Jangan balas dendam kan sakit hatimu kepada tubuhmu.
~Luthfiana Sashabila"Emh, emh, emh!!" ucap sasha sambil mencoba melepaskan penutup mulutnya.
Dan usahanya ternyata berhasil.
"Lepasin gue!" teriak Sasha.
"lepasin!" teriak Sasha lagi.Ucapan Sasha hanya dianggap angin lalu bagi kedua penculik ini. Hingga ada suara seperti sebuah panggilan dari handphone Sasha.
Sang penculik yang dipanggil Ray lah yang menjawab panggilan tersebut karena menurutnya sudah terlalu lama untuk mengabaikan seluruh panggilan itu.
"Sha, lo dimana sekarang? Lo nggak papa kan? Lo dimana?" tanya Bagas.
"Ngga perlu tau lo! Sasha ada dimana," jawab Ray.
"Siapa lo? Dimana Sasha? jangan apa-apain Sasha," jawab Bagas khawatir.
“Dia di gubug! Kalau lo berani dateng bareng temen-temen lo, gue pastiin nyawa pacar lo melayang!" ancam Ray.Rey tidak mau mendengar apa-apa lagi. Ia segera memutuskan panggilan itu secara sepihak.
***
"Kehidupan lo akan berakhir disini!" ujar seseorang yang bernama Ray itu
Orang itu dan kedua temannya membuka isi yang ada di dalam karung coklat. Seekor binatang yang jarang dijumpainya namun termasuk dalam kategori hewan buas. Hewan itu bisa membuat nyawa orang lain melayang dalam waktu sekejap karena ia memiliki bisa yang luar biasa beracun. Ya! Hewan itu Ular.
"Mau ngapain lo?" tanya Sasha.
"Mau ninggalin lo! Dan mau lihatin drama setelah ini!"Orang itu tertawa jahat.
Orang bernama Ray dan teman temannya pergi meninggalkan Sasha dengan seekor ular yang melata mendekatinya.
Dan ular itu sekarang ada di dekat kakinya. Tepatnya berada tepat di samping sepatunya. Ia berusaha menyingkirkan kakinya agar ular itu tidak menggigitnya.
"Ya Allah tolong aku! Aku masih mau hidup! Aku janji, nanti orang pertama yang nolongin aku dari ular ini, aku akan baik sama dia seumur hidupku!"
Dan sekejap do'anya terkabul. Ada sosok pria yang datang menyelamatkannya.
Dia langsung menyingkirkan ular berbisa tersebut menggunakan sebuah tongkat.
Lalu dia membuka tali yang mengikat tubuh Sasha dan segera membawa Sasha pergi keluar dari gubug itu agar dia tetap aman."Mana orang itu Sha?"
"Nggak usah Kak! Dia nanti malah jahatin Kak Bagas! Aku nggak mau! Kita Keluar aja Kak!" pinta Sasha sambil memegang pergelangan tangan Bagas dengan napas yang masih terengah-engah.
"Sha? Lo nggak papa kan? Ada yang luka nggak?" tanya Arman khawatir.Sasha tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan kekasihnya tersebut. Ia malah memberi tatapan sinis kepada Arman. Karena Sasha masih teringat ucapan pahit Arman 3 hari yang lalu.
Arman menghembuskan napas pasrah karena ucapannya tidak kunjung mendapat balasan.
"Yaudah yok kita pulang aja," ajak Arman.
Lagi-lagi ucapan Arman dianggap angin lalu oleh Sasha. Dan saat itu juga, Arman menghembuskan napasnya pasrah. Lagi.
Tanpa ucapan apapun, Sasha berjalan menuju mobil Bagas dan meninggalkan Arman sendirian.
Bagas membukakan pintu depan mobilnya untuk Sasha.
"Udah Man, setelah ini gue anter lo pulang. Lo nggak usah tanya-tanya dulu ke Sasha. Biarin keadaannya tenang dulu. Gue tahu dia anaknya kayak gimana," bisik Abyan
Arman tertunduk lesu. Orang yang ia cintai berubah bagaikan bongkahan es yang membeku. Dingin, sangat dingin. Arman tak tahu lagi bagaimana cara mencairkan bongakahan es yang membeku itu.
Arman tahu sikap Sasha jika sedang marah kepadanya. Ia akan berubah menjadi bongkahan es yang sulit untuk dicairkan. Dia akan tetap diam dan tidak mau menjawab pertanyaan apapun yang diajukan untuknya.
***
Sasha menatap lesu jalanan yang mulai panas karena teriknya matahari siang ini. Sebetulnya, ada banyak pertanyaan yang ada dalam fikirannya. Tapi ia tak tahu, harus bertanya pada siapa.
"Sha, lo laper nggak?" tanya Bagas.
"Nggak."
"Lo sekarang pengen kemana?"
"Pulang."
"Singkat amat dah."
"Maaf."
"Oh iya, makasih Kak. Soalnya dah mau nyelametin aku dari penjahat itu."
"Ini belum ada apa-apanya Sha."Sesampainya di rumah, Sasha langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa bicara kepada siapapun. Abyan pun tidak menegur sikap adiknya karena ia tahu bagaimana perasaan adiknya saat ini. Jadi, ia memilih untuk menunggu Sasha agar keadaannya membaik.
***
Abyan naik-turun anya untuk melihat Sasha. Ia khawatir dengan keadaan adiknya. Dari siang yang terik menjadi malam gulita adiknya tidak kunjung keluar kamar. Ia memutuskan untuk memasuki kamar Sasha yang ternyata tidak terkunci.
Ceklek!!!
"Sha, lo makan dulu nih! Gue bawa makanan buat lo!Gue nggak mau liat lo sakit. "
Sasha pun langsung menuruti perintah Abyan. Meskipun hatinya sakit, tubuh juga tidak perlu sakit.
Setelah selesai makan, Abyan mulai mengajaknya bicara dengan hati-hati agar hati adiknya tidak sakit kembali.
"Sha," panggil Abyan.
"Kenapa kak?"
"Kemarin lo kemana aja sih Sha? Gue panik nyari lo. Kan dulu gue pernah bilang jangan main jauh-jauh kalau sendirian."
![](https://img.wattpad.com/cover/168313701-288-k581740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Bunga Tidur (END)
Teen Fiction[SELESAI] Bagaimanakah perasaan kalian jika bertemu dan menjalani kisah dengan orang yang berada di dalam mimpi kita?? Apalagi, orang tersebut tidak pernah kita kenal sama sekali. Bisa bayangkan bukan, bagaimana bingungnya kamu jika yang mengalami i...