasain juga kayak gue dulu. Kehilangan orang yang dia sayang."Banyak pertanyaan yang terputar dalam otak Sasha tetapi ia tidak dapat mengajukan pertanyaan tersebut karena penculik yang satunya sudah bersuara terlebih dahulu.
“Yaudah deh yok kita beli makan dulu laper nih gue," ucap salah satu penculik.
"Oke sip. Ayok ray!" Ajak penculik lainnya.Ray? Siapa Ray? Gue ngga kenal dia tapi kenapa dia nyulik gue? Tanya Sasha dalam hati pada dirinya sendiri.
Setelah 2 penculik tersebut pergi, Sasha memanfaatkan keadaan untuk mencari keberadaan handphonenya dan mencari pertolongan.
Sial! umpat Sasha karena handphonenya berada di seberang tempatnya duduk.
Tentu hal ini menyusahkan Sasha. Bagaimana tidak? Dia diikat disebuah kursi dengan mulut yang ditutup dengan kain. Ia mencoba melepaskan tali yang mengikat pada dirinya, tapi hal itu tidak berhasil. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan dengan posisi kursi masih menempel pada dirinya.
Ia merasa kesulitan berjalan ditambah ia harus menggendong kursi yang tentunya sangat berat. Tetapi hal itu tidak mengurungkan semangatnya.
Hingga kurang tiga langkah, dua pencuri itu memutar gagang pintu dengan tawa yang menggelegar. Sasha panik bukan main. Jika ia tidak kembali ke tempat semula, dia akan dimarahi oleh dua penculik itu. Tapi waktu yang dibutuhkan untuk kembali tidak cukup karena pintu tersebut sudah mulai terbuka.
"Ray! Dia mau ngambil handphonenya noh!" ucap salah satu penculik.
“Ambil handphonenya sekarang!" ucap orang yang dipanggil Ray.
Penculik tadi mengambil handphone Sasha dan penculik yang dipanggil dengan Ray jalan menghampiri Sasha."Jadi lo mau coba kabur ya dengan lo telfon orang gitu? Ngga semudah itu!" tanya Ray sambil memegang kedua bahu Sasha lalu menamparnya.
Sasha hanya bisa menangis menahan sakit yang mulai terasa dari tamparan Ray.
"Dasar cengeng! Diem lo!" ucap Ray ketus.
"Oong eahin au!!! Aa au aian eeana?!(Tolong lepasin aku!!! Apa mau kalian?!)" ucap Sasha tak jelas.
"Ngomong apa sih lo? Ngga ngerti gue, " jawab Ray.***
"Sasha sebenarnya kemana ya? Jam segini belum juga pulang," ucap Abyan khawatir sambil mondar mandir melihat jarum jam dinding yang selalu berjalan.
Arman melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Hari sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tetapi belum juga ada tanda-tanda Sasha akan kembali.
“Rumah lo kok sepi banget si Byan, nyokap ama bokap lo kemana?" tanya Bagas.
“Bunda nemenin Ayah kerja. Baliknya minggu depan," jawab Abyan.Bagas hanya mengangguk mengerti.
"Sasha kok gak balik-balik ya? Mana mungkin dia keluyuran sampai tengah malem gini," tnya Arman heran.
"Kita lapor polisi aja yok," lanjutnya.
"Ngga bisa lah. Kan minimal 24 jam," jawab Abyan.
"Yaudah coba telfon lagi."
"Gue telpon ya."Abyan segera menelpon Sasha. Tetapi berkali-kali tidak ada jawaban dari sang penerima.
"Ngga dijawab gimana dong?" ucap Abyan.
Akhirnya Bagas mencoba menelpon Sasha. Tetapi jawabannya tetap sama. Tidak ada yang menjawab. Akhirnya Arman melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Abyan dan Bagas. Tetapi sama saja.
"Mendingan kalian pulang aja deh. Dah malam juga. Mungkin dia ke rumah sahabatnya," ucap Abyan.
"Yaudah kita balik aja ya. Jangan lupa kabarin kita kalo ada apa-apa," ucap Bagas.***
"Cowok lo banyak amat? Dari tadi yang nelfon gue nggak ada cewek nya sama sekali?"
"Jaga omongan lo!"Sasha hanya bisa menangis dan diam sambil berdoa agar ada keajaiban yang datang untuk menolongnya.
***
3 hari kemudian
"Kita ngga bisa diem aja kayak gini.
Kita harus cari Sasha. Kalau kita ngandalin polisi doang ngga akan ketemu."Akhirnya seluruh sahabat Sasha dan sahabat Abyan mencari keberadaan Sasha.
Mereka mencari ke semua tempat yang mereka ketahui. Terutama ke tempat dimana Sasha merasa bersedih. Ya! Biasanya Sasha jika sedang hatinya sedih, dia akan ke tempat itu. Tempat dimana jarang dilalui banyak orang tetapi memiliki dekorasi yang indah sehingga bisa membaikkan mood.
Mereka semua berpencar untuk mencari Sasha. Arman dengan Bagas, Alex dengan Adi, Abyan dengan Fara, Talitha dengan Meyke.
"Lah curang lo Byan. Masa lo sama Fara. Kalau gitu gue sama Meyke dong," protes Adi.
"Udah jangan protes! Ini dah bulet! Ngga bisa diganggu gugat," ucap Abyan ketus.Adi menghembuskan napas pasrah.
"Sasha kemana sih?"
"Sha, lo kemana?"
"Sha, jangan ngilang gini dong, ntar apa yang akan gue omongin sama ayah sama bunda?"
"Sasha!!!"
"SASHA!!!"Dan masih banyak lagi ucapan, keluhan yang dirasakan oleh para sahabatnya. Mereka merasa kehilangan dan kesepian tanpa kehadiran Sasha. Mereka merindukan Sasha dan berdoa agar dia segera kembali.
Mereka mencoba untuk menghubungi Sasha tetapi tidak ada jawaban darinya.
Ditengah perjalanan, Arman merasa ia ingin buang air kecil.
"Gas, kebelet nih. Tolong bawain handphone gue dulu ya bentar," ucap Arman.
"Iya. Buruan gih keburu ada yang tumpah," ucap Bagas.Arman pun segera berlari untuk mencari toilet.
Sepeninggalnya Arman, Bagas membuka kata sandi handphone milik Arman. Lalu mencoba untuk menghubungi Sasha. Kali ini, panggilan tersebut dijawab oleh sang penerima.
Bagas menghembuskan napas lega.
"Sha, lo dimana sekarang? Lo nggak papa kan? Lo dimana?" tanya Bagas.
"lo dimana?" Tanya Bagas khawatir.
"... ""Siapa lo? Dimana Sasha? jangan apa-apain Sasha," ucap Bagas khawatir.
Detik berikutnya, telfon itu dimatikan secara sepihak.
Bagas panik bukan main. Ia segera pergi ke tempat yang diucapkan si penerima tadi tanpa memikirkan teman-temannya yang lain. Ia langsung memasuki mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Tentu hal ini sangat berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. Tetapi apa boleh buat perasaan cemas lah yang mengisi otak Bagas saat ini. Ia tidak peduli dengan keselamatan. Yang ia pedulikan adalah keselamatan Sasha. KESELAMATAN SASHA.
***
Jangan lupa vote, dan coment nya yaa...
Semua itu sangat bermanfaat bagi author :)
![](https://img.wattpad.com/cover/168313701-288-k581740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Bunga Tidur (END)
Teen Fiction[SELESAI] Bagaimanakah perasaan kalian jika bertemu dan menjalani kisah dengan orang yang berada di dalam mimpi kita?? Apalagi, orang tersebut tidak pernah kita kenal sama sekali. Bisa bayangkan bukan, bagaimana bingungnya kamu jika yang mengalami i...