___________
“Aku masih merasakan nafas dan bisikanmu. Sedangkan aku memohon kematian.”
___________
Sky-22 : The Cloud and The Sun
Hari semakin siang ketika mereka akhirnya keluar dari ruang rahasia. Kemudian salah seorang prajurit mengatakan mereka harus segera bersiap karena akan berganti markas. Wajah mereka pucat dan rasa bersalah menghantui. Ketika menunduk, ada rasa iba yang menguar.
Seluruh prajurit sudah selesai bersiap tiga jam kemudian. Dan ada sebagian kecil prajurit yang dipulangkan. Mereka adalah orang yang tidak kuat secara mental. Untuk meminimalisir korban, kata Sky pada Letkol. Gray kala itu.
Mereka meninggalkan markas sementara mereka dan pergi menuju tempat antah berantah. Ketika akan menaiki pesawat, Harry mendapati Sky yang berjalan dipapah oleh Raffael Winston. Wajahnya pucat tapi matanya, setiap orang bisa melihat adanya api yang berkobar liar pada manik birunya.
Ketika keduanya hanyut dalam suatu tatapan yang saling menenggelamkan, Harry tidak lagi mendapatkan secercah kehangatan. Dia bertanya. Tapi Sky mengalihkan pandangan dan bersandar pada Raff dan mereka memasuki pesawat yang berbeda.
Liam Payne menyelinap ke pesawat yang sama dengan Harry. Pria itu yang seharusnya di samping Sky, justru berada di sebelah kanan Harry. Ketika dia melempar pandangan bertanya, Liam Payne menunduk. Ada sebuah wireless earphone yang terpasang.
“Bukankah seharusnya kau di sana?”
“Sky terlihat mengerikan. Dia seperti siap untuk membunuh kapanpun dan Raff sudah seperti kekasih pencemburu.”
Harry mendenguskan decihan. “Kekasih pencemburu,” ulangnya.
“Seluruh emosinya tengah naik ke permukaan dan ini semua perbuatan Raff.” Liam menghembuskan nafas yang terdengar lelah. “Pria itu benar-benar.”
“Makusudmu, Raff sengaja mempermainkan emosi Sky?”
Liam mengangguk. Dia berpaling dan menatap pada perempuan yang tengah duduk dengan tidak tenang dan begitu kikuk. Listie. Ketika dia mendongak, Liam masih tetap menatapnya. Dengan pandangan tidak suka yang terang-terangan.
Listie menunduk dalam kalut.
Harry kemudian membuka kembali percakapan. “Keluarga Winston itu seperti apa? Aku mendengar tidak ada skandal apapun tentang keluarga terhormat itu,” katanya.
“Mereka sebenarnya baik. Masalahnya ada pada Carlos Winston. Dia orang yang beranggapan jika anak perempuan adalah kesalahan dan aib. Sky menderita. Diperparah dengan ibunya, Esme, yang sibuk dengan statusnya sebagai sosialita kelas atas.”
Ucapan Liam semakin membuktikan pada Harry jika perempuan itu adalah perempuan yang begitu tangguh. Dia terhanyut dalam diam dan suara berisik dari para prajurit dan remahan keripik kentang yang dimakan oleh Kapten Horan menghiasi telinganya.
“Tapi semuanya berubah saat Sky pulang dari Negara Utara. Dia tidak pulang ke rumah orangtuanya melainkan rumah keluarga Louis Tomlinson, sepupu dari pihak ayahnya. Satu-satunya sepupu yang dia miliki,” ujar Liam kemudian.
Sesungguhnya, dia berharap Harry bisa membawa Sky kembali dan tidak tersesat. Tapi kemudian dia menyadari rasanya terlalu sulit jika Harry tidak menerima sedikit bantuan. Dan menyadari adanya salah satu penghambat paling besar, untuk yang satu ini baik Liam atau siapapun tidak bisa menyentuhnya.
Listie berada dibawah tanggung jawab Harry. Dan Sky melindunginya sebagai warga sipil meskipun ucapan serta perilaku yang ditunjukan begitu pekat dengan kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky [Harry Styles]
Fanfiction[Harbara Fanfiction] [Even this story is completed, please gimme your vote and comments.] "To find peace, you should prepare for war. To love somebody, you must prepare for fall." Romansa bukan hal yang bagus terjadi diantara medan perang. Tapi tida...