Sky-24

365 57 17
                                    

haloo, how's life? Maaf ya baru up lagi. Cuz its hard, and my cousin made some problems. Lucky me I could handle him.

And guys, happy Reading!! Hope untuk guys love it

____________

Sky-24 : "No One Can Hurt Me"

__________

“Aku berpikir untuk tidak melanjutkan karirku setelah ini selesai,” kata Sky pada konferensi.
Para petinggi militer, beberapa menteri, serta orang nomor satu di negaranya menghela nafas. Sky memperhatikan dengan seksama semuanya tanpa terlewatkan.

Mereka mengadakan rapat terkait pembahasan perang yang akan segera berakhir.

“Tolong dipikirkan lagi, Nona Heinz,” kata salah satu petinggi militer yang dia kenal sebagai Deputi di bidang persenjataan. “Peranmu sangat penting. Dengan kata lain, kau adalah aset berharga negara dan militer.”

Sky tersenyum dingin ketika dia menawarkan pilihan lain. “Apa yang bisa kalian tawarkan padaku?”

Presiden memalingkan wajahnya ketika dia mengusap peluh pada pelipis. “Kuasa atas sebagian wilayah dari Negara Utara.”

“Berapa yang aku dapat?”

Presiden menarik nafas gusar. Dia menandaskan wine pada gelasnya kemudian menghela nafas berat. “Dua puluh persen.” Sky tertawa remeh.

“Aku bisa menghancurkan Negara Utara sekarang juga tanpa bantuan kalian dan kemudian mengambil alih Negara Selatan. Apa kau baru saja memberikan undangan untuk menghancurkan dua negara, Tuan Presiden?” Punggungnya bersandar pada kursi selagi dia tersenyum separuh.

Deputi bagian strategi, Brigjen. Styles mengambil alih. “Tiga puluh lima persen dan juga hanya bekerja dibalik layar.”

Sky tertawa ringan. “Sepertinya Tuan Styles lebih pantas menjadi presiden,” katanya mencemooh. “Tiga puluh lima persen wilayah termasuk aset-aset negara yang berada di wilayah ku. Semuanya akan berada dibawah namaku.”

“Jangan lewati batasanmu, Mayor!” sang Wakil Presiden berseru marah.
“Kau seharusnya tahu dimana tempatmu berada. Lancang sekali—“

“Aku tidak berbicara sebagai seorang prajurit patriotisme, Tuan Wakil Presiden yang terhormat.” Sky mengetatkan rahang ketika dia kembali berujar penuh penekanan, “Aku berbicara sebagai Sky Heinz, penyumbang utama dana untuk perang dan juga pengusaha besar. Ingat siapa yang membawamu menduduki kursimu itu.”

Wakil presiden terdiam di tempatnya. Membeku. Meski pancaran kemarahan masih tergambar di kedua matanya.

“Nak, jangan sampai kau kehilangan kendali dirimu sendiri hanya karena haus kekuasaan.” Carlos Winston, yang kali ini hadir, berbicara dengan lelah.

Manik biru Sky bergulir pada orang yang merupakan ayahnya. “Lihat siapa yang berbicara. ‘Nak?’ Apa kau baru menganggapku anak sekarang?” Kepalanya menggeleng dengan wajah miris.

“Lupakanlah. Tuan-tuan yang terhormat, sekali lagi aku tegaskan, aku melakukan ini untuk kesalahan kalian dimasa lalu. Aku sudah mengorbankan banyak hal dan ini semua tidak sepadan sedikitpun. Berharap sajalah aku mati di langkah terakhir.”

Netranya datar, nyaris bosan ketika akhirnya dia menyelesaikan kalimatnya. Mereka terdiam. Walaupun Sky jauh lebih muda, pikirannya sungguh luar biasa. Tidak ada yang bisa dilakukan selain menurut dan beruntungnya Sky masih mau mendengar.

Sky [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang