Sky-20

448 55 8
                                    


Thank you for waiting this story so far.. I love you all. Hope you enjoy the New chapter, fellas!


_____________

Ketika kamu menyadarinya, aku tidak akan di sana.

_____________

Sky menuliskan nama tiga orang yang akan ikut bersamanya. Ruangan yang ditempatinya gelap tapi matanya masih sangat baik untuk bekerja. Ruang rapat hanya diterangi cahaya bulan dan ruangan terasa begitu lenggang.

Sejak siang, Sky memutuskan untuk tidak beranjak sedikitpun. Memilih mengurung diri di ruang rapat tanpa menyalakan lampu. Larut dalam lamunan dan ketika sadar, bulan telah bersinar. Menatap jam tangan, waktu telah menunjukkan pukul 10.35 malam. Belum terlalu larut dan akhirnya Sky memutuskan untuk beranjak.

Seperti dugaannya, Raffael Winston ada di kamarnya. Tengah duduk dan sibuk pada kertas-kertas juga tab. Perhatiannya teralih pada Sky yang menutup pintu dan berjalan mendekatinya. Penanya terlepas dari genggaman dan dia menanti Sky.

“Aku ingin menyerahkan ini.”

Raff menerimanya dan membaca nama yang ditulis oleh Sky. Dia mendengus. “Hanya memutuskan tiga nama kau membutuhkan waktu yang begitu lama. Styles lebih cepat darimu.”

Sky membalasnya dengan datar. “Aku harus membuat keputusan yang tepat.”

Raff mendecak. Dia kembali larut pada pekerjaannya.

“Apa kau akan berada di sini untuk beberapa malam?”

“Seperti yang aku katakan lewat surel pagi tadi, jawabannya ya.”

Sky menghembuskan nafasnya. Dia bersyukur sempat mengecek surel yang masuk pagi tadi dan bertindak cepat. Mengusir Listie untuk tidak tidur di kamarnya adalah pilihan tepat. Dan kamar Lettu Hill adalah tempat yang aman.

Dia tahu Raff akan tidur di ruangannya untuk beberapa hari ke depan meskipun akan disiapkan ruangan baru. Sky mengetahuinya. Dia menyelamatkan Listie dari hukuman mati karena dia yakin Raff akan mengiranya penyusup.

“Aku membawakan beberapa pakaian untukmu.”

Raff adalah pria baik. Jauh dalam lubuk hatinya, dibalik sifat keras dan tidak kenal ampun, pria itu menyayangi keluarganya melebihi apapun. Tapi rasa cintanya pada Sky adalah sesuatu yang lain dan berubah pada bentuk obsesi. Meski Raff menyangkalnya.

“Jangan sampai terluka. Aku ingin segera menikmati tubuhmu,” katanya kemudian. “Apa luka pada bahumu sudah pulih?”

Sky tidak segera menjawabnya. Dia sibuk melipat pakaian yang dibawakan Raff. “Ya, obat yang diberikan Kapten Jensen sangat ampuh.”

Sky melepas seragamnya dan meninggalkan tubuhnya yang terbalut kaos hitam dan celana pendek kemudian membaringkan tubuh pada kantung tidur. Menarik selimut hingga menutup tubuhnya dan memejamkan matanya.

SKY—Harry Styles

Sky membenarkan posisi wireless earohone yang terpasang pada telinganya dan mengatur volume. Kemudian beralih mengecek senjata. Dia hanya tertidur kurang lebih tiga jam, tapi itu bukan suatu masalah besar baginya.

Kapten Payne, Letda. Nina, dan Lettu Bright melakukan hal yang sama. Pesawat baru saja lepas landas dan mereka duduk dengan tenang. Sedari tadi, sebenarnya Sky merasakan tatapan tajam yang dilemparkan oleh Harry tapi jelas dia mengacuhkannya.
Di depannya, Harry, Kapten Horan, dan Kapten Dawson tidak melakukan apapun.

Sky [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang