Sky-17

480 55 8
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vote dan comment ❤️

___________

Kemenangan semakin terlihat tapi aku semakin tenggelam.

____________

Sky-17 : First

Medan Canae tidak pernah berubah. Masih menjadi neraka bagi prajurit penakut dan surga bagi mereka yang ingin balas dendam juga melampiaskan amarah. Awan berarak dan angin bertiup. Hari semakin sore ketika sang Komandan meniupkan peluit dengan tiupan panjang.

Tanda jika mereka harus bersiap karena kereta telah datang. Belasan, hingga puluhan orang berdesakkan untuk menaiki kereta. Mereka yang tersisa, yang telah berjuang diantara hidup dan mati, sekali lagi harus puas untuk bersabar dan berharap kereta cepat membawa mereka kembali ke ibu kota.

“Jangan dipaksakan! Ada satu kereta lagi yang akan datang. Lima menit lagi!” sang Komandan kembali berseru dan prajurit mau tidak mau harus mematuhinya.

Walau rasa takut tetap saja tidak bisa dienyahkan dengan mudah. Tentu saja. Di Medan Canae, lima menit berarti apapun dapat terjadi. Sang Komandan mengetukkan sepatu boot-nya pada tanah dengan tidak sabar kendati seharusnya bersikap tenang. Dia terluka, pun dengan para prajuritnya.

Tengah malam tadi, pusat memberikan perintah baru. Yaitu memasang bom waktu tiap lima meter  dan menutupnya dengan benar. Menguburnya di dalam parit yang mereka tempati. Membuatnya seolah tidak terjadi apapun. Dan dua kereta akan menjemput mereka pada jam lima sore untuk kembali ke ibu kota.

Sang Komandan menghela nafas lega ketika kereta mulai terlihat dan semakin mendekat sebelum kemudian berhenti dan pintu gerbong terbuka. Dia meniupkan peluit sekali lagi dan bergabung masuk setelah menekan tombol merah di samping pintu.

Helaan nafas lega mulai terdengar dari tubuh-tubuh yang lelah. Pun dengan sang Komandan. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis di wajahnya yang mulai menunjukkan garis-garis keriput.

Dia tidak tahu apa yang terjadi di markas pusat. Apa yang direncakan, tapi jelas bersyukur karena mereka kembali ditarik ke ibu kota.

Tempat teraman di Negara Selatan untuk saat ini.

SKY—Harry Styles

Jarum pendek pada jam dinding telah berada di angka sepuluh dengan jarum panjang di antara angka sembilan dan sepuluh. Suara derap kaki menggema di sepanjang lorong yang sepi sedangkan Letkol. Winston berjalan dengan tenang.

Dia berhenti di depan pintu kayu dan mengetuknya dua kali, kemudian memasuki ruangan. Asap dari nikotin menyambutnya dan Letkol. Winston mengernyit sebelum kemudian berdiri di ujung meja dengan tangan memegang dua lembar kertas berisi laporan misi serta tab.

“Bagaimana, Raffael?”

“Sukses,” jawabnya dengan datar dan tegas. “Kedua kereta akan tiba di ibu kota pada pukul lima pagi paling lambat. Saya juga telah meminta rumah sakit untuk bersiap mulai pukul tiga. Dikonfirmasi terdapat 2.000 prajurit tewas dan 371 lainnya terluka; 98 luka berat dan 273 lainnya luka ringan, dari total 3.000 prajurit yang dikirim sebelumnya.”

Brigjen. Styles yang duduk dan menghisap cerutu menganggukkan kepala dengan senyum puas. Deputi Strategi dan Operasi tersebut nampak senang dengan lancarnya rencana mereka.

Sky [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang