Sky-13

501 64 17
                                    

_______

Ketika mentari tak lagi bersinar, bulan tak akan memiliki kuasa untuk turut bersinar.

_______

Sky-13 : Moonlight and A Scar

Kedatangan Letkol. Gray kemarin benar-benar membuat Sky kehabisan tenaga. Pria itu memang baik padanya dengan tulus, tetapi Sky tidak akan melupakan jika Letkol. Gray adalah salah satu teman dekat kakak sulungnya. Mereka pertama kali bertemu saat Sky masih begitu naif; menganggap dunia begitu baik dan dirinya sempurna.

Padahal kenyataannya, dia tidak lebih dari seorang perempuan murahan yang berlindung dalam sangkar emas. Letkol. Gray berbeda, pria itu bisa mengerti dirinya dan membawanya pergi jauh dari sangkar emas, lantas memintanya membuat sendiri sangkar yang lebih indah. Membawakan satu papan catur dengan dia sebagai rajanya.

Secara singkat, Letkol. Gray adalah sosok yang begitu berharga. Jauh lebih berharga dibanding keluarganya sendiri—kecuali keluarga Louis Tomlinson, sepupunya.

Dan kembali pada kehidupannya sekarang, sekali lagi Sky harus berterima kasih pada pria tersebut karena telah menempatkannya pada tempat paling aman. Dengan dalih membantu Batalyon 207, yang sebenarnya itu adalah tugas pasukan lain yang tidak berguna, Letkol. Gray mengirimkan dia dan pasukannya. Tentu saja untuk berlibur. Menjauh dari hujan peluru, suara ledakan, mayat-mayat, atau genangan darah.

“Yeah, aku hanya menunggu adanya badai kencang,” dia bergumam. Sky melanjutkan langkahnya seraya menenteng perlengkapan mandi lengkap dengan baju ganti, tab, buku kecilnya, serta pena. Tidak lupa secangkir teh hitam tanpa gula.
Jelas tujuannya saat ini adalah sungai. Tidak lain dan tidak bukan hanya untuk membuat diri menjadi rileks. Maksudnya, ayolah, Sky tidak akan menyia-nyiakan hari berliburnya yang damai walau sedikit hama sempat mengusiknya.

Mandi di sungai dengan pemandangan alam yang indah dibawah sinar bulan dan bintang terdengar menyenangkan, ucapnya pada Hill ketika perempuan itu mencegahnya dan dia melanjutkan dengan pongah. Para hama itu tidak akan lagi berani mengusik kemari kecuali mereka ingin mempersembahkan kembang api.

Sesampainya di tepi sungai, Sky menyimpan barang-barangnya tak jauh dari tempatnya berendam. Ia melepas seluruh pakaiannya dan tidak akan takut seseorang menemukannya karena dirinya tertutupi semak-semak.

Tubuhnya merinding sesaat kala Sky akhirnya menenggelamkan diri sepenuhnya dan berenang hingga ke tengah kemudian kembali lagi ke tepian. Ia mendudukkan diri pada salah satu batu dan air merendam hingga sebatas bahunya. Bersandar dengan nyaman, kepalanya mendongak menatap langit.

Bulan tidak sepenuhnya menunjukkan diri, hanya ada bulan sabit dan bintang-bintang yang bertabur di langit malam yang kelam. Dan lagi, kenangan semasa hidupnya yang cukup kelam muncul ke permukaan. Menunjukkan taring dan mengejeknya yang tidak bisa melakukan apapun.

Sky belajar menerima semua hal menyedihkan dalam hidupnya, namun seolah tak cukup, Sky tahu dia tidak akan pernah bisa. Bahkan dia ragu suatu hari nanti, ketika ajal menjemput, Sky berhasil berdamai dengan lukanya.

“Hah, menyedihkan sekali,” dia bergumam seraya mengambil cangkir tehnya yang mulai terasa angat. Diliriknya jam tangan mahal yang melingkar, Sky mendesah. Tidak terasa sudah setengah jam berlalu begitu cepat.

Ketika menandaskan teh, suara pistol yang memuntahkan peluru terdengar menggema di kesunyian diikuti rasa perih pada bahu kirinya. Cangkir teh dalam genggaman jatuh ke dasar sungai dan dengan tangan lainnya, Sky menahan darah yang keluar seraya bergerak cepat untuk naik ke permukaan lantas memakai pakaiannya. Seketika tubuhnya dipenuhi aura menegangkan.

Sky [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang