"Aaaa!!! " Teriak Sasha.
"AAA TOLONG! " Rintih Sasha yang memegang sebuah akar yang tak cukup kuat. Ia tidak tahu lagi apakah hidupnya akan berakhir disini.Akar yang dipegangi Sasha dengan erat, sekarang mulai goyah. Seperti sudah tidak kuat menahan berat badan Sasha.
Sret!!
"Tolongg dong! Huk, huk!!" Teriak Sasha yang mulai kehabisan suara.
"Akar, lo harus kuat yaa... Tolongin gue dengan lo ngga jatuh ke jurang... Kalo lo jatuh, gue juga ikut jatuh nanti. " Ucap Sasha pada akar yang dipegangnya.
Aneh! Satu kata untuk Sasha saat ini.
"Akar kok diajak omong." Cibir salah seorang yang berada diatasnya. Tepatnya di samping jurang bukan di pinggir jurang seperti dirinya.
Sasha melihat orang yang ada diatasnya. Sama seperti orang yang tadi mendorongnya hingga ia harus berada di antara hidup dan mati. Dia memakai pakaian serba hitam. Cuman bedanya, orang ini lebih pendek daripada orang yang pertama.
"Tolongin gue dong!!! " Rajuk Sasha.
"Tolongin?? Helo!!! Gue mau nya tuh lo mati!!! Karena kalo lo hidup gue ngga bisa menggapai cinta gue. Karena ada lo diantara kami. " Ucap orang serba hitam tadi.Sasha terkejut dengan ucapan wanita yang ada diatasnya. Karena sepertinya dia tidak mengenal orang ini, lalu kenapa dia bisa menjadi sumber masalahnya?? Aneh!!
"Lo mau ngapain??!!" Tanya Sasha histeris karena orang tersebut menarik akar yang dipegang Sasha tapi tidak kunjung mendapat keberhasilan.
"Gue pengen buat lo mati. " Ucap wanita itu santai.
"Jangan!!!!! " Larang Sasha karena melihat orang yang ada diatasnya ini ingin menginjak tangan Sasha.Setelah menginjak tangan Sasha, dia berlalu pergi tanpa mengucap apapun. Dan detik berikutnya...
"Aaa!!!! " Ucap Sasha karena tubuhnya akan terperosot ke bawah. Ke jurang.
***
"Yeay!!! Kita first guyss!!! " Ucap Meyke kegirangan.
"Eh bentar deh. Kok kita nyampe nya cuma berdua ya?? Bukannya kelompok kita ada 3 orng ya... Tapi ini kok cuma 2?? " Heran Fara.
"Sasha!!! " Ucap mereka bersamaan.
"Sasha mana?? Sasha dimana Far?? " Tanya Meyke histeris.
"Mana gue tau. " Ucap Fara panik.
"Jangan - jangan dia masih di hutan?? Dia tersesat?? Dimakan hewan buas?? Aaa sahabat gue!!!! " Teriak Meyke histeris hingga membuat orang yang akan masuk ke garis finish berlari menuju arahnya.
"Kenapa?? Kok teriak teriak sih?? " Tanya Arman.
"Anu kak... " Ucap Meyke menggantung.
"Anu?? Anu, anu apa?? Ngomong yang jelas dong?? Tapi kok kalian cuma berdua?? Sasha mana?? Dia kan satu kelompok sama kalian?? " Tanya Arman yang ikut panik.
"Na itu kak!!! Sasha tadi sama kita... Tapi waktu udah sampai garis finish, dia hilang... " Ucap Fara panik.
"Kalian gimana sih!!! Sasha kan ngga tau jalannya... Nanti kalo dia nyasar gimana?? " Tanya Talitha panik.
"Kita cari aja. " Ajak Arman.
"Ngapain sih harus nyariin dia, nyusahin aja. Nanti juga balik sendiri. " Ucap Catya sendiri. Yha!!! Sendiri. Karena yang lain sudah meninggalkan dirinya untuk mencari Sasha.
"Kok gue ditinggalin sih!!! Woi tungguin!!!! " Umpat Catya.***
"Tolong dong!!!! " Ucap Sasha pasrah karena ia akan jatuh ke jurang.
Tiba-tiba, terdapat sebuah tangan yang menjulur ke tangan Sasha.
Sontak, Sasha sangat terkejut, di sisi lain, dia bersyukur karena ada orang yang menyelamatkannya sehingga hidupnya tidak akan berakhir.
"Kak, tolongin dong! " Pinta Sasha yang masih menangis.
Pria itu langsung menarik pergelangan tangan Sasha dengan hati-hati.
"Makasih kak. " Ucap Sasha kepada orang yang telah menolongnya. Orang itu hanya mengangguk.
Napas Sasha berhembus sangat cepat. Ia sangat takut dengan pria bertubuh hitam yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Ia berjalan dengan tubuh yang menggetarkan ketakutan.
"Kak... Takuttt!!! " Tangis Sasha sambil memegang tangan pria itu.
Mimpi apa gue bisa dipegang erat banget kayak gini sama Sasha. Batin Bagas.
"Tangan lo berdarah nih. " Ujar Bagas sambil memegang tangan Sasha yang berlumur darah merah karena terlalu kuat memegang akar pohon.
"Eh iya ya kak. Gue baru sadar. " Ucap Sasha sambil memegang pergelangan nya yang berdarah.
"Lo sih, terlalu kuat megang akarnya... Jadinya lo ngga sadar kalo tangan lo luka. Memang yang katanya adalah yang menolong tetapi malah yang menyakiti. " Ucap Bagas.Sasha hanya mengguk setuju.
"Yaudah yok ke tenda... Luka lo harus diobati. Karena kalo ngga diobati nanti malah infeksi. " Ucap Bagas.
Ditengah jalan menuju tenda, Sasha dan Bagas bertemu dengan Fara, Meyke, Arman, Catya, dan Talitha.
"Eh kenapa?? Tangan lo kenapa?? " Tanya Arman panik.
"Luka." Ucap Bagas sinis.***
Bagas dengan cepat mengobati luka yang ada pada tangan gadis didepannya.
"Tadi lo kenapa sih kok tiba-tiba bisa jatuh? " Tanya Bagas.
"Tadi ada orang serem yang ngedorong gue Kak! " Rintih Sasha.
"Cerita!!! " Titah Arman.Sasha menceritakan kejadian yang baru saja ia alami ke teman - temannya. Sampai akhirnya, luka yang tercoreh si tangan Sasha sudah berganti dengan balutan perban putih.
"Udah, berdiri. " Pinta Bagas.
Sasha masih takut dengan kejadian tadi, ia masih tetap memegang erat tangan Bagas. Ia tidak mau hal itu terjadi untuk kedua kalinya.
Di sisi lain, Talitha merasa risi dengan sikap manja Catya dengan Arman.
Arman tak meragukan sikap Catya yang memegang erat tangannya. Ia terlalu fokus kepada Bagas dan Sasha yang sedang saling pegang tangan. Hatinya seperti teriris. Sakit!!!
Sebenarnya, dia sangat jijik dengan perlakuan Catya. Tapi, apa daya, Catya mengancam Arman untuk menuruti apa yang diperintah oleh Catya, kalau tidak, ia akan menceritakan tentang sikap Arman yang tidak baik kepada dirinya kepada Nagita.
"Udah lah Cat, gausah terlalu nempel. Risi gue. " Ujar Arman risi.
"Iya tuh, nempel mulu. " Sahut Talitha sinis.
"Hidih, lo pasti pengen kan kayak gue? Lo nggak laku sih! " Sindir Catya.
"Dasar Tong kosong nyaring bunyinya! " Ujar Talitha kesal."My Baby Honey, akhirnya kamu sampai sini juga. " Ujar Meyke sambil memperlihatkan kupu-kupu yang baru saja ia tangkap.
Arman merasa hatinya tertusuk oleh benda tajam karena melihat keduanya.
"Kok lo nangis sih? " Tanya Arman yang menghapus air mata Sasha dengan jari-jari manisnya.
"Sini Sha! " Abyan menarik pergelangan tangan Sasha dan merangkulkan tangannya ke pundak adiknya. Karena ia sebenarnya tahu, Arman pasti sangat cemburu ketika melihat Sasha dan Bagas bersama.
"Lo udah nggak ada yang luka lagi kan? " Tanya Abyan memastikan
Sasha masih tetap memilih diam.Karena di dalam diamnya, ia juga merasa kesal karena Catya selalu dekat dengan Arman.
Mereka kembali ke tempat tenda mereka dibangun. Mereka membereskan semuanya karena hari ini mereka akan pulang.
Sasha berjalan menghampiri Bagas yang tengah membereskan tenda bersama Arman.
"Kak, makasih ya tadi. Untung ada Kak Bagas nolongin gue. " Ujar Sasha tak lupan memberi senyuman.
"Iya, sama-sama, gue akan selalu ada buat lo kok! " Jawab Bagas.Sungguh, Arman merasa sangat sakit hati. Di sisi lain, dia juga sangat kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak ada di saat orang yang dicintainya berada dalam kesusahan. Justru, ada seseorang yang sangat menolongnya,tetapi itu bukanlah Arman, melainkan Bagas.
Arman sangat putus asa . Banyak sekali pertanyaan yang ada dalam pikirannya. Apakah Sasha masih menganggapnya? Apakah Sasha masih mencintai dirinya? Ataukah perasaan yang mulai tumbuh kini sudah memudar? Jawabannya, ia tak tahu lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/168313701-288-k581740.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Bunga Tidur (END)
Novela Juvenil[SELESAI] Bagaimanakah perasaan kalian jika bertemu dan menjalani kisah dengan orang yang berada di dalam mimpi kita?? Apalagi, orang tersebut tidak pernah kita kenal sama sekali. Bisa bayangkan bukan, bagaimana bingungnya kamu jika yang mengalami i...