Sky-18

540 54 15
                                    

Jangan lupa vote dan comment ok? Kan ngga mahal hehe❤️

__________

Aku merindukan matahari yang membagi cahayanya untuk bulan.”

__________

Sky-18 : Under The Moonlight

_________

Harry menghabiskan waktunya dengan mengadakan rapat dengan beberapa anggota pasukannya untuk misi yang akan datang. Dan ketika dia baru saja akan mengambil makan siang, langkahnya terhenti ketika melihat Kapten Payne dan Lettu Hill. Tubuhnya sedikit merapat pada dinding untuk bersembunyi dan bisa mencuri dengar apa yang mereka bicarakan.

“Kita tidak bisa membiarkannya terluka terus. Tuhan, dia bahkan tidak bisa melawan si Sialan Raff!” Lettu Hill terdengar begitu jengkel dan putus asa.

Kapten Payne menyahut setelah ada keheningan yang menjeda. “Semuanya akan sesuai rencana, Hailee. Kita tidak bisa begitu saja menghilang karena jika itu terjadi, markas pusat dan Raffael Winston akan turun tangan langsung. Sky adalah salah satu berlian mereka.”

“Tapi yang kemarin sudah lebih dari cukup, sial!”

“Berhenti berteriak, Hailee. Kita akan tetap pada rencana, oke?”

“Baiklah. Aku akan menghampiri Sky. Sampai jumpa.”

Ketika suara langkah kaki semakin terdengar jauh, Harry kembali berjalan menuju ruang makan. Pikirannya mulai bercabang dan kepalanya semakin pening. Tentu dipenuhi oleh banyak pertanyaan dan ini semua berkaitan dengan sosok perempuan yang baru memasuki ruang makan tak lama setelah Harry mendudukkan dirinya.

Dan yang mengejutkan, Sky duduk di depannya dan tersenyum.

Tidak—bukan itu, melainkan karena Harry masih dipenuhi oleh banyak pertanyaan yang mungkin tidak akan terjawab dan kedatangan Sky membuat kepalanya semakin penuh. Secara tidak sadar, Harry bahkan sudah mengerang.

“Ada apa?”

“Tidak. Maksudku, kepalaku hanya sedikit pening,” jawab Harry. Bersyukur karena tidak berbicara dengan terbata-bata dan membuat Sky tampaknya percaya.

Sky tersenyum hangat kepadanya. “Misi kita sebentar lagi, jangan sampai kau sakit. Beristirahatlah selagi bisa.”

“Kalau begitu, kau ingin menemaniku?”

“Sayang sekali, aku harus menyelesaikan laporan terakhir di sini.” Padahal, Harry baru saja akan tersenyum senang ketika Sky tersenyum tadi.

Mereka menyelesaikan makan siangnya dalam hening. Namun keduanya jelas tidak merasa canggung, melainkan nyaman. Sayangnya, Sky terus menepis perasaan nyaman tersebut.

Harry selesai lebih dulu. Dan seperti kebiasaannya belakangan ini, dia memperhatikan Sky yang masih menghabiskan makan siangnya. angannya gatal ingin membenahi anak rambut Sky dan menyelipkannya di belakang telinganya.

“Bagaimana jika kita berendam di sungai?” Harry tidak menyalahkan dirinya yang mengutarakan pertanyaan itu. Hanya Harry baru mengingat Sky terluka saat di sekitar sungai dan itu membuatnya khawatir—

“Tidak masalah. Mungkin pukul delapan?”

Bibirnya melengkung dan menular pada Sky. Untuk sejenak, keduanya larut dalam suasana yang mereka ciptakan dan Harry mengulangnya dengan antusias. “Pukul delapan.”

Sky [Harry Styles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang