Kupikir aku satu-satunya,
Ternyata aku salah satunya.Arman memasuki rumahnya dengan wajah yang kusam dan kecewa. Bagas yang melihat hal itu, langsung menghampirinya.
"Lo kenapa bro! Kok muka lo gitu banget? Dah jelek tambah jelek lagi."
"Apaan sih lo! Bikin gue tambah kesel aja!"
"Ya, maaf deh kalau gue bikin lo kesel. Lagian lo kenapa? Pulang dari rumah pacar kok malah redup gitu? Harusnya cerah dong!"
"Emang gue lampu?!"
"Sensi amat sih lo! Yaudah sini cerita sama gue aja."***
Setelah pintu rumah Sasha terbuka, Arman segera menyodorkan sesuatu dihadapannya.
"Sayang, aku punya bingkisan kecil buat kamu," ucap Arman sambil memberikan sebuah totebag yang bergambar kota New York.
"Sayang! Sayang! Emang saya apaan?! Dasar genit!" ucap seseorang sambil memukul Arman menggunakan sapu.Arman terkejut mendengar suara dari orang itu. Ia melihat seseorang yang berada di depannya ini mulai dari bawah keatas.
Lagi-lagi, ia dibuat terkejut. Seseorang yang ada di depannya ini bukanlah salah satu keluarga Sasha.
"Maaf Bu, saya salah orang. Saya kira ibu pacar saya tadi. Maaf ya bu," sesal Arman.
"Makannya lain kali lihat dulu! Jangan langsung peluk aja!"
"Iya bu. Tapi, kok ibu ada disini? Pacar saya mana?" tanya Arman kebingungan.
"Ya mana saya tau, saya baru pindah kesini satu bulan lalu. Mungkin, yang kamu maksud itu pemilik rumah ini sebelumnya ya?"Arman mengangguk.
"Mereka udah pindah semua."
"Kira-kira mereka pindah dmana ya bu?"
"Saya ngga tau pindah kemana. Justru kamu sebagai pacarnya harus tau dong!"Arman sedih mendengar kabar bahwa Sasha sudah tidak tinggal di rumahnya itu lagi. Lalu, sekarang ia harus mencari Sasha kemana lagi?
Ia segera membuka room chatnya bersama para sahabatnya. Ia menanyakan dimana keberadaan Sasha saat ini dan ia berkuliah dimana.
Namun, mereka justru bertanya kembali dengan dirinya. Mereka semua hanya berkata 'jadi, Sasha pindah? Kapan? Dimana?' dan tentu itu membuat emosinya memuncak.
***
"Jadi, Sasha pindah? Kok dia ngga ngasih tau kita-kita ya?"
Arman hanya mengangkat bahunya tidak tahu.
"Justru gue yang harus tanya sama lo! Lo kan selama ini kuliah di Indonesia, pasti taulah dimana Sasha kuliah sekarang."
"Gue ngga tau apa-apa. Kalau gue tau udah gue kasih tau dari tadi kali!" bentak Bagas.Arman berjalan meninggalkan Bagas sendirian.
***
Tidak terasa, hari mulai gelap. Udara semakin dingin dan mencekam. Malam ini terasa sepi. Sama seperti hati Arman yang sepi tanpa Sasha. Hatinya kalang kabut mencari keberadaan Sasha sekarang.
Bertanya-tanya mengapa gadis itu tidak menjawab telpon dan pesannya?
Ia menatap bintang. Benda langit yang paling disukai Sasha. Tanpa sadar, air matanya menetes di pipinya. Arman segera menyadarinya, ia menghapus air mata itu dan membayangkan di dalam bintang itu ada Sasha.
Aku merindukan kamu sayang. Kamu pasti senang kalau ada di sini. Kamu ngga akan pernah bisa menolak untuk melihat bintang yang bersinar sama seperti dulu. Batin Arman.
![](https://img.wattpad.com/cover/168313701-288-k581740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Bunga Tidur (END)
Teen Fiction[SELESAI] Bagaimanakah perasaan kalian jika bertemu dan menjalani kisah dengan orang yang berada di dalam mimpi kita?? Apalagi, orang tersebut tidak pernah kita kenal sama sekali. Bisa bayangkan bukan, bagaimana bingungnya kamu jika yang mengalami i...