Sky-3

726 93 17
                                    

Aloha, lama tidak bertemu.

Tenang aja, aku lagi baik hati buat update. Yang kemarin itu cuman buat hiburan doang hehe..

Tapi jangan lupa vote dan comment, ya!

Selamat membaca

_____________

Sky-3 : He Says, She is Sexy

Kurang lebih dua tahun berlalu semenjak kejadian Medan Canae, aku masih sering bermimpi buruk. Sungguh, rasanya sangat buruk. Jika saja aku bisa memilih saat itu, mungkin aku akan pasrah. Tapi pasrah hanya bagi seorang pecundang, dan aku bukan pecundang. Hampir.

Kabar baiknya? Aku menjadi seorang mayor pada usia muda, meraih penghargaan, gaji tinggi, dan mendapat kehormatan.

Jangan lupakan julukan Iblis Langit yang aku peroleh karena setelah pertempuran Medan Canae, aku menjadi prajurit dengan bakat tinggi. Aku mengetahui apa yang harus aku lakukan dan menghilangkan rasa takut juga menekan emosi yang kerap mengganggu.

Kabar buruknya? Aku cukup takut untuk tertidur. Seolah jeritan, tangisan, ratapan, dan sumpah serapah dari musuhku terus berdenging. Begitu pun dengan nyawa teman-temanku yang tidak sempat aku selamatkan.

Bukan hal mudah bagiku untuk melewatinya.

“Mayor?”

“Mayor!”

Aku tersentak. “Ada apa?” tanyaku, menoleh lewat bahu dan mendapati asistenku menatap dengan khawatir padaku di ambang pintu. Sekilas dari sudut mataku, langit sudah berubah menjadi jingga. Oh, sudah berapa lama aku melamun?

“Maaf, tapi dewan negara, utusan dari markas, dan Mayor Styles telah menanti Anda. Mereka berada di ruang tamu.”

Mengangguk, aku lantas memakai pakaian dinasku, mengambil setumpuk kertas berupa laporan dan berjalan cepat. Membuat dewan negara menunggu adalah petaka. Aku tidak mau mendengar sindiran mereka tentang kedisiplinan. Jika terlambat jangan salahkan aku, mereka tidak memberi kabar tentu saja aku tidak tahu.

Pintu yang dijaga oleh dua prajurit dibuka begitu mereka melihatku. Ruang tamu di kantor pos ini cukup besar dengan dua sofa berukuran cukup besar berwarna biru tua yang anggun.

Ruangannya sudah bersih, mungkin karena setelah tiba sebelum makan siang tadi, mereka bergegas membersihkan ruangan-ruangan di bangunan ini.

Di sofa itu, aku melihat tiga dewan negara berpakaian formal, seorang utusan berpangkat Letnan Kolonel, dan Mayor Styles. Aku melakukan hormat, kemudian segera bergabung dengan duduk di sebelah Mayor Styles dan Letnan Kolonel Andrews.

“Baiklah, kita mulai saja rapat dadakan ini. Berhubung seluruh peserta telah hadir. Untuk Mayor Styles dan Heinz, kami dewan negara mengucapkan terima kasih karena kalian bersedia untuk mengambil tugas ini—“

Tentu saja, bodoh.

“—tapi, karena keadaan yang belum memungkinkan bagi politisi untuk berunding dengan dewan dari Negara Utara, kami sangat berharap kalian bersedia tinggal di sini beberapa hari lagi,” jelas pria berkepala plontos berbadan cukup gemuk. Aku mengenalnya sebagai Mr. Floyd, salah satu dewan penting di Negara Selatan. Untuk ukuran pejabat sepertinya, sejujurnya dia pria yang ramah.

Sky [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang